Januari Menggila bersama Muslimah Pelangi






Sepanjang tol Jagorawi dalam sebuah mobil, tawa membuncah yang di dalamnya karena terdapat 18 gadis manis dengan aneka ragam ‘rasa’. Keragaman tiap jiwa, “ kawan, inilah persahabatan yang Illahi talikan dalam hati kita”.

Sekian lama kita merencanakan hanya untuk hari itu. Di mana kita dalam satu suasana dan satu rasa. ah, sahabat! kau tahu sahabat, bagaimana rupa hati ku kala kita bersatu ( lagi).
"muslimah pelangi"

Kita bak pelangi yang berbeda warna namun kita menyatu dengan indah
Perbedaan yang tertanam dalam diri kita adalah simbol yang Allah berikan untuk kita merasa dan berpunya

Acara yang baru kita lewati bukanlah sekedar acara " just for fun", melainkan acara yang seharusnya bisa kita jadikan waktu yang tepat untuk kita saling bemuhasabah di sana. Tapi tak apa kawan, ku yakin hati kita sudah bermuhasabah denganNya.

Dalam perjalanan aku sempat berpikir, masih kah kita mampu tertawa begitu membahana jika kita mengingat waktu yang sebentar lagi akan datang. Sedih? tentu saja! namun ku pikir tak perlu kita membahas itu, yang kita tahu, kita bersenang-senang selama bersama di sana.

Aku yakin, rasa syukur tak lepas dari bibir dan hati kita. Sebuah kebersamaan yang tersusun rapih di dalam sebuah bangunan natural yang subhanallah menghidangkan pemandangan bukit yang menjulang tinggi dengan sisi pinus yang gagah berdiri, embun tetap menempel pada tangkai, kabut menyejukan hati,. Liak-liuk jalan seirama dengan tawa renyah, lepas, dan bebas,yang membuat mata tak ingin melepaskan nanarnya menatap angkasa yang kerlap kerlip selaksa jiwa kita yang bertebaran bersama bara jagung bakar yang sudah dilahap gigi-gigi lapar kita.

Padahal ku tahu, usai kita menyantap ikan bakar ala muslimah pelangi, ku tahu cacing dalam perut sudah sedari tadi terlelap. Namun, kita tetap saja tertawa dengan sisa sisa makanan yang masih menempel di gigi.


Bahkan kita seperti anak kodok yang baru bertemu hujan, sungguh ku senang sekali melihat kalian meluapkan segala penat dibawah air terjun yang tak cukup tinggi itu, tapi ya sudahlah! melihat kalian melepaskan segala kejenuhan sudah cukup bagi ku untuk menjadi "penonton" setia kalian.

Belum lagi mengingat " crazy games " yang kalian lakoni. Aku tertuduk menyimpan tawa. Memandangi dan nikmati kebersamaan kita. Meski sejujurnya aku sedih, namun selalu ku tepis semuanya. Aku ingin kita benar benar bahagia,tanpa celah.`

Kalian ingin mengulangnya,kawan??

Berharaplah pada Tuhan untuk sesuatu yang indah yang akan Ia berikan pada kita, namun ada pesan yang ingin ku suratkan " jangan pernah mengedepankan sisi negatif yang ada dalam diri kita, mengertilah sebelum kau dimengerti. pelangi itu berbeda warna, namun mereka tetap indah. Tak pernah saling sikut ataupun saling mengumpat. Kita adalah pelangi itu. Maka bersatulah untuk mengindahkan hidup kita dan menyebarkan keindahan pada oranglain"

Duhai wanita yang kini kalian menjadi saudara meski kita berbeda rahim, senang atau tidak! mau atau tidak itu bukan urusan ku ( lagi). Ini takdir Tuhan yang menetapkan kita sebagai saudara.

Kita bukan hanya sekedar bernafas tanpa alasan
kita berjalan bukan hanya untuk dekati tujuan
kita hidup bukan sekedar untuk senang
melainkan untuk sebuah perpisahan
Ya, perpisahan, cepat atau lambat raga kita akan berpisah
Dan ku mohon,
Jangan pernah menyesali atau mengutuk pertemuan dan perpisahan yang kelak terjadi
Raga kita memang akan berpisah, namun hati
 Aku yakin sahabat
"kita akan selalu bersama dalam sebuah kenangan"


dinding asrama, 09.14 PM
with love
Fe meandallah
( Fenot, Yunda, Bela, Neng, Feny)

Share this:

0 komentar :