TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for Juli 2012
Ber-Terimakasih-Lah

Sederhana sekali untuk menguraikan kata terima dan kasih yang disatukan dengan berbeda arti. Kembali, menjadi pendengar atau lebih tepatnya saling mendengarkan adalah salah satu 'jalan' untuk memperkaya diri dengan kearifan.

Siang ini saya 'berbincang' melalu salah satu media dengan teman lama. Dia memiliki perawakan yang tenang, sederhana dan tidak neko-neko. Saling bertanya kabar dan perkembangan diri masing-masing. Simple! Tetapi dari bincangan itu, saya bisa menyerap banyak hal. 

Pertama, selalu mengondisikan diri tetap sebagai pribadi yang 'zero' agar tidak pernah merasa menjadi 'hero'. Kenapa begitu? karena ketika kita menganggap diri masih 'NOL' maka kita akan selalu berusaha untuk membuat diri kita menjadi 'SATU' . Namun ketika kita sudah puas dengan keberadaan kita pada titik 'SATU', maka akan ada penurunan kesempatan kita untuk memperkaya diri dengan segala kesederhanaan. Merasa tinggi akan membuat kita berada diawang-awang dengan sifat sementara. Tetap berpijak pada bumi adalah jalan terbaik untuk konsisten dalam memperkaya diri. Sedikit tapi sering lebih baik daripada banyak namun sekali.

Kedua. selalu mengadopsi sifat air yang bisa menyesuaikan diri dengan wadah. Air ketika berada digelas, maka ia akan berbentuk menyesuaikan gelas,ketika berada dipiring maka ia akan menyesuaikan. Begitu juga dnegan kita. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang easy going dan diterima disemua kalangan. Sebenarnya sederhana! Bersikap biasa saja dan jangan berusaha 'menonjolkan' diri. "Ini loh gue yang bisa ini, bisa itu. ini loh gue yg alim. ini log gue yg kaya. ini loh gue yg cantik. dan ini loh ini loh lannya". Masing-masing kita bisa menilai tanpa harus lebih dahulu diberitahu dengan "ini loh-nya". Hal ini yang akan membuat kita menjadi pribadi yg Ekslusif.

Ketiga, Perlahan tapi pasti. Diam tapi bergerak. Nah loh, bisa dibayangin gak tuh bagaimana kita diam tapi bergerak? Yap! pereumpamaan yang satu ini pas banget untuk kita yang gak banyak omong tapi melakukan sesuatu! Saya pribadi punya daftar rencana atau ide yang brilian, tapi terbentur dengan satu masalah yaitu M-E-M-U-L-A-I! satu pekerjaan yang paling sulit untuk dilakukan. Manusia gak akan pernah bisa sendiri. Harus tetep punya patner, dan satu hal yang cukup sulit adalah, menemukan teman kerja yang SESUAI.


Keempat, seperti judul tulisan saya kali ini. BER-TERIMAKASIH-LAH. Kekeliruan yang sering kita lakukan adalah ketika kita dalam perasaan kecewa, gagal, sedih, terpojokkan, mendapat masalah, dan kondisi dimana kita selalu menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa kita. Saya juga sama, seperti itu ketika saya sedang merasa Tuhan tidak berpihak pada saya. Tetapi dewasa ini, tanpa mengada-ngada saya hampir kehabisan kata untuk mengucap terimakasih padaNya atas apapun yang Tuhan beri. Termasuk rasa sakit, rasa tidak mampu dan aneka rasa negatif lainnya yang membuat saya terbuka matanya kalau Hidup itu ya memang begini! Gak ada yang perlu kita caci, kita sesali, atau kita takuti. Dengan atau tanpa hakiman dari kita, waktu tetep berjalan dan hari tetap berlangsung. Gak ada yang bisa kita tahan, kita putar, kita rubah kecuali sikap menerima dari kita. Apa yang kita terima, itu juga yang kita kasih. Apa yang kita punya, itu juga yang kita bagi.

Banyak belajar dari banyak tempat, banyak orang dalam waktu yang berbeda. Semua ada manfaatnya kalau hati dan pikiran selalu menerima dengan luas dan 'kosong'. 

Pelajaran untuk saya pribadi, dan ( mungkin) kita:)

Thanks God for everything i have, feel and enjoy:)
Kata orang, jalan pulang itu tidak selalu sama dengan jalan pergi. Bagiku hanya ada satu jalan,pergi adalah pulang. 
(Kilometer itu bernama, Kamu)
Menikah??
*Ayeye! sengaja banget judulnya dibuat mini:)

Dari mengeja judulnya saja sudah memancing 'sesuatu' yang gak biasa,bukan? Sama! Inilah repotnya kita yang masih betah M-E-L-A-J-A-N-G!

Terlepas dari teori klasik tentang takdir dan jodoh ya:)Bukan kapasitas saya untuk panjang lebar berbicara tentang hal tersebut.

Pada dini hari yang cukup dingin ini, setelah sahur saya tergerak untuk menulis tentang ini. Ada yang mengatakan pengalaman atau true story ya silahkan saja:)

Menikah? pertanyaan yanng kadang membuat seseoraang dirundung masalah. Betapa tidak? pertanyaan tersebut biasanya ditujukan pada sosok yang sedang bergelut dengan satu rasa atau satu keinginan untuk menyegerakan tetapi sulit untuk dibuat menjadi nyata.

Contohnya saja saya sendiri. Anggaplah saat ini saya ingin menikah. Tetapi saya masih ingin melanjutkan kuliah terlebih dahulu, juga ingin berbuat banyak melalui kegiatan sosial yang saya gandrungi, ingin ini itu banyak sekali:).

Yap! saya tahu dengan pasti, alasan-alasan tersebut memang belum cukup bisa dijadikan alasan yang tepat untuk menunda menikah. Tetapi kalau alasannya karena belum punya PASANGAN??? OMG! saya juga gak bisa banyak omong. hehehe. Cari dong. Semua juga butuh usaha. Makanya, sering-sering hadir ke tempat-tempat yang banyak orang. Contoh, seminar, bedah buku, talkshow, diskusi in formal, atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan passionnya kamu deh. Kenapa begitu? karena jodoh kan gak selalu dateng gitu aja. Punya cara masing-masing tentunya.

Atau dengan alasan belum punya uang, belum mapan eh tapi tiap hari pacaran, nonton, makan, ngemall, smsn, telponan, BBMan,Wassapp-an,Fb-an de el el??? Pake uang gak tuh??

Atau apa lagi yaaa???? Gak dapet restu?? hehe. Ini mah masalah yang sebenernya bisa diantisipasi kalau dari awal kamu sudah melibatkan orangtua. Ya, setidaknya sebelum menentukan pilihan, selain konsul dengan Allah, Harus konsul juga dengan orangtua dong:)
Tapi, terlepas dari apapun alasan itu, benang merahnya adalah masalah Kesiapan. Kesiapan yang kompleks meliputi lahir dan batin, materiil maupun non materiil. Lengkap kalau kita bicara tentang kesiapan- persiapan.

Beberapa malam yang lalu, Bos saya melontarkan satu pertanyaan " Kapan kamu mau menikah?" saya hanya menjawab dengan senyum, ya! jawaban yang selalu saya kasih kalau ada yang bertanya pertanyaan yang sama. Kadang saya heran, apa perempuan berusia 22 tahun sudah dianggap tua kalau belum menikah? kalau dibandingkan dengan pasien-pasien saya yang sudah melahirkan diusia 15 tahun ya tentu aja saya kalah:( tapi bukan itu sebenarnya masalahnya.

Buat saya pribadi, nikah itu gak segampang buat pisang goreng. Yang cuma modal tepung, pisang, minyak, wajan, api. But More Than!Oke, masalah calon sudah terselesaikan. Tapi kalau pasangan kita belum mengarah kesana?? Aha, terlepas dari rasa yang disebut 'cinta' saya sih menyarankan untuk Go ahead aja deh! Coba dipikir, menjalin hubungan serius tapi gak punya ujung ke pernikahan, so For WHAAAT??
Lain lagi masalahnya. Banyak banget loh buat nikah aja susah banget. Kenapa??? Karena memang Gak mudah!

Intinya mah, Yuk kita minta aja deh sama yang Punya Hidup. Dari pada makin galau, mending kita banyakin istigfar, banyakin sujud dan banyakin silaturahmi plus sedekah. Ya, bisa jadi semua diperlancar. Dan satu lagi, selain libatkan Tuhan, jangan lupa libatkan orangtua juga:)) Niat yang baik insyaallah dipermudah:)
Menikah? Yuk Yak Yuk:D
Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ►  2021 ( 20 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 10 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 6 )
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ►  2017 ( 20 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 6 )
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ►  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ►  Juli ( 8 )
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ▼  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ▼  Juli ( 3 )
      • Ber-Terimakasih-Lah
      • Prolog
      • M-E-N-I-K-A-H (?)
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes