Ber-Terimakasih-Lah
Ber-Terimakasih-Lah
Sederhana sekali untuk menguraikan kata terima dan kasih yang disatukan dengan berbeda arti. Kembali, menjadi pendengar atau lebih tepatnya saling mendengarkan adalah salah satu 'jalan' untuk memperkaya diri dengan kearifan.
Siang ini saya 'berbincang' melalu salah satu media dengan teman lama. Dia memiliki perawakan yang tenang, sederhana dan tidak neko-neko. Saling bertanya kabar dan perkembangan diri masing-masing. Simple! Tetapi dari bincangan itu, saya bisa menyerap banyak hal.
Pertama, selalu mengondisikan diri tetap sebagai pribadi yang 'zero' agar tidak pernah merasa menjadi 'hero'. Kenapa begitu? karena ketika kita menganggap diri masih 'NOL' maka kita akan selalu berusaha untuk membuat diri kita menjadi 'SATU' . Namun ketika kita sudah puas dengan keberadaan kita pada titik 'SATU', maka akan ada penurunan kesempatan kita untuk memperkaya diri dengan segala kesederhanaan. Merasa tinggi akan membuat kita berada diawang-awang dengan sifat sementara. Tetap berpijak pada bumi adalah jalan terbaik untuk konsisten dalam memperkaya diri. Sedikit tapi sering lebih baik daripada banyak namun sekali.
Kedua. selalu mengadopsi sifat air yang bisa menyesuaikan diri dengan wadah. Air ketika berada digelas, maka ia akan berbentuk menyesuaikan gelas,ketika berada dipiring maka ia akan menyesuaikan. Begitu juga dnegan kita. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang easy going dan diterima disemua kalangan. Sebenarnya sederhana! Bersikap biasa saja dan jangan berusaha 'menonjolkan' diri. "Ini loh gue yang bisa ini, bisa itu. ini loh gue yg alim. ini log gue yg kaya. ini loh gue yg cantik. dan ini loh ini loh lannya". Masing-masing kita bisa menilai tanpa harus lebih dahulu diberitahu dengan "ini loh-nya". Hal ini yang akan membuat kita menjadi pribadi yg Ekslusif.
Ketiga, Perlahan tapi pasti. Diam tapi bergerak. Nah loh, bisa dibayangin gak tuh bagaimana kita diam tapi bergerak? Yap! pereumpamaan yang satu ini pas banget untuk kita yang gak banyak omong tapi melakukan sesuatu! Saya pribadi punya daftar rencana atau ide yang brilian, tapi terbentur dengan satu masalah yaitu M-E-M-U-L-A-I! satu pekerjaan yang paling sulit untuk dilakukan. Manusia gak akan pernah bisa sendiri. Harus tetep punya patner, dan satu hal yang cukup sulit adalah, menemukan teman kerja yang SESUAI.
Keempat, seperti judul tulisan saya kali ini. BER-TERIMAKASIH-LAH. Kekeliruan yang sering kita lakukan adalah ketika kita dalam perasaan kecewa, gagal, sedih, terpojokkan, mendapat masalah, dan kondisi dimana kita selalu menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa kita. Saya juga sama, seperti itu ketika saya sedang merasa Tuhan tidak berpihak pada saya. Tetapi dewasa ini, tanpa mengada-ngada saya hampir kehabisan kata untuk mengucap terimakasih padaNya atas apapun yang Tuhan beri. Termasuk rasa sakit, rasa tidak mampu dan aneka rasa negatif lainnya yang membuat saya terbuka matanya kalau Hidup itu ya memang begini! Gak ada yang perlu kita caci, kita sesali, atau kita takuti. Dengan atau tanpa hakiman dari kita, waktu tetep berjalan dan hari tetap berlangsung. Gak ada yang bisa kita tahan, kita putar, kita rubah kecuali sikap menerima dari kita. Apa yang kita terima, itu juga yang kita kasih. Apa yang kita punya, itu juga yang kita bagi.
Banyak belajar dari banyak tempat, banyak orang dalam waktu yang berbeda. Semua ada manfaatnya kalau hati dan pikiran selalu menerima dengan luas dan 'kosong'.
Pelajaran untuk saya pribadi, dan ( mungkin) kita:)
Thanks God for everything i have, feel and enjoy:)
2 komentar :
mbak dapet award lhoo
Amaya : award apa say?
Posting Komentar