TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for Maret 2013
Kita membiarkan jemari terbuka tanpa ada yang menggenggamnya. Sementara, namun tak tahu kapan akan diakhiri.

Bosan membiarkan malam terlalu tenang. Meramaikan dengan tangisan yang luruh oleh kenangan. Kata mereka " kenangan akan selalu menjadi santapan oleh waktu ".

Jari-jari yang tak lagi digenggam. Ia mencari kehangatan pada siang.  Pada satu sinar yang juga berdurasi. 

Pertanyaan mulai memenuhi ruang yang tak berongga didalam sana. Mencari lubang yang bisa diterka. Hilang perlahan, sebab lubang akan tertutup lagi. Akan ada rahasia tentang dinginya malam. membuka diri dalam kesahajaan. Diam, hilang..

Sebab jemari akan terus mempersiapkan. Rongga berbatas yang akan saling menghangatkan. Diam, namun saling mendoakan. Diam sebab Tuhan selalu mendengar.

Sebab pergi dalam diam hanya membuat lubang kembali bertuan. Sebab malam selalu tanpa suara raya.
Itu benar. 

Yang kamu jaga dengan kedua tangan mu, yang kamu dekap dengan hati mu, yang kamu doakan dengan khusyukmu, kelak akan ada lubang yang membuat perih luka. Karena sebenar-benarnya yang kamu jaga akan melukai semuanya.

Lepas!

Biarkan saja. 

Lantas titipkan saja harapan pada Dewa diatas sana. Dewa tunggal dengan macam makna. Karena sebenar-benarnya, Dia tunggal dan Maha. 

Asa dan rasa yg disebut dunia sebagai cinta akan bertahan dalam tempo. Namun luka akan selalu ada,tepat pada sisi-sisi yg tak pernah kita rasa.
Dengan segala kerendahan nafas yang mulai menghirup udara pagi,mengembang-kempiskan rongga dada. Membiarkan kealamian udara melewati tiap dinding-dinging saluran pernafasan. Semakin dalam hingga turut menyegarkan saluran hipotalamus.


Ada yang merekah, membentuk lengkungan sempurna membentuk sebuah senyuman..


Dia pernah memanggilku, sayang. Membisikan semua rangkaian kata yang menurutnya mungkin saja itu indah. Sementara aku memang tengah mabuk, tengah dibuai oleh rasa dengan aneka warna hingga menyulap hari menjadi tak pernah sama suasana. Dia menjadi candu..

Aku jatuh cinta...

Sebuah deklarasi sederhana dengan kata yang juga biasa saja. Namun dibalik itu, ada sebuah harapan yang mulai ditanam, perlahan. Dengan langkah - langkah kecil, dengan doa-doa pendek. Semua menjadi cerita dalam sebuah perjalanan. Tidak lebih dari gelagat hati yang tengah menyesakan ruangnya dengan udara-udara segar dari langit yang bersih.

Aku jatuh cinta...

Kataku pada bunga yang mulai merekah, semakin indah dengan keberadaan buliran embun pada permukaanya yang lembut. Membelai kelopaknya, merasakan dinginnya rerumputan menyusup hingga pori-pori kedua kaki telanjangku.

Dia pernah memanggilku,sayang..

Hingga pada akhirnya dia seperti embun dipagi ini. Memberi keindahan diawal waktu, namun perlahan menghilang dari permukaan. 

Aku jatuh cinta, namun hilang dipenggalan waktu
Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

  • Bubur Manado Rasa Jayapura
    Jika berkunjung ke Papua dan mencari kuliner khas Papua, pasti semua orang akan mencari menu yang bernama Papeda . Iya, salah satu menu ut...
  • ( Karna ) Hujan
    ( Karna ) Hujan adalah cara alam memperlihatkan bahwa setiap ruang adalah kawan yang saling berkaitan , proses yang selalu k...
  • Ke-(Mati)-an
    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny...
Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ►  2021 ( 20 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 10 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 6 )
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ►  2017 ( 20 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 6 )
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ▼  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ►  Juli ( 8 )
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ▼  Maret ( 3 )
      • Sebab Diam
      • Bukan Puisi
      • Indah itu bernama,Pagi
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ►  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ►  Juli ( 3 )
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes