TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for November 2017
Akhirnya hari Minggu kali ini jauh lebih produktif, karena sudah empat kali hari Minggu hanya saya habiskan di atas tempat tidur dan di depan laptop. Aktivitas yang cukup membosankan namun tidak ada pilihan lain. Saya anggap, tidak apa selama enam bulan di sini hanya untuk bekerja (saja).

Pagi ini saya kembali terlibat dalam membagi edukasi melalui radio. Semacam hobi lama yang tidak bosan-bosannya saya lakoni. Sebelum itu, saya terlebih dahulu mengisi perut saya dengan bubur ala Bandung di Lapangan Blang Padang. Salah satu pusat aktivitas masyarakat di Minggu pagi di Banda Aceh. Karena di lapangan ini tersedia aneka kegiatan baik kegiatan olahraga, bazar, maupun kegiatan sosial lainnya  dan yang tidak kalah penting adalah adanya aneka makanan yang tersedia di barisan tempat makan.

Tentang 'sarapan' minggu pagi. Sarapan yang saya maksud di sini tentu tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang hal-hal lain yang tubuh perlukan. Seperti udara segar, energi positif yang didapatkan dari aktivitas di minggu pagi dan silaturhami, yang mungkin selama ini tidak kita sadari bahwa sebenarnya kita membutuhkan hal-hal sederhana, seperti sarapan yang mungkin hanya dengan sepotong roti, kudapan atau hanya satu buah apel atau buah lainnya. Sesederhana itu, porsi kecil. 

Karena ternyata, tubuh kita memang begitu membutuhkan isi ulang energi pada jam-jam tertentu. Tidak hanya energi untuk fisik, tetapi juga untuk mental dan spiritual. Dan mengapa sarapan? Karena saat sarapan, 'porsi' tidak harus banyak, namun yang terpenting ia dilakukan secara terus menerus dan konsisten. Seperti saat kita olahraga, belajar agama, membangun karir, membangun keluarga dan hal lainnya.

Dengan porsi sarapan, membuat kita tetap memiliki ruang untuk mengisi diri kita dengan hal-hal lain yang kita butuhkan di waktu atau jam berikutnya. Tidak mengisinya dalam satu waktu hingga penuh, namun di waktu selanjutnya menjadi kosong dan kekurangan hingga akhirnya membuat tubuh kita menjadi tidak seimbang dan tidak sehat. 

Sejatinya, pratek baik ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita mampu membangun ritme, membangun relasi yang baik dengan diri sendiri serta dengan orang lain. 

Pagi ini, saya tidak hanya sarapan untuk diri sendiri, tidak hanya untuk mengenyangkan perut sendiri. Tetapi melalui siaran di radio Pro 2, saya mencoba mengajak siapapun pendengarnya untuk terlibat dalam kegiatan berbagi informasi tentang kesehatan. Tentu saja saya bukan pakar dari ilmu kesehatan, saya hanya seseorang yang pernah mengenyam bangku kuliah selama lima tahun dan kebetulan itu di bidang kesehatan. Sehingga memang, informasi yang saya sampaikan harus dilengkapi oleh narasumber yang lain. Itu sebabnya, saya tidak bosan untuk mengajak rekan sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya untuk membantu masyarakat memahami bagaimana menjaga kesehatan sejak dini dan oleh diri sendiri.

Karena tentu, sarapan saja tidak cukup. Harus dilanjutkan dengan makan siang, kudapan sehat dan makan malam, serta air putih. Maka, apa yang saya bagikan, saya berikan, harus tetap ditambah dan dilengkapi oleh yang lain. Dengan begitu, kita bisa semakin menjaga kesehatan kita, baik secara fisik, mental dan spiritual. 

Karena tidak mudah, maka mari kita berusaha bersama-sama. Karena sulit, maka mari kita saling membantu. Ayo terus hidup, sehat, dan bahagia.
Jangan lupa sarapan!
Bergantinya siang menjadi malam, malam menjadi pagi, muda menjadi tua, sehat menjadi sakit lalu sehat kembali, hujan lalu terik, dan aneka pergantian yang lain.Dalam keseharian hidup kita semua begitu dinamis, berubah dan menyesuaikan. Dan konon, seperti itulah kita harus hidup. Sebab yang statis hanyalah benda mati. 

Hari ini saya tiba-tiba ingin menuliskan tentang perubahan. Perubahan tentang apapun. Baik tradisi, kebiasaan, bahkan sampai prinsip dalam hidup. Mengapa demikian? Karena nyatanya semua berubah. Banyak hal yang mungkin kemarin masih berlaku, masih sesuai namun hari ini tidak lagi dapat digunakan. Perubahan karena ilmu pengetahuan berkembang, karena teknologi semakin canggih, karena nilai-nilai semakin mengikuti sang tuan. 

Apa yang terjadi ketika semua berubah? Bisa jadi kekacauan yang ada muncul. Sebab perubahan tanpa dibarengi dengan penyesuaikan akan menimbulkan gesekan atau celah di mana hal yang baik ataupun buruk bisa mengisinya tergantung dengan apa yang paling berpengaruh di sekitarnya. 

Bayangkan saja itu terjadi pada diri kita sendiri. Coba ingat-ingat apa saja yang pernah berubah di dalam diri atau hidup kita. Contoh di dalam hidup saya, saya pernah mengalami perubahan dalam berpakaian. Selama 17 tahun saya berpakaian yang tidak menutup aurat. Dan sejak saya melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, saya bertekad untuk menggunakannya. Perubahan terjadi juga bisa berlandaskan pada nilai-nilai itu sendiri. Saya mengubah apa yang saya pakai setelah saya mengetahui nilai-nilai yang saya yakini benar dan membawa kebaikan untuk saya. Saat itu, karena memang diri saya menginginkan perubahan maka penyesuaian dan penerimaan jauh lebih baik. 

Lalu bagaimana jika perubahan itu tidak berdasarkan keinginan dan kesiapan diri? Nah, kondisi ini tentu berbeda dengan pengalaman saya di atas. Kondisi ini seperti perubahan yang saya alami saat saya harus melanjutkan sekolah di bidang kesehatan sementara saya minat saya lebih besar di dunia sastra. Perubahan tersebut lantas membuat saya uring-uringan bahkan tidak giat dalam belajar. Sebab dalam kondisi terpaksa atau dipaksa, sewajarnya tubuh ia butuh ruang untuk mengolal rasa menolak atau tidak terima atas perubahan itu sendiri. 

Atau contoh lain seperti perubahan cuaca yang cukup signifikan akhir-akhir ini. Dari cuaca yang panas terik lalu hujan deras atau selang seling keduanya membuat angka penyakit ISPA atau Mialgia meningkat. Bahaya? Tidak juga, sebab bisa jadi kenaikan itu tidak dibarengi dengan kesiapan tubuh kita dalam melewati perubahan. Toh tidak semua orang sakit kan? Tetapi apa semua yang bereaksi terhadap perubahan hanya mereka yang tidak siap dan enggan akan perubahan? Tidak juga. 

Semua kembali pada diri masing-masing bagaimana menyikapi banyak hal yang terjadi dalam hidup. Sebab sampai kapanpun perubahan akan terjadi di waktu yang mungkin kita tidak pernah menyadari. Sebab waktu masih menjadi bagian dari misteri yang tidak perlu kita pikirkan, sebab itu di luar kuasa kita sebagai manusia yang tidak lebih dari apa-apa. Tetapi tentunya kita tidak boleh lupa atau pura-pura lupa. Apapun yang berubah, kita tetap harus berpijak pada nilai yang sama, nilai yang benar dan datangnya dari ahlinya. Jika masalah kesehatan, maka kita harus berpijak pada ilmu kesehatan. Jika perubahan pada nila-nilai kehidupan, kita harus tetap berpijak pada nila-nilai yang kita yakini. Sehingga meski berubah jamannya, kita tidak akan kehilangan pijakan hidup kita.

Berbicara perubahan tidak jauh berbeda saat kita berbicara tentang ketidakpastian. Keduanya seperti memiliki keterkaitan. Karena tidak ada yang pasti di dunia ini maka perubahan itu terjadi. Dan kita hanya perlu kesiapan dari diri untuk keduanya, untuk hal yang tidak pasti dan untuk perubahan. Jika itu membuat hidup dan diri kita menjadi lebih baik, kenapa tidak?

Semangat untuk terus hidup dan bahagia!
Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

  • Bubur Manado Rasa Jayapura
    Jika berkunjung ke Papua dan mencari kuliner khas Papua, pasti semua orang akan mencari menu yang bernama Papeda . Iya, salah satu menu ut...
  • ( Karna ) Hujan
    ( Karna ) Hujan adalah cara alam memperlihatkan bahwa setiap ruang adalah kawan yang saling berkaitan , proses yang selalu k...
  • Ke-(Mati)-an
    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny...
Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ►  2021 ( 20 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 10 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 6 )
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ▼  2017 ( 20 )
    • ▼  November ( 2 )
      • 'Sarapan' Minggu Pagi
      • Karena Perubahan Itu Keniscayaan
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 6 )
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ►  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ►  Juli ( 8 )
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ►  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ►  Juli ( 3 )
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes