'Sarapan' Minggu Pagi

Akhirnya hari Minggu kali ini jauh lebih produktif, karena sudah empat kali hari Minggu hanya saya habiskan di atas tempat tidur dan di depan laptop. Aktivitas yang cukup membosankan namun tidak ada pilihan lain. Saya anggap, tidak apa selama enam bulan di sini hanya untuk bekerja (saja).

Pagi ini saya kembali terlibat dalam membagi edukasi melalui radio. Semacam hobi lama yang tidak bosan-bosannya saya lakoni. Sebelum itu, saya terlebih dahulu mengisi perut saya dengan bubur ala Bandung di Lapangan Blang Padang. Salah satu pusat aktivitas masyarakat di Minggu pagi di Banda Aceh. Karena di lapangan ini tersedia aneka kegiatan baik kegiatan olahraga, bazar, maupun kegiatan sosial lainnya  dan yang tidak kalah penting adalah adanya aneka makanan yang tersedia di barisan tempat makan.

Tentang 'sarapan' minggu pagi. Sarapan yang saya maksud di sini tentu tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang hal-hal lain yang tubuh perlukan. Seperti udara segar, energi positif yang didapatkan dari aktivitas di minggu pagi dan silaturhami, yang mungkin selama ini tidak kita sadari bahwa sebenarnya kita membutuhkan hal-hal sederhana, seperti sarapan yang mungkin hanya dengan sepotong roti, kudapan atau hanya satu buah apel atau buah lainnya. Sesederhana itu, porsi kecil. 

Karena ternyata, tubuh kita memang begitu membutuhkan isi ulang energi pada jam-jam tertentu. Tidak hanya energi untuk fisik, tetapi juga untuk mental dan spiritual. Dan mengapa sarapan? Karena saat sarapan, 'porsi' tidak harus banyak, namun yang terpenting ia dilakukan secara terus menerus dan konsisten. Seperti saat kita olahraga, belajar agama, membangun karir, membangun keluarga dan hal lainnya.

Dengan porsi sarapan, membuat kita tetap memiliki ruang untuk mengisi diri kita dengan hal-hal lain yang kita butuhkan di waktu atau jam berikutnya. Tidak mengisinya dalam satu waktu hingga penuh, namun di waktu selanjutnya menjadi kosong dan kekurangan hingga akhirnya membuat tubuh kita menjadi tidak seimbang dan tidak sehat. 

Sejatinya, pratek baik ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita mampu membangun ritme, membangun relasi yang baik dengan diri sendiri serta dengan orang lain. 

Pagi ini, saya tidak hanya sarapan untuk diri sendiri, tidak hanya untuk mengenyangkan perut sendiri. Tetapi melalui siaran di radio Pro 2, saya mencoba mengajak siapapun pendengarnya untuk terlibat dalam kegiatan berbagi informasi tentang kesehatan. Tentu saja saya bukan pakar dari ilmu kesehatan, saya hanya seseorang yang pernah mengenyam bangku kuliah selama lima tahun dan kebetulan itu di bidang kesehatan. Sehingga memang, informasi yang saya sampaikan harus dilengkapi oleh narasumber yang lain. Itu sebabnya, saya tidak bosan untuk mengajak rekan sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya untuk membantu masyarakat memahami bagaimana menjaga kesehatan sejak dini dan oleh diri sendiri.

Karena tentu, sarapan saja tidak cukup. Harus dilanjutkan dengan makan siang, kudapan sehat dan makan malam, serta air putih. Maka, apa yang saya bagikan, saya berikan, harus tetap ditambah dan dilengkapi oleh yang lain. Dengan begitu, kita bisa semakin menjaga kesehatan kita, baik secara fisik, mental dan spiritual. 

Karena tidak mudah, maka mari kita berusaha bersama-sama. Karena sulit, maka mari kita saling membantu. Ayo terus hidup, sehat, dan bahagia.
Jangan lupa sarapan!

Share this:

0 komentar :