Berhenti
Dia memang sudah tak lagi menjadi pendengar setia, tapi ku tahu ia selalu terjaga.
Ia tak pernah benar benar pergi, mungkin hanya sekedar mengulur waktu.
Sempat sedih menerjang dimalam itu, syukurlah tak membuat kelenjar lakrimal memproduksi buliran lembut. Seperti elang yang sedang membidik ikan segar dibalik air laut yang biru, melayang dan tiba tiba menyambar mangsanya begitu saja. Dapat atau malah lepas bukan perkaranya, yang terpenting adalah ketika sedang terbang, ia tak hanya terbang. Melainkan sedari jauh sudah mengincar tujuannya.
Sudah ku coba untuk membalik lembar, mewarnainya dengan warna yang berbeda. Jika berbicara hasil, ku katakan ku gagal. Karena yang ku gambar masih gambar yang serupa. Hanya saja berbeda warna. haha, aku tertawa. jelas! memang tak semudah itu menggantikannya dengan oranglain.
Kau tahu teman, jika kau selalu menggunakan batu loncatan untuk melewati sungai, maka tak mustahil jika suatu saat kau akan tergelincir.
Seperti aku, kini ku rasakan betapa sakitnya saat aku tergelincir. Seperti yang sesepuh kita katakan!
" jangan bermain api jika tidak ingin terbakar. jangan bermain air jika tidak ingin basah".
Ku akui dengan sungguh bahwa itu benar! meski tak seutuhnya. Dia pergi, tanpa ku tahu kapan kembali atau bahkan takkan kembali. Sempat terpikir oleh ku, untuk mencari batu loncatan seperti yang ku katakan tadi. Nyaris ku temukan dan hampir aku melompat. Namun ku urungkan! aku berhenti dan diam. Ku yakin ada cara lain.
Ya, cara yang lebih intelektual dan lebih berhati dan lebih elegan dibandingkan ku harus mengulang kesalahan yang sama. kesalahan yang sering berulang menggunakan batu loncatan- tadi.
Terlalu sering mengulang "batu loncatan" ya mungkin saja itu memang perumpamaan yang pas untuk hal ini.
Dengan segenap keyakinan ku, salah atau benar. tak ada yang pergi dan tak ada yang hilang. semua hanya terlalu dirasa. ya, memang hati kadang terlalu berlebihan menyampaikan pada hipotalamus, hingga kadang tak sampai pada pemahaman yang berlogika.
Saran ku teman! seberangi sungai yang kau takuti. dan biarkan batu-batu itu pada tempatnya. anggaplah aksesoris-mu saat menakhlukan sunggai yang kau pilih untuk mengarunginya.
Tak ada yang hilang..
Tak ada yang pergi..
Semua tetap disini.
0 komentar :
Posting Komentar