Keputusan Hati




Lagi dan lagi harus memilih dan memutuskan.Ya, kira kira seperti itulah yang kerap aku lakukan saat ini.Tak begitu mengerti dari titik mana aku memulai melilitkan tubuh dalam lingkaran yang kini sulit aku akhiri.
"you should put your biggest priority to the top!" teriak uncle
Aku tetap mematung. Sesekali menyapu buliran lembut yang mengalir diam-diam.
"Again and again, the impossible problem is solved when we see that the problem is only a tough decision waiting to be made " lanjutnya
Seharusnya aku bisa lebih tenang dengan sederet nasehat yang diberikan, tetapi nyatanya aku semakin menangis. Terlebih lagi kala ia menanyakan perihal kepercayaan ku.
" Percaya Tuhan??"
Pertanyaan itu sungguh menohok, Astafirullah. Airmata ku kian menjadi. Tak pernah sebelumnya aku seperti ini. Aku ini gadis yang tegar dan tak mudah digoyahkan hati yang ku miliki. Tetapi pertanyaan demi pertanyaan dan nasehat uncle membuat aku kalah dengan segala pertahanann ku.

Aku akui kini ku mengecilkan hati dan pikir ku. Aku tahu aku mengerti dengan semuanya. Hanya aku terlalu ragu.  

      "Aku butuh Tuhan lebih dekat"

Bisik ku menguatkan. Mengingat selama ini hubungan ku denganNya sekedar saja. Sebenarnya telah ku putuskan, aku memilih cita ku. Demi cinta ku pada Penghuni Hati yang menanti kesuksesan ku, Mereka adalah keluarga kecil ku. Yang jelas sudah mengorbankan banyak hal untuk aku berada dititik ini. Dan Cinta ku pada Tuhan yang mungkin saja sudah cemburu dengan rasa cinta yang sempat kuberikan pada dunia. 

Tertunduk malu, sungguh!
Kembali membangun tembok pertahanan yang harus lebih kokoh dibandingkan yang lalu, tak sudi ada yang mengobrak-abriknya lagi. Ku siapkan untuk seseorang yang dikirimkan Tuhan mengisinya, kelak. Keputusan Hati, Demi cita dan cinta.
Bismillah.

Share this:

2 komentar :

Nies L mengatakan...

Subhanalloh..arti dr suatu renungan yang mendalam...Fe dg segala cerita2nya..sudah membuat buku fe? nisa support banget lho.. ^_^

Fe mengatakan...

terimakasih mba nies. Fe mungkin hanya bisa berbagi cerita sekadarnya. bukan penulis sehebat seperti yang ada. masih belajar. belum layak untuk menjadi buku mba. hhee