Perihal Rindu
Semakin dewasa semakin memahami akan kebersamaan dengan keluarga. Bersama Ibunda dan Ayahanda yang semakin menua. Rindu tak lagi mampu terhitung oleh waktu. Sepersekian detik selalu membelah diri hingga tak lagi mampu aku.
Membiarkan potong demi potong melewati irigasi saluran yang biasa kenangan tertumpuk tak sengaja.
" Tuhan, biarkan segenap yang aku punya hanya untuk mereka. Sebelum Kau mengizinkan aku untuk lebih jauh menjadi utuh"
Dan kini rindu semakin jelas, benderang dilangit-langit kamar. Berusaha memeluk walau akhirnya tetap meregang.
" Izinkan aku untuk mencintai dengan sebenarnya. Memahami arti bahwa hidup berlangsung dalam keseluruhan yang tiap bagianya sudah Kau tentukan. Mampukan aku untuk bisa berbuat lebih, untuk mereka yang ku cinta..."
0 komentar :
Posting Komentar