Sudut Pandang

Tuhan menciptakan arah mata angin saja tidak hanya satu atau dua. Bahkan Tuhan ciptakan manusia tidak hanya tiga, empat karakter, tetapi lebih...


Semakin dewasa, semakin banyak belajar dari pengalaman yang dialami oleh diri sendiri pun belajar dari pengalaman orang lain, seyogyanya membuat kita memiliki pengetahuan yang lebih tentang bagaimana harus menyikapi seluk beluk dalam hidup. Membuat pandangan lebih luas, membuat hati lebih jernih..

 Ya, tentu saja saya memang bukan orang yang sempurna secara fisik, emosi, pun spiritual. Ketika saya menulis ini pun, tengah berlangsung pula proses belajar untuk saya pribadi. Bagaimana harus menyikapi sebuah masalah atau memposisikan diri terhadap suatu fase dalam hidup.

Untuk saya pribadi, ini sederhana! Ini hanya masalah sudut pandang dan cara kita dalam menerima atau menyikapi apapun itu.

Analoginya seperti ini, Ketika berada dipuncak gunung, seseorang bisa mengatakan bahwa gunung itu tidak sulit untuk didaki. Namun, ketika seseorang hanya melihat dari kejauhan, maka mungkin saja dia mengatakan bahwa gunung itu terlalu tinggi dan sulit untuk di daki. Namun, apakah pernyataan keduanya salah? Tidak! Ini hanya masalah sudut pandang. Bukankah setiap kita bebas membahasakan apapun yang kita lihat dan kita nilai?

Saya kadang cukup tidak nyaman dengan sebuah 'dinamika' yang membuat seseorang tidak bebas menggunakan sudut pandangnya. Masalah sama dalam 'melihat' ataupun berbeda, itu hanya masalah penerimaan. Sekali lagi, Bukankah hidup itu hanya tentang  bagaimana cara kita menerima? Menerima apapun keragaman yang Tuhan beri. Termasuk dalam hal ini. 

Ah, rasa- rasanya tidak adil sekali ketika kita merangkai kalimat yang membuat pihak lain menjadi merasa " oh God, saya salah ?" . Sayangnya manusia memang sukanya merebutkan posisi yang paling benar. Tuhan Maha Tahu kok. Sesuai niat yang kita taru saja di hati.
 
Ah, ya sudah! Perbedaan itu cukup diterima saja! "Serasi itu tidak melulu sama " ujar salah seorang sahabat saya yang juga seorang Penulis berbakat dan kerap berdebat masalah ini :P. So? masih ingin membuat semua keragaman menjadi sama? Yup! silahkan, meski itu sama saja membuat rumah pasir ditepi laut :D


Share this:

0 komentar :