Tujuh Bulan-an
Perkerjaan itu hanya memerlukan sedikit tempat dari rasa nikmat yang kita miliki
Pencerah Nusantara, gerakan yang bersama diusung oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Bukan untuk dengan kilat menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi, bukan juga untuk membuat semua rakyat Indonesia keluar dari kemiskinan, melainkan ini menjadi salah satu cara untuk membuat sudut pandangan banyak pihak menjadi luas.
Dekat dengan realita bukanlah sebuah masalah, melainkan salah satu cara menemukan jalan keluar, setidaknya untuk desa ini,
Kami, Pencerah Nusantara Tim Tosari sudah berada di desa ini hampir genap tujuh bulan. Dengan serangkaian kegiatan yang kami rancang untuk bisa melebur dengan masyarakat Tengger. Pendekatan tiap desa pasti akan berbeda, begitu yang kami rasakan.
Di awal penugasan, kami sempat berpikir apa masalah yang ada didesa ini sehingga kami harus berada di desa ini. Secara kasat mata memang tidak terlihat, dan nampaknya desa ini sudah mulai maju dan tentram. Namun masalah selalu serupa dengan fenomena gunung es. Menjadi potret bahwa Indonesia memang masih layak untuk dibenahi, lagi dan lagi.
PN Tim Tosari, pada bulan ke enam baru saja menyelesaikan program pemetaan kesehatan keluarga di delapan desa se Kecamatan Tosari. Pemetaan kesehatan keluarga yang dilakukan langsung ke tiap rumah warga sesuai RT-RW setiap kepala keluarga. Hal ini yang membuat kami akhirnya menemukan banyak masalah dilingkup kesehatan maupun sosial.
Pada bulan ke tujuh, kami berhasil membuat acara yang menjadikan Lansia sebagai tokoh utama dari acara, sehingga Lansia mulai mendapatkan perhatian khusus dari perangkat desa, petugas puskesmas pun dari pemerintah kabupaten. Acara ini kami bungkus dengan serangkaian acara peringatan Hari Lansia, Hari Pendidikan, Hari tanpa Tembakau sedunia. Acara yang berskala kabupaten namun terpusat di desa Tosari, kecamatan Tosari.
Rangkaian acara tersebut berupa cerdas cermat tentang MDGs, Senam dan peluk Lansia, Long march dan teaterikal anti rokok. Acara yang dengan penuh meliobatkan banyak pihak. Acara tersebut menjadi salah satu media bagi kami, juga petugas kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan pada masyarakat. Dengan pendekatan ini, kami optimis masyarakat mulai memberikan perhatian lebih kepada Lansia, dan mulai berpikir ulang mengenai rokok. Terlebih lagi kami mengadakan acara cerdas cermat dengan mengagas tema 'Bromo Sehat, Bromo Cerdas. Cerdas dimasa muda, sehat dimasa tua ' dengan membuatkan modul MDGs pada cerdas cermat karena semua pertanyaan pun tentang MDGs.
Senam Lansia membuat Bapak Bupati beserta jajarannya nampak takjub dengan semangat para lansia yg sudah mempersipakan diri untuk mengikuti acara senam. Terbukti dengan lansia perwakilan desa Tosari yang membuat seragam berwarna cokelat hasil swadaya mereka sendiri.
Lebih takjub lagi dengan acara Long march dan teaterikal anti tembakau. Meski saya melatih mereka hanya beberapa kali, dan notabenenya mereka belum pernah bermain teater, namun penampilan mereka sungguh memukau. Penampilan mereka berlangsung dipasar Tosari, yang sudah barang tentu membuat jalan dua arah menjadi tersendat. Namun itu menjadi salah dua tujuan saya, membuat pengendara yang didominasi oleh tourist menjadi turun dan mencari tau apa yang terjadi di tengah jalan raya dan mau tidak mau mereka menonton juga. Semua masyarakat yang ada dipasar menonton teater tersebut. Apalagi sebelum teater dimulai, selama long march, beberapa tokoh teater yang menjadi SPG yang saya tugasi untuk menukar setiap rokok yang tengah dihisap oleh perokok dengan permen dan leaflet tentang bahaya merokok. Didukung dengan teriakan peserta long march yang dengan kompak meneriakan " Rokok di jukuk " ( Rokok di ambil) berulang kali bahkan terus menerus selama long march berlangsung. Teaterikal diakhiri dengan pembakaran replika rokok, tembakau dan belasan rokok yang kami dapatkan sepanjang long march berlangsung.
Langkah-langkah seperti ini memang sangat kecil memberikan dampak. Tetapi setidaknya dengan langkah kecil ini kami bisa menginspirasi anak-anak muda disini. Terbukti pada acara seminar motivasi kuliah, kami mampu menghadirkan dua mahasiswa asli Tosari yang memang masih menyelesaikan study mereka di Universitas Malang dan pasuruan. Pada hari minggu, usai babak penyisihan cerdas cermat, dua pemuda ini menjadi narasumber talk show tentang motivasi kuliah. Dua narasumber yang memang dikenal oleh remaja disini. Mereka cukup kontekstual dalam menyampaikan pesan-pesan yang memang harus disampaikan. Sehingga, peserta yang mendengar pun mampu menyerap pesan yang dimaksud.
Pada akhirnya, selama tujuh bulan ini memang kami belum melakukan banyak hal. Belum bisa mengubah banyak hal. Tetapi, mungkin langkah kami bisa memberikan jejak kepada adik-adik di desa ini. Semangat kami bisa menularkan pada adik-adik energik yang kami sebut sebagai Laskar Pencerah. 30 remaja dengan status siswa-siswi SMP dan SMA yang bersemangat mencari ilmu dan pengetahuan di luar sekolah. Mereka, kelak akan menjadi perpanjangan tangan kami yang akan mengubah desa mereka sendiri. Dan kami, sudah menemukan bibit unggul, hanya perlu dirawat dan dijaga agar tidak mati ataupun diserang hama.
" Kalian tidak akan melihat hasilnya dalam waktu dekat, tetapi suatu saat kalian mendengar Tosari menjadi kota yang maju, disana kalian akan menemukan salah satu keberhasilan kalian " ( Pak Agus, Dinkes )
0 komentar :
Posting Komentar