Untuk Bapak




 
Assalamualaikum wr wb,

Semoga Bapak dan keluarga kita selalu dalam dekap hangat Allah ..
 
Pak, meski kita sering sekali bertukar kabar melalui telephone, tapi aku sangat paham bahwa rasa khawatir Bapak tidak pernah turun kadarnya.Bisa jadi Bapak selalu khawatir memikirkan anak gadisnya yang selalu hijrah mengeliling rencananya.

Sudah berapa puluh tahun Bapak selalu melakukan hal serupa? Duduk seolah bersantai di ruang tamu sambil menegak segelas kopi Lampung, namun segenap pikirannya melayang memikirkan puterinya yang memilih menjalani hidup jauh dari induknya. Maafkan aku yang terlampau sering membuat khawatir dengan segala tingkah pola,Pak..

Hari ini, 11 Mei 2014 Bapak genap berusia 51 tahun. Meski mungkin itu bisa jadi bukan tanggal kelahiran Bapak yang sebenarnya, aku mengetahuinya hanya dari tanggal yang tertera di KTP Bapak.Seperti itulah kebanyak orang dahulu, tidak mengetahui kapan tepatnya ia dilahirkan.

51 tahun? Menurut Bapak bagaimana hidup kita,Pak? Begitu ringan seperti yang Bapak selalu katakan, hidup kita patut di syukuri, begitu? Sudah 24 tahun aku hidup sebagai anak mu, mungkin hanya satu dua kali aku mendengar Bapak mengeluh. Bukan mengeluh tepatnya, hanya mengakui keadaan yang sebenarnya.

Saat itu aku paham sekali, Bapak sudah tidak mampu menyimpannya sendiri kala itu. Saat saat seperti itu, ada energi yang luar biasa yang aku serap dari mu,Pak. Energi untuk bertahan dalam keadaan terburuk sekalipun.

Pernah terbesit, aku ingin keluarga kita begitu islami seperti beberapa keluarga rekanan. Tetapi setelah aku tengok lebih jauh, aku sudah sangat bersyukur,Pak. Mendengar lantunan ayat Allah yang Bapak lantunkan ketika sholat sudah cukup membuat aku bersyukur. Mengingat begitu sabar Bapak dalam menjalani hari, menghadapi masalah sepelik apapun. Meski kadang kesabaran itu berakhir dengan nyeri yang menyerang dada kiri mu. Aku datang menahan airmata berusaha mengajak mu ke dokter, dan Bapak akan seperti biasa mengatakan bahwa Bapak baik-baik saja. 

Pak, ingat anak mu adalah seorang tenaga kesehatan yang begitu paham apa yang sedang terjadi pada mu kala itu? Jika sudah begitu, Bapak hanya akan meminta Emak membawakan sebotol air hangat untuk mengurangi rasa nyeri disana. Bapak bahkan mengabaikan serangan jantung supaya isi rumahnya tidak khawatir. Dan aku hanya bisa berdiam diri di kamar sambil tetap medengarkan suara mu menahan nyeri.

Aku begitu menikmati saat dimana Bapak bisa tertawa dengan lepas ketika keluarga kita berkumpul lengkap. Hanya bermodal lelucon-lelucon lucu namun sudah mampu membuat Bapak begitu nampak bahagia. Terlebih lagi ketika kita makan bersama. Aku selalu menahan haru,kita bisa menikmati makanan yang lezat dan bergizi di meja yang sama. Ah ya, begitu sederhana kebahagiaan untuk kita,Pak.

Pak, kadang aku tidak tahu apa yang harus aku ucapkan, harus aku balas untuk semua yang pernah Bapak lakukan dan berikan. Semua begitu luar biasa tak hingga. Belumlah aku mampu membahagiakan mu dengan membangunkan mu  istana megah seperti kebanyakan orang dikampung kita. Pun aku belum bisa  membelikan mobil mewah seperti yang dimiliki sanak saudara kita. Apalagi memberikan kejutan dengan tiket naik haji bersama Mamak. Aku memang belum bisa memberikan ketiga hal itu, tetapi aku berjanji,Pak. Aku akan menjadi yang terbaik sebagai puteri mu, aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Bapak, Emak dan keluarga kita.

Selamat menjalani kehidupan di hari tua yang akan aku usahakan Bapak dan Mamak bisa menikmatinya. Selamat merajut hubungan yang lebih mulia dengan Allah. Selamat milad, Pak. Barakallahu fi umrik,semoga Allah senantiasa memberikan keberkahannya untuk Bapak dan keluarga kita.

Terimakasih untuk semuanya,Pak. Dan mohon maaf untuk segala,You are the best one in my life.


Dari puteri mu yang selalu mencari jalan untuk pulang

Share this:

0 komentar :