Perjalanan
Ram, bagaimana kabar kamu? rasanya aku sudah lama sekali tidak berbagi cerita dengan mu. Di sini, pesta rakyat sedang berlangsung. Terlalu bingar dan penuh polemik. Aku bahkan turut dalam polemik itu,meski tidak secara langsung. Inikah rasanya demokrasi itu,Ram?
Rupanya sudah lama juga aku tidak menulis. Waktu begitu sempit saat ini. Pekerjaan baru cukup menguras pikiran dan waktu yang ku miliki, hingga akhirnya aku tidak sempat memikirkan kamu, seperti dahulu.
Apakah kamu disana masih bersembunyi? Atau sedang mempersiapkan pertemuan dengan aku? oh tidak! jangan katakan jika kamu tengah merencanakan kencan buta dengan gadis disana? ah,sudah. Aku tidak ingin menanam prasangka buruk pada mu. Aku akan merajut rasa percaya saja, setuju?
Akhir-akhir ini, sujud ku semakin lama,Ram. Begitu banyak yang harus aku sampaikan kepada Dia.Malu rasanya menahan sujud hanya karena banyak pinta. Sebenarnya bisa saja aku menyampaikannya ketika mengangkat kedua tangan, tetapi akan berbeda rasa saat menyampaikannya dalam sujud. Aku merasa lebih dekat, lebih tenang dan damai. Dia pasti benar-benar mendengarkan aku,Ram. Aku tahu itu.
Aku berpikir tentang kamu pagi ini,Ram. Sebab dalam sujud aku selalu menitipkan pesan untuk kamu padaNya. Aku hanya sedang memikirkan,apakah kamu memiliki rencana yang sama? ah, aku seperti orang yang terlalu khawatir ya? Bisa jadi. Karena aku sudah sampaikan tentang rencana besar untuk kita. Meski aku masih malu dan takut untuk menyampaikan, tetapi untuk apa? bukankah Dia maha mengetahui segala yang ada dihati kita? hati aku, dan tentunya juga kamu.
Kamu menyukai sebuah perjalanan juga,kan? aku khawatir sekali jika kamu adalah anak rumahan yang hanya keluar untuk bekerja dan beribadah. Aduh, semoga tidak ya. Semoga kamu juga gemar merencanakan perjalanan. Atau, jika memang kamu anak rumahan, semoga nanti kamu berkenan menemani semua rencana perjalanan yang aku susun. Kita akan menikmati debur ombak, melihat hamparan laut biru, merasakan butiran pasir putih yang begitu halus, bermain dengan ribuan anak-anak kepiting. Tentu saja kita akan menikmati permukaan kaldera , aroma belerang yang tajam, mendaki tebing-tebing curam dan rapuh, bertatap langsung dengan lautan bintang dalam dingin malam, menemui sunrise ditemani hangat sinarnya mentari. Tidak luput dari daftar, kita akan mengunjungi satu per satu bangunan penuh sejarah tentang bangsa kita, menyentuh lukisan penuh guratan makna yang luar biasa, memahami cerita dan pertunjukan drama, puisi dan karya lainya. Ah,Ram. Begitu menyenangkan bukan rencana perjalanan kita, nanti? Jangan menjawab dulu, karena masih banyak rencana perjalanan lain yang masih aku simpan sendiri, termasuk perjalanan syahdu menuju baitullah. Aku ingin, perjalanan kesana adalah perjalanan terlengkap kita.
Tetapi semua itu akan terangkum dalam satu perjalanan yang hakiki,Ram. Yakni Perjalanan Hidup Kita,bukan lagi perjalanan hidup aku saja, atau kamu saja, tetapi KITA. Jadi aku belum bisa menyusunnya karena tidak bisa dilakukan sendiri.
Ram, dimana pun kamu..
Kita harus percaya bahwa kelak ada cara istimewa yang akan membuat kamu berada disini. Entah dengan sebuah pertemuan yang di sengaja pun tidak. Kamu harus menyiapkan diri untuk hal tersebut, karena bisa jadi aku bukan seseorang yang kamu idam-idamkan. Sebab aku bukan putri dengan kekayaan tanpa batas, tidak juga berparas seperti bidadari, dan agama ku pun dalam upaya diperbaiki. Aku hanya seorang gadis yang biasa-biasa aja, dari keluarga yang juga biasa- biasa saja. Tetapi aku memiliki perjalanan hidup yang istimewa, kamu pasti tidak akan bosan jika aku menceriterakannya. Aku juga gadis pemimpi loh, karena aku memiliki banyak sekali impian. Kamu pasti akan takjub mendengarnya. hehehe, ah, Ram. Aku jadi tertawa sendiri. Tapi aku waras kok:D
Meski begitu, aku sangat bersyukur atas diri ini terlebih lagi ketika kamu nanti datang untuk menggenapkan separuh agama kita, Subhanallah. Tidakkah pertemuan kita dihadapan Allah berjanji akan menjalani kehidupan untuk mendapatkan ridhanya adalah sebuah pertemuan yang luar biasa? Iya. Pertemuan yang (mungkin) kita nantikan.
Ram, jaga diri baik- baik ya disana. Apapun yang terjadi dengan masa lalu kamu, masa lalu aku, biarlah kita simpan di kedalaman yang tidak terjangkau. Karena yang terpenting saat ini adalah kamu memperbaiki diri pun aku, untuk satu masa depan yang mengagumkan.
Sebab yang kita butuhkan bukan seseorang yang membicarakan masa lalu, melainkan masa depan.
0 komentar :
Posting Komentar