Surat untuk Kamu

Ada beberapa pembaca blog saya yang mungkin akan bete jika membaca tulisan saya yang satu ini. Sepotong surat untuk seseorang yang masih Tuhan sembunyikan. Pada saat saya menulis ini, menulis surat memang sedang tren sekali. Tapi tetep boleh ya saya melanjutkan menulisnya, anggap saja ini bagian dari sisi melankolis seorang single women yang selama ini selalu keliatan sanguinis :)

Dear kamu,

Aku ingin kamu mengetahui impian bersama mu, nanti. Sebab jauh sebelum kita bersama, aku senang sekali bermimpi. Aku bermimpi untuk bisa menikah dengan lelaki yang sederhana dan apa adanya. Lelaki yang santun dan tidak begitu mementingkan gengsi. Dia yang memiliki rupa membuat hati tentram tidak perlu seperti arti tentunya,dia yang amarahnya mampu menyadarkan tanpa menyakiti hati, bukan yang membuat luka dan rasa perih di sana. 

Aku bermimpi memiliki pendamping hidup yang tidak peduli dengan masa lalu yang kelam,sebab bisa jadi aku dahulu adalah aku yang hina dina, jatuh bangun dalam keterpurukan berualng kali.

Aku bermimpi Tuhan mengirimkan seseorang yang membuat aku semakin dewasa dan mampu belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dia yang sabar menemani aku belajar masak berbagai menu yang memiliki rasa lezat, sebab saat ini aku hanya mampu memasak sekadarnya dan kadang hambar. Dia yang tidak pernah balik marah ketika aku merajuk karena pesan singkat atau telephone tidak dijawab. Dia yang memaksimalkan usahanya mencari ridha Tuhan untuk menafkahi keluarganya, aku, kamu dan buah hati kita.

Dear Kamu,

Aku bermimpi kelak kita bisa membangun rumah yang didalamnya terdiri dari kebahagian dan rasa syukur. Meski ada badai dan aneka ujian, tetapi aku ingin kamu mengajari aku bagaimana selalu tersenyum dan percaya bahwa Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Tidak perlu khawatir berlebihan hingga membuat vertigo dan migrainku kambuh bersamaan. 
Aku pun bermimpi kita bisa mengajarkan putera-puteri kita menjadi anak yang mandiri, memahami agama, dan tentu saja lebih baik dari kita. Aku ingin kita bisa mendampingi anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana.

Aku memang perempuan yang mandiri, keras, idealis dan perfeksionis. Kadang aku menjelma menjadi seseorang yang tidak mebutuhkan orang lain. Tetapi apakah kamu dan orang lain mengetahui apa yang ada jauh di dalam hati ini? Kelak kamu meminta aku untuk menghabiskan semua waktu yang aku punya untuk anak-anak dan keluarga kita, maka dengan senang hati aku melakukannya.
Kamu tidak perlu khawatir aku akan mementingkan karier, sebab tujuan ku saat ini berkarier tidak lebih dari sekadar mengisi waktu luang sambil menunggu pertemuan kita. Sebab aku sebelum bersama mu adalah seorang tulang punggung keluarga dan penikmat sekolah,keinginan ku untuk melanjutkan sekolah tidak pernah surut. Dan ketika sudah bersama mu, tentu saja kamu akan membantu ku menguatkan tulang-tulang ini dan kita akan berdiskusi tentang sekolah dan impian yang lain. Aku percaya kamu akan menjadi teman sekaligus lawan bicara yang menyenangkan!

Aku juga bermimpi kita hidup sederhana tanpa ada rasa bersaing dengan siapapun, kita hidup tenang dan damai di sebuah rumah sederhana lengkap dengan pekarangannya. Sebab kita akan selalu menghabiskan waktu bersama. Membaca buku di teras, menyantap pisang goreng sambil bersenda gurau.

Untuk kamu yang selalu ada disetiap doaku,

Aku jauh di sini mempersiapkan dan tidak pernah berhenti memperbaiki diri untuk sebuah pertemuan nanti. Bisa jadi kita sudah pernah bertemu. Tetapi pertemuan yang kita nanti adalah pertemuan yang paling aku syukuri di dunia ini. Di mana kita, aku, kamu, keluarga dan sahabat berada di satu tempat kemudian kita berjanji hidup semati dihadapan Allah SWT, sampai bertemu.."

Menulis surat di atas dengan penuh harapan. Kadang seorang perempuan bisa begitu melankolis meski hal tersebut jarang ditemui dirinya. Tetapi hati perempuan  tetaplah sama, lemah lembut seperti awan di angkasa raya. Semoga surat itu sampai pada pemiliknya, siapapun dia, segeralah menemukan jalan untuk menjemput penulis surat di atas. Ia menantimu!
 

Share this:

0 komentar :