Istimewanya Subuh

Betapa istimewanya satu waktu ini. Bukan sekadar waktu di mana mentari akan lahir, bukan juga sekadar di mana harapan bisa kembali diajukan. Tetapi lebih dari itu, di mana nafas begitu jelas terdengar dalam hening, sesekali suara anak pipit bernyanyi, seperti pagi ini, mengawali hari dengan sebuah do'a atas nikmat hidup dan bahagia setiap mengingatNya. 

MengingatNya menjadi salah satu bentuk romantisme kami. Mengingat betapa Allah begitu mencintai dan mengasihi, betapa Allah ada dan nyata. 

Suatu pagi di Bandung, saya semakin merasakan kenikmatan yang Allah berikan. Betapa hidup begitu membahagiakan. Bertemu dengan banyak orang baik, dijauhkan dari orang-orang yang tidak baik. Lalu apa kurangnya dari semua yang Allah berikan? Alhamdulilah tidak ada. 

Dan di waktu subuh, dalam keheningan yang sempurna saya memahami bahwa perasaan sepi dan sendiri nyatanya hanya sementara. Sebab Allah menggantinya dengan banyak hal yang membahagiakan. Allah adalah jawaban dari semua pertanyaan, termasuk pertanyaan tentang rasa sepi yang sering datang dan pergi. Bisa jadi, hubungan kami belum konsisten, masih sering saya "meninggalkan" Allah untuk hal-hal yang tidak baik. Tetapi Allah tentu saja selalu membersamai, bahkan dalam keburukan sekalipun. Allah ada untuk terus menjaga dan membawa saya kembali. Berulang kali, hingga nanti saya tidak lagi menjadi insan yang bebal dan bisa bertahan di jalan yang hanya kebenaran di sana. Suatu saat nanti, proses ini akan membawa saya pada satu muara, kebaikan. 

Alhamdulilah, alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur

Share this:

0 komentar :