Mengenang (di) Bandung
Meski disambut langit Bandung yang begitu kelabu, tetapi senyum tidak henti-henti diterbitkan. Rongga dada berkembang dan kepis begitu tidak teratur, seperti ada kebahagiaan yang tiba-tiba menyergap.
Kembali ke Ibukota yang hanya berdurasi 2 pekan ini membuat saya memutuskan untuk berkunjung ke Kota yang pernah menjadi saksi bahwa saya pernah berusaha untuk mengembangkan mimpi sata di salah satu universitas di sini. Ah itu hanya satu cerita dari banyak tumpukam cerita di Kota Kang Emil ini.
Kali ini saya berkunjung hanya untuk mengobati rindu. Awalnya saya sudah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke sini, seorang diri seperti biasa. Tetapi kali ini saya putuskan untuk mengontak satu per satu teman yang seingat saya berdomisili di Bandung.
Setelah mendapat banyak kabar dari teman yang beraneka ragam, akhirnya ada seorang teman yang Alhamdulilah ready untuk menjadi host saya selama 24 jam di sini.
Dan saat menuliskan ini, saya tengah menikmati keramaian di sepanjang jalan daerah Pasteur. Ruas jalan yang tidak begitu luas, dengan bangunan yang nampak sesak di sisi kanan pun kiri. Ah ya, tidak banyak yang berubah dengan Bandung, masih seperti dulu, like home.
Rencananya di waktu yang sangat sempit ini, saya akan menikmati kesejukan Lembang, menikmati kuliner-kuliner yang saya rindukan. Duh, saya sudah tidak sabar untuk memanjakan perut saya dengan menu-menu masakan Sunda yang saya banget!
Kalau dipikir-pikir, Bandung masih cukup loveable untuk dihuni. Menghabiskan masa tua di tempat yang damai, di mana hampir semua orang ramah dan saling peduli. Di mana kenangan akan tumbuh dan besar serta mati di tempat ini.
Alright then, happy weekend everyone :)
Mari berbahagia
Love from Bandung
0 komentar :
Posting Komentar