Genap Pada Bilangan Ganjil




Hari ini, saya genap tiga tahun berada di Papua. Tidak hanya sekadar berpindah tempat tinggal dan tempat kerja, tetapi juga berpindah tujuan saya dalam hidup. Sebelumnya, saya masih menjadi seseorang yang berambisi melakukan banyak hal, membuat ini itu dan sebagainya. Namun seiring waktu berlalu, saya belajar banyak hal tentang apa yang sebenarnya harus saya lakukan bukan sekadar yang ingin saya lakukan. Salah satunya tentang bagaimana menjalani hidup sesuai dengan realita, bermanfaat dan tetap bahagia.

Sampai pada tahap ini, saya mengalami banyak hal. Tidak hanya dalam bentuk ujian dalam bekerja, tetapi juga cobaan hidup yang lainnya. Apapun mereka menyebutnya. Semua yang hadir dalam perjalanan hidup saya memberikan warna dan coraknya tersendiri. Saat ini saya sudah menganggap hidup saya cukup indah, sangat berwarna dan penuh dengan rasa.

Berada di Papua tidak hanya untuk bekerja semata. Bekerja pun tidak hanya untuk menghasilkan uang saja,bukan juga untuk memiliki kekuasaan, bukan juga sebuah jabatan atau kehormatan tetapi lebih dari itu, ada nilai yang lebih mulia dari itu semua. Ada amanah, ada tanggungjawab, ada kewajiban ada kepedulian yang tertulis pun tertanam. Semuanya menjadi satu di dalam diri. 

Setiap hari, secara resmi menghabiskan waktu delapan jam untuk bekerja, namun secara tidak resmi, saya membiarkan dua puluh empat jam saya, saya habiskan untuk berusaha, berpikir, berdiskusi dan belajar tentang banyak hal. Tentang faktor-faktor yang menjadi pengaruh vital untuk kehidupan di dunia baik itu kesehatan, pendidikan hingga cara bagaimana agar bisa bertahan hidup, bisa mempelajari banyak hal, bisa bersekolah, bisa membuat banyak hal yang bermanfaat untuk orang lain.Sampai kadang saya kehabisan teman bicara, teman berdiskusi, sementara isi kepala saya tidak juga habis. Seperti selalu saja tumbuh dan hidup.

Sebagai tenaga kesehatan, seorang praktisi kesehatan, saya tidak hanya terpusat pada satu isu. Tidak hanya tentang remaja, tentang perilaku seks berisiko, tidak hanya tentang  kesehatan anak usia sekolah, tidak hanya tentang perilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya tentang penyakit menular dan tidak menular, tidak hanya tentang kesehatan Ibu dan anak, tetapi semua, semua kelompok usia, semua lapisan masyarakat, semua pihak. Setiap hari, saya berusaha menyusun formula terbaik,belajar dengan para ahli, membaca banyak buku, agar saya benar-benar bisa bermanfaat bagi tempat di mana saya bekerja, bagi partner yang bekerjasama dengan kami, dan bagi masyarakat utamanya.

Selama tiga tahun berada di tempat ini, saya tidak pernah berhenti berpikir dan mencari cara yang sesuai untuk mengubah perilaku hidup masyarakat di sini atau minimal membantu mereka menyadari bahwa banyak hal yang harus diubah agar mereka bisa sehat secara mandiri. Karena tentu saja, selain lingkungan dan vektor ( pembawa penyakit) dari penyakit, perilaku manusia itu sendiri yang sangat mempengaruhi kesehatan mereka. Bahkan tidak hanya kesehatan, tetapi juga pendidikan dan kelayakan hidup mereka sendiri. 

Sekadar informasi, saya di Papua diamanahkan untuk memimpin kantor Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Cabang Papua, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak untuk kemanusiaan, memberikan pelayanan kesehatan kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif. Kami mengembangkan klinik kesehatan yang layak untuk kaum dhuafa, mengembangkan program kesehatan dengan metode pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya masyarakat pada umumnya, tetapi juga pada kelompok-kelompok berisiko dan rentan. Pekerjaan yang sulit dan tidak boleh sembarangan, karena semua harus didesign berdasarkan kebutuhan msyarakat dan kemampuan lembaga itu sendiri. Kerja keras dan kerja cerdas!

Semakin banyak saya berada di garda terdepan, maka semakin saya memahami dan mengerti bagaimana kita harus membawa diri kita secara induvidual dan secara profesional.

Bekerja menjadi salah satu seni dalam menjalani dan menyelesaikan perjalanan ini, dan kita berhak memilih pola seperti apa yang akan menjadi tutur dan lakon dari diri. 



Selamat melanjutkan perjalanan, nona. Selalu ada kebaikan yang bisa disemai, jangan berhenti.

Share this:

0 komentar :