Akhirnya, Menikah

Saya ini memang senang sekali membuat judul tulisan yang menarik pembaca untuk kesal, iya ga? Tulisan ini menjadi sebuah tulisan yang super pede karena saya menuliskannya saat masih dalam proses menuju pernikahan (meskipun akan saya posting setelah menikah). 

Alhamdulilah..
Yay, finally!


Di kantor khususnya lantai 4 tempat saya bekerja, berita terkait rencana pernikahan saya sudah tersebar. Awalnya hanya karena sudah mengajukan surat resign, kedua karena sedari bulan ini saya sudah hectic menyiapkan seragam untuk para ciwi-ciwi bridesmaid saya.

Sebelumnya saya ingin bercerita tentang proses ini, salah satu cara menjawab jika ada pihak yang bertanya. duh berasa artis aja! Jadi, proses ini cukup cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar enam bulan kurang lebihnya. Tapi tunggu dulu, enam bulan ini hanya proses si laki-laki mengutarakan niatnya hingga akhirnya melamar dan menikah. Tapi pasti pertanyaan ga mungkin berhenti sampai disitu kan? Pasti netizen yang budiman akan bertanya ketemu di mana, orang mana, kerja apa dan sebagainya. iya kan?
Okey, lemme answer ur questions one by one..

Saya ketemu dia sekitar sembilan tahun yang lalu saat lagi travelling ke Pangandaran, hanya satu hari atau dua hari satu lokasi travelling lalu kemudian kami berteman dan bertemu di perjalanan selanjutnya. Travelling bersama selanjutnya ke Ujung Kulon, lalu hangout di Jakarta dan akhirnya kembali pada dunia masing-masing. Saya berkeliling Indonesia melalui pekerjaan saya, sementara dia melanjutkan kehidupannya sebagai ASN yang budiman.
Hubungan pertemanan kami biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, tidak begitu intense dalam berkabar atau berinteraksi namun memang tetap terjaga, maksudnya kadang-kadang saling bertaya kabar, ya namanya juga kawanan. Jika ditanya perasaan saat 9 tahun yang lalu, maka saya bisa menjawab dengan clear bahwa saya condong pada lelaki ini sebagai teman baik saya. Saya memang memiliki banyak teman laki-laki, terutama teman-teman saat mendaki gunung, travelling dan lainnya. Sehingga tidak begitu ngeh ketika ada satu dua orang yang memiliki niat yang berbeda, salah satunya adalah lelaki ini.

Tetapi jika boleh jujur dan bukannya overconfi, saya cukup mampu menangkap perasaan 'yang lain' dari lelaki ini, sejak saat itu. Hanya saja, dia tidak pernah benar-benar clear mengutarakan isi hatinya, yang belakangan ini saya ketahui bahwa si lelaki ini tidak pernah berani dan percaya diri untuk melakukannya. Manurutnya, ia tidak mungkin menjadi pilihan saya. Dan bisa jadi asumsinya benar hingga saya berada di titik pasrah dan menyerahkan pada Tuhan perkara ini semua. lol

Singkat cerita, selama berteman kami hanya bertemu tidak lebih dari delapan kali, hingga akhirnya pada Agustus tahun 2018 kami bertemu di Padang (kebetulan saya sedang ada pekerjaan di sana) lalu akhir tahun lelaki ini mengutarakan isi hatinya setelah ada drama-drama yang terjadi (ini tidak secara langsung). Januari ia menemui orang tua saya, lalu pada bulan Februari saya silaturahmi ke keluarga besarnya, April keluarganya datang untuk meminang saya dan Alhamdulilah 27 Juni kami menikah. 

See? The right man will come at right time..

Dan satu hal yang saya pahami setelah ini, berhenti memasang standar atau impian mendapatkan pasangan yang sama persis dengan tumpukan kriteria yang ada di kepala kita, karena hal itu hanya menguras pikiran kita saja. Sebab pada kenyataanya, kriteria atau standar-standar itu hanya semu semata, tidak benar-benar kita pahami dan bahkan bisa jadi bukan itu yang dibutuhkan. Mungkin akibat kebanyakan nonton telenovela atau drama korea, sayangnya hidup kita ga semanis keduanya, sebab masing-masing kita memiliki cerita yang berbeda.

Saya menyadari satu hal, kita tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang kita butuhkan sebenarnya, alih-alih berprasangka kita malah menjadi-jadi memasang standar ini itu yang akhirnya membuat kita dicap sebagai pemilih. Meski terkait hal ini saya juga menjadi salah seorang yang dicap seperti itu, tetapi namanya juga manusia, sah-sah saja untuk menentukan pilihan dengan begitu dalam dan lama. Dan ga perlu takut sama cap pemilih. Lol! 

Saya bersyukur sekali sebab menikah hanya satu kali. Prosesnya begitu menguras pikiran dan tenaga, entah berapa kali saya menangis, mengurung diri di kamar atau melakukan hal lainnya. Mengurus acara pernikahan dari A hingga Z membuat saya pusing bukan main. Saya dibantu oleh Uni mencari vendor mulai dari MUA yang luar biasa hits sehingga agak sulit ditemui dan membuat saya mengikuti jadwalnya (ini bagian terepic dari sejarah kenapa saya menikah di tanggal 27 Juni) dekorasi pelaminan, konsepnya, butik-butik penyedia baju pengantin yang sesuai dengan keinginan saya, tim katering, undangan, souvenirs dan banyak lainnya. Dan yang paling besar memicu 'naik darah' adalah ketika ada pihak-pihak yang membuat kekeliruan seperti setelah tenda dipasang tidak sesuai dengan konsep yang ada, bunga untuk dekorasi kurang dan warnanya tidak sesuai yang saya inginkan, dan kalau boleh saran nih ya, mending nikahan itu di gedung ketimbang di rumah! karena di rumah lebih ribet dan lebih boros.

Tapi ya Alhamdulilah semua sudah berlalu, akad dan resepsi berjalan dengan lancar. Saya senang sekali banyak yang berkenan hadir di acara kami, mulai dari keluarga besar, sahabat saya dari Jakarta, Bandung, dll berkenan hadir beramai-ramai.

Berakhirnya status saya sebagai anak gadis, maka berakhir pula hobi saya keliling nusantara melalui pekerjaan saya selama hampir enam tahun ini. InsyaAllah per Juli ini saya sudah tidak lagi menjadi karyawan dari lembaga kesayangan saya, Dompet Dhuafa. Saya memutuskan untuk rehat sejenak dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk bisa berkontribusi lebih baik dari saya. Lalu saya kemana? InsyaAllah saya akan membersamai suami yang saat ini berdomisili di Padang, Sumatera Barat. Nah, kalau ada ide atau social movement yang bisa kita kembangkan di sana, mari kita berkolaborasi :D

Akhir kata, saya memohon doanya untuk kami, semoga pernikahan ini tidak hanya membawa kebermanfaatan untuk kami, tetapi juga untuk banyak orang. Terimakasih untuk semua doa dan perhatiannya ya kawan, semoga yang belum menikah Allah jaga dan kuatkan agar mampu bertemu dengan jodohnya masing-masing.


Love,


Fe dan Puji


*note: foto-foto pernikahan ada di instagram pribadi saya ya

Share this:

0 komentar :