Insomia Terencana

Insomia 'Terencana'

pictures by Bhakti N.A

Meski satu siang dihabiskan oleh pekerjaan yang tidak seberapa, namun tetap saja mengurangi energi. Well, akhir-akhir ini memang sedang 'bergelut' kembali dengan sisi lain. SISI LAIN? terdengar horor? bukan, bukan itu. Tetapi sisi lain dari diri :)


Hmm, begini. Saya ingin bertanya suatu pertanyaan yang mungkin sudah banyak orang lain tanyakan terlebih dahulu sebelum saya. ehm, Pernah melakukan sesuatu yang terpaksa? atau menjadi sesuatu karena permintaan orang yang kita sayangi??

" oh iya, saya bisa merasakan hal itu karena saya juga pernah...."


atau

" Saya pikir itu wujud sebuah pengorbanan demi..., meski saya tidak pernah mengalaminya..."

atau bahkan

" Ya, bukan masalah. Saya gak tahu harus bagaimana dan jadi apa. So, saya ikuti saja:)"

Beragam tentunya jawaban dari 'responden' yang menjawab pertanyaan. Ini tentang PILIHAN dan apa yang kita pilih adalah benar sebuah PILIHAN?

Saya ingin bercerita tentang saya, meski saya bukan siapa-siapa, tapi anggaplah saya seseorang yang kelak akan mejadi 'SIAPA'. 
Saya mungkin salah seorang yang bingung terhadap pilihan. Misalnya saja ketika harus memilih sebuah pekerjaan. Saya memiliki profesi karena kuliah saya dibidang kesehatan,sebagai Bidan. Apa yang kalian ketahui tentang bidan? semacam 'dukun beranak' atau yang biasa kalian panggil 'suster'?? jika Ya, maka kalian salah! Bidan itu profesi yang sangat komplit. Jika tidak percaya, datangi saja Bidan terdekat, atau saya, mungkin?:). 
Ketika saya menjalani kuliah dikebidanan pun merupakan 'pilihan' dari Ayahanda yang menginginkan saya menjadi seorang bidan. Dengan pertimbangan agar usai lulus kuliah tidak kesulitan mencari kerja. Ya, memang tidak sulit bagi bidan untuk mendapatkan perkerjaan. Tanpa mencari pun akan mendapatkan tawaran itu, namun tidak bagi saya. Saya pernah mencoba untuk mengabdikan diri menjadi seorang bidan. Saya menyukai pekerjaan ini,sebenarnya. Tapi, saya sering dihantui oleh sisi lain saya. Saya seolah dituntut untuk menjadi ini dan ini. Keduanya sama berat. Saya tidak mungkin meninggalkan predikat sebagai bidan karena saya menghargai kerjakeras Bapak dan do'a Ibu untuk saya menyelsaikan kuliah ini tahun lalu. Namun saya juga tidak bisa ' membunuh' sisi lain saya yang masih ingin terbang lebih jauh  bersama terik matahari yang berbeda koma. Hingga saat ini saya masih 'bingung' memilih yang mana. Menjadi salah satu penyebab semakin tak menentu, dan insomia malam ini memang terencanakan. Saya ingin menghabiskan malam ini untuk membaca, menulis dan berdiskusi.


Menjelang isya, saya pun mengakhiri sebuah diskusi dengan beberapa penulis 'sejarah'. Mereka yang mampu mengepakan sayap dengan pilihan yang tepat. Salah satu dari mereka mengatakan "temukan pekerjaan yang tidak membebani mu, lantas berkaryalah dibumi Tuhan yang luas". Kalimat itu seolah merebus semangat saya yang sempat saya 'bekukan' dalam enam bulan terakhir. Saya belum juga mantap memilih meski sudah beberapa kali meminta petujuk pada Sang MahaTahu, mungkin saya yang kurang seriuse bertanya padaNya atau petunjuk sudah didepan mata namun saya yang bodoh ini tidak menyadari itu?? hahaha

Saya mungkin sedang 'lupa' dengan apa yang pernah saya tulis,bahwa "Tuhan itu Mahakreatif. Ia memberikan tidak dengan satu cara, namun beraneka cara. Agar kita mau berusaha dan sabar didalamnya. Tuhan memberi petunjuk dengan atau tanpa perantara. Dengan pencitraan indera atau dengan jangkauan hati".


Ya, keberhasilan yang tertunda tahun lalu memang masih memberikan efek 'jera' yang cukup, hingga saya pun berulang kali menguatkan posisi' tegak'. Posisi yang saya pertahankan untuk impian, impian yang saya tulis dengan huruf kapital bahwa saya percaya, Impian itu akan menjelma didalam semangat dan keinginan yang luar biasa. Tidak perduli rupiah yang tersisa, semua ada jalannya. 

Pilihan itu diciptakan untuk dipilih. ya, DIPILIH!

Sampai detik ini saya sedang dalam proses menentukan pilihan. Berharap kelak apa yang nantinya saya pilih memang yang terbaik untuk saya, keluarga dan kita semua.

" Kadang apa yang kita anggap itu pilihan yang terbaik, bukan sebenarnya yang terbaik. Kembalikan lagi kepada Sang Maha Mengetahui. Ia sebaik-baiknya Penentu"

Share this:

0 komentar :