Fragmen (Hati) Anak Rantau
Ada satu fragmen dari kepura-puraan menjadi anak rantau.
" Dalam langkah menjalani hari, selalu ada lubang yang berusaha ditambal,dia adalah rindu, ingat Ibu..."
Banyak anak muda di luar sana yang memilih untuk
mengembangkan diri dan melanjutkan hidup dengan tetap berada di dekat
rumah. Tentu saja bukan pilihan yang salah dan bukan pilihan yang harus
digurui.
Tetapi banyak juga anak muda diluar sana yang memilih
untuk mencoba mengubah nasib dengan berpindah ke kota orang bahkan ke
negeri orang. Dan keputusan ini bukan keputusan yang mudah. Keputusan
yang diambil dengan banyak pengorbanan, salah satunya adalah tidak lagi
berada didalam dekapan keluarga.
Tentu saja, jauh dari peranakan adalah siksaan luar
biasa untuk hati yang selalu merindu. Bahkan dalam jarak selalu ada
tangis tanpa bulir. Dalam senyum, ada keinginan untuk bersama dibawah
satu atap dengan orang-orang terkasih.
Bahkan, ketika berkesempatan makan dengan sajian luar
biasa nikmatnya, tidur di hotel yang luar biasa pelayanannya,
jalan-jalan di kota dengan fasilitas yang ada, tetap saja ada yang
merana jauh didalam sana.
" Apa yang sedang Bapak - Ibu saya lakukan di sana?
sudahkan mereka makan? apakah makanan mereka selayak makanan saya?
Bagaimana dengan adik-adik? apakah mereka bisa berkembang dengan
kebahagian seperti saya? "
Aneka pertanyaan membuat kita tidak benar-benar
menikmati kebahagian di tanah rantau. Senyum yang ada mungkin sekadar
ucap syukur untuk suguhan manis dari Tuhan.
Tetapi jauh dari fragmen hati anak rantau, ada doa-doa
yang dengan penuh rindu berusaha disampaikan. Raga bisa saja jauh,
tetapi hati tetap memahami jalan untuk pulang.
Banyak bonus yang didapat menjadi anak
rantau. Betapa memahami bagaimana pengorbanan orang tua dalam
keberlangsungan keluarga. Keras hidup di luar rumah membuat hati jauh
lebih tabah dalam melakoni rencana-rencana Pemilik Hidup.
Tidak direkayasa ketika banyak orang-orang hebat di
Negeri kita yang sukses dalam kehidupan dan karirnya dengan menempuh
jalan ini. Jauh dari kemeranaan hatinya dalam merindu, ada kekuatan yang
juga dihasilkan oleh kerinduan itu sendiri. Karena Tuhan selalu
memberi..
Anak rantau seperti salmon dilautan. Hijrah
untuk satu tujuan dan tetap pulang dengan satu tujuan. Bertahan dari
segala macam hambatan. Hingga akhirnya bisa menghasilkan sesuatu yang
berharga.
Rindu obatnya memang bertemu. Jika belum bisa, kita
titipkan saja dahulu lewat doa. Sampai pada akhirnya kita bisa memeluk
satu per satu dengan rindu yang terjaga.
0 komentar :
Posting Komentar