Tak Berjudul

Sudah lama tidak menangis karena hati yang merasa lemah atau kesedihan yang terputar begitu mendalam. Iya, masa-masa kelam dan hitam tidak seutuhnya meninggalkan hari. Ada waktu di mana mereka hadir mengetuk jiwa yang mulai kembali damai. Ada gejolak yang ditimbulkan hingga hati kembali merasakan getirnya. Emosi yang dikandungnya kemudian lahir dalam buliran air mata dilengkapi dengan kesesakan di dada. Ada yang membuncah lepas. 

Suara tangis kian pilu kala mengingat rahmatNya yang tidak pernah putus bahkan ketika dosa-dosa masih ia hasilkan. Ia semakin malu dalam sujudnya, dalam doa-doanya. Mengingat betapa besar Tuhannya hingga masih membersamainya. 

Entah apa yang salah pada langkahnya, pada pikirnya, hingga ia masih saja menyalahkan mahkluk lain atas kesalahan yang ia buat. Sosok yang selalu belajar menjadi lebih baik-katanya, namun dosa seperti bayangannya sendiri. 

Ia frustasi, berkhayal menjadi manusia yang tanpa kesalahan namun hanya menjadi khayalan belaka. Sebab tidak ada satu manusia pun yang akan lolos dari jerat dosa, baik sekecil-kecilnya kesalahan. Namun tak salah jua jika ia menginginkannya, sebab rasa cintanya kepada Tuhan, ia ingin menjadi hamba sebaik-baiknya hamba. 

Jelas sekali hidup merupakan persinggahan, karena ia hanya seperti shelter dalam setiap ujian. Jika lulus maka akan menuju shelter selanjutnya, jika tidak lulus maka akan mengulang di shelter yang sama. Hingga pada akhirnya sampai pada tempat yang sebenarnya. 

Ada rasa lelah menghadapi dan menjalani setiap perjalanan. Bisa jadi ini yang menjadikan alasan setiap manusia membuat cerita hidupnya lebih menarik dengan intrik-intrik yang ada. Jutaan ragam cerita dibuat setiap saat oleh orang yang berbeda, setiap saat ada banyak dosa dan amal yang tercatat, ada banyak tangis dan tawa, ada cinta, ada kebencian, ada pengkhianatan, ada kerakusan, ada kebohongan, dan banyak lagi yang lainnya. 

Ada yang bisa dilihat dan dirasa oleh orang lain, ada yang disembunyikan di kedalaman hati, ada yang nampak hanya sesaat, ada yang pergi dan ada yang datang. Semuanya silih berganti sesuai dengan porosnya, sesuai dengan waktunya. Dan kita berjalan di antara banyak hal yang tidak kita ketahui dan tidak kita lihat. Bahkan ada kala di mana kita tidak memiliki daya untuk bisa meraih hal-hal tersebut. Sebab kita hanya diperkenankan berada di jalur yang telah disiapkan, mengambil jalur lain hanya menambah kerumitan yang ada, menambah hal-hal semakin tidak kita ketahui meski mungkin kita ingin mengetahuinya. 

Hari Jumat dikatakan istimewa, namun tidak semua orang memulainya dengan kebaikan. Ia sudah memulai hari dengan keburukan, meski kemudian ia menyesalinya. Ada banyak kotak-kotak di dalam kepalanya yang membuat ia ingin menyudahi perjalanan ini. Namun kotak-kotak tersebut tidak setiap saat muncul di hadapannya, hingga niatnya pun tidak pernah bulat. 

Tidak ada yang bisa disalahkan dan tidak perlu mencari kesalahan. Sebab situasi ini diciptakan memang sebagai ujian, bagaimana seorang manusia bisa mengatasi dirinya sendiri. Bagaimana seorang manusia bisa melahirkan dosa dan kebaikan diwaktu yang bersamaan dan sebagainya. 

Maka, setiap buah pikiran yang ada di dalam sana, tidak selamanya harus ditanam lalu menunggu tunasnya. Tidak juga memaksakan diri melahirkannya dalam sebuah kata-kata. Pada akhirnya, kita hanya perlu berjuang melawan kebatilan atas diri sendiri, berjuang untuk berdamai dengan diri sendiri, mengatur sedemikian rupa isi kepala dan hati agar hidup bisa tenang dengan atau tanpa orang lain. 

Selamat hari Jum'at! Semoga berkah.

Share this:

0 komentar :