Ujung Kulon, Tidak Sebatas Mimpi

Ujung Kulon, 03 Juni 2011

( Tiba di  Pulau peucang)


Terbayang gelak tawa keseruan yang membuat badak mengeluarkan tanduknya. Berdesis angin lalu lalang diantara. Dalam kurun waktu empat jam  melewati jalan yang bukan lagi sumber guncangan, melainkan juga sumber pengusir kantuk. Meski kedua mata ingin sekali terpejam.


Menurut mereka ini tanah banten. Yang ku injak pasir putih lengkap dengan karang  dan potongan ikan segar.
Menanti untuk menaiki perahu nelayan yang tak seberapa besar. Beramai dengan candaan yang renyah membuat sang surya kesal diabaikan:)

dalam ramai ku nyanyikan sebuah lagu untuk sahabat. Aku merindu mu untuk sekedar bercerita tentang ku, kau dan hidup.


Kini ku berada ditengah laut. Yang tak ku tahu namanya... 

dia sahabat ku,
Laut..
 Indah
Biru dan tenang.
Ia memiliki jiwa, hidup dengan bebas dan gemar melantunkan melodi.
menayangkan panorama yang nyata membuai mata..



 Tampak pulau kecil tak betuan. Menjadi buruan ombak menghempas dahan dengan airnya. I N D A H .....

Gelombang yang dimainkan layaknya sang maestro  sedang memimpin paduannya. Seirama dan senada hingga menghasilkan ketukan yang sempurna.
Kau bergejolak. Permainanmu lembut dan tenang. Awan yang bergulung keabuan berbaris sejajar dengan lekukan. Pasir puith kerap terbelai oleh ombak kasmaran. Anak kepiting berlari mencari karang. sementara umang-umang dengan berat hati membiarkan rumahnya kembali terendam. Mentari menyulap laut seperti berada diatas meja. Ratusan ikan memamerkan keelokan rumahnya.

 ah,aku takjub dengan pulau ini. Kini ku tahu siapa dia, PEUCANG namanya. Menurut pak kumis artinya rusa. Pulau Peucang adalah pulau rusa. meski ada juga yang bilang dinamakan peucang mengambil nama dari sejenis siput yang sering ditemukan di pantainya. Penduduk setempat biasa menyebutnya "mata peucang". "Peucang" juga adalah istilah dalam Bahasa Sunda untuk menyebut kancil. Pulau yang selalu memamerkan keindahan laut. Letaknya berada diantara pulau yang sama kecil. Pulau yang terletak di selat panaitan kabupaten pandeglang banten.



"..Ku biarkan jari kaki dimanja oleh peucang. Hingga rela ku rebahkan tubuh ku diatasnya. Dengan mata terpejam, nafas tenang nun teratur. mendengar pun merekam desiran ombak yang menyapa. Terbangun seketika terbuai oleh penglihatanku. Jelas terbentang langit biru seakan cerminan laut dihadapan ku..."






Ku dengar pak kumis dengan rasa cintanya menjelaskan seluk beluk pulau ini. Ku bangga dengan semangatnya berceritera tentang sejarah.  Seksama tanpa ingin melewati sejarah yang ku dengar dari bibirnya. Ku diam dan membatin. " Bumi Indonesia ku sangat indah "..


Pulau ini hanya satu dari ribuan pulau yang kelak akan ku jamah. Tak adil rasanya jika tak ku dekap mereka satu persatu. Setiap tanah yang ku tapaki, setiap udara yang hirup, setiap laut yang ku temui. Semua bernyawa dan mereka berbeda. Rasa tak pernah sama...

ketika ku berada didalamnya, menengelamkan tubuh ku. Disana ku sadari betapa ku butuh udara, tak bisa tanpa cahaya. Betapa ku harus menghargai setiap nafas yang ku desis. Yang kerap ku kutuk..



Tuhan MahaTau apa yang ada dihati ketika ku lakukan perjalanan ini. Tak lebih dari wujud syukur berada diantara. Menikmati segelas air jernih dan nasi putih. Mampu tersenyum dan terus berbagi. Seperti sahabat ku, Hujan, Laut, Pantai, Pasir, Purnama, Gunung, dan segenap sahabat alam yang lain. Yang senantiasa berbagi dalam hidup. Bukan mengharapkan hidup membagi padanya, melainkan berbagi pada hidup.
Alam mengajarkan banyak hal pada ku, tentang kebebasan dengan batas..
Seperti  laut yang mengajarkan keseimbangan dan masa depan
Bagai Tebing yang menayangkan batas dan daya
Layaknya Ombak yang membuat ku merasakan kembali sebuah hempasan
Seperti matahari ketika tenggelam dan terbit yang memperkenalkan tentang pertemuan dan perpisahan. Berharap akan kembali ku jelajahi Bumi Tuhan penuh rasa dan rahasia...



-Salam Damai dari Alam-

*All pictures by Irfan Kumi ( bang Ipank>> I Love your Camera^^) Thanks bang:)))

Share this:

0 komentar :