Air adalah Kita



Untuk Kawan,generasi selanjutnya..

Surat ini saya buat ketika bulan Agustus,di mana musim kemarau sudah mulai menyapa bumi kita. Dalam surat ini saya akan memanggil kalian dengan sebutan,kawan. Meski mungkin nanti kita jauh berbeda generasi, tidak mengapa, saya memang senang sekali jika dianggap sebaya ( muda ) ^_^
 
Saat ini, di jaman saya, air bersih yang kami ketahui adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan. Karena itu, menjadi salah satu kesulitan kami pada masa sekarang adalah mencari air bersih, khususnya di daerah yang padat pabrik atau daerah-daerah pegunungan yang semakin tandus ulah penebangan liar pun pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Ini salah satu kesulitan kami, kawan. Semoga bukan menjadi kesulitan kalian juga nanti.


Kawan, saya ingin bercerita sedikit tentang salah satu pulau terbesar di negeri kita, Papua. Kini, saya tengah menginjakan kaki di bumi cenderawasih ini. Suhu di sini memang lebih panas jika dibandingkan dengan pulau Jawa pun kampung halaman saya Sumatera,tetapi alhamdulilah di sini meski musim kemarau, hujan sering datang tiba-tiba. 

Seperti di Papua, khusunya kota Jayapura dan sekitarnya. Menjadi salah satu wilayah pegunungan yang berbatasan langsung dengan lautan membuat daerah ini semakin kesulitan air bersih. Kawasan Cycloop (jika kalian nanti memeiliki kesempatan untuk datang ke Papua maka singgahlah ke gunung Cycloop. Dari sini kalian bisa menikmati hamparan keindahan)  Kawasan gunung Cycloop sebagai sumber mata air dan dilindungi sebagai cagar alam kini nampak semakin tandus karena banyak penebangan liar yang sebelumnya pernah dilakukan, semakin parah dengan kabar bahwa penanaman yang dilakukan kembali belum berhasil (1). Sehingga membuat pemerintah mulai mencari sumber air yang lain untuk tetap membantu masyarakat mendapatkan air bersih. Seperti yang saya katakan sebelumnya, seperti itulah hidup kita yang kurang seimbang dengan alam. Di dunia ini terlalu banyak orang yang ingin hidup, tepatnya menghidupi diri sendiri. Mereka mencari uang dengan menebang pohon-pohon yang ada di hutan, membakar hutan kemudian menjadikan lahan perkebunan,dan sebagainya. Mungkin mereka belum memahami bahwa perbuatan mereka akan berakibat juga terhadap debit air di muka bumi. Bisa jadi mereka tidak sejauh itu memahaminya. Ini yang saya dapat rasakan dari peduduk yang berada di pegunungan di Papua, mereka tidak bisa mendapatkan air, jangankan air bersih untuk dikonsumsi, air untuk sekadar cuci kaki pun tidak ada. Alhasil, mereka mendapatkan air jika hujan turun kemudian ditampung di dalam drum-drum bekas, atau jika hujan tidak turun, maka mereka akan membeli air dari kampung di bawah. Saya bisa merasakan kesulitan mereka dalam mendapatkan air. Bagaimana kemudian mereka bisa sehat seperti kita?




Semoga generasi kalian adalah generasi yang menyukai perjalanan seperti kami saat ini. Karena di dalam surat saya ini akan menceritakan kawasan yang tidak hanya indah, tetapi juga bermanfaat sekali bagi masyarakat di Papua. Kali ini tentang Salah satu danau yang ada di Papua adalah Danau Sentani. Selain memberikan pemandangan yang indah karena dikelilingi oleh perbukitan, danau ini rencananya akan menjadi salah satu alternatif untuk masyarakat Jayapura dalam mendapatkan air bersih (2). 

Di danau ini, cukup banyak warga yang membangun rumah di tepinya. Hidup dengan menggunakan air danau tanpa penyulingan terlebih dahulu. Bisa jadi, mereka belum memahami bahaya mengonsumsi air danau tanpa penyulingan atau bisa jadi mereka sudah tidak lagi memperdulikan efek samping dengan alasan bertahun-tahun mereka mengandalkan air danau Sentani namun tidak ada efek samping yang membahayakan kesehatan mereka . Bisa jadi alam sudah memahami kesulitan mereka dalam hidup sehingga mereka teramat bersahabat.

Saat ini, atau mungkin sebenarnya sudah sejak dahulu. Kami sudah melihat ada masalah dalam mendapatkan air bersih. Sebaiknya, selain mencari sumber mata air yang lain, pemerintah juga harus memperhatikan kondisi alam dan sumber mata air sebelumnya untuk bisa lebih dijaga dari perbuatan merugikan misalnya, penebangan liar, pengerukan lahan dikawasan mata air, terlebih lagi semakin meningkatnya produksi sampah yang sulit diuraikan sehingga membuat bumi kita semakin dipenuhi oleh sampah. Karena jika tidak, saya khawatir akan nasib kalian nanti. Apakah kalian masih bisa merasakan nikmatnya air bersih dari bumi pertiwi? Saya tidak bisa membayangkan kalau kalian nanti harus mendapatkan air bersih dari negara-negara lainnya. Semoga saja tidak sampai separah itu.

Bisa jadi rasa khawatir saya berlebihan, saya harus optimis bahwa generasi masa depan akan lebih mampu mengatasi masalah ini. Mungkin kami bisa membantu kalian dengan beberapa cara untuk menghemat air bersih saat ini. Menghemat? Iya, menggunakan air bersih dengan sebaik-baiknya dan menjaga mata air dengan sunguh-sungguh serta tidak melupakan menjaga lingkungan.

Selain itu, kami mungkin bisa membantu kalian dengan cara menjaga lingkungan kami saat ini. Karena saat ini semakin banyak dari kami yang tidak cukup peduli dengan lingkungan. Misalnya saja membuang sampah, tangan-tangan kami sudah terbiasa melempar sampah dari dalam kendaraan ke jalan raya,padahal di dalam kendaraan ada tempat sampah yang sudah disediakan. Tangan- tangan kami sudah terbiasa membuang sampah ke selokan, ke aliran air,padahal banyak tempat sampah yang sudah disiapkan. Tangan-tangan kami tidak terbiasa memungut sampah di sekitar kami. Sebab kami pikir itu kotor sekali. Tanpa kami menyadari bahwa yang membuat sampah-sampah itu adalah diri kami sendiri. Begitulah generasi kami,Kawan.

Bicara tentang apa yang bisa kami lakukan untuk kalian, selain menjaga lingkungan, apalagi yang bisa kami bantu untuk menjaga bumi ini agar kelak kalian masih bisa menikmatinya ya? Rasanya saya sudah kehabisan ide. Sebentar, saya coba berpikir dahulu.Oh iya, saya ingat. Di kantor pun di rumah, saya terbiasa menggunakan air kemasan. Karena air keran di sini tidak bisa dikonsumsi karena banyak mengandung zat kapur, tetapi tetap saya gunakan untuk mencuci, mandi, dan sebagainya. Ngomong-ngomong tentang air putih kemasan, saat ini saya mencoba memanfaatkan botol kemasan itu untuk menjadi aksesoris. Tetapi belum sejauh itu saya buat, saya baru mendesign bentuk-bentuknya. Apakah itu membantu kalian ya, kawan? Semoga saja. Saya coba mengikuti teman-teman di luar negeri, mereka kreatif sekali mengolah sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Dan saya berharap masyarakat kita juga mau mencoba hal yang sama. Dan kalian juga harus tetap mau mengolah sampah-sampah yang bisa didaur ulang ya! Anak muda itu harus kreatif, jangan sampai kita biarkan bumi kita yang indah ini kekeringan dan dipenuhi dengan sampah-sampah dari generasi pertama hingga generasi akhir . 
 
Ah, rasanya menitipkan pesan tentang air seperti menitipkan satu nafas kehidupan pada kalian. Karena kita harus menyadari bahwa kita tidak boleh hidup sesuka hati tanpa memperdulikan alam. Sebab kita manusia sudah terbiasa mengambil semua darinya, tanpa menyadari bahwa mungkin kita tidak pernah memberikan apa-apa pada alam. Kita tidak menjaga hubungan yang selaras dengan mereka. Tidak aneh rasanya jika kini banjir terjadi di mana –mana,pemanasan global, laut semakin dangkal, gunung semakin gundul, sebab penduduk semakin padat, pembangunan semakin meluas, setiap orang hampir memiliki kendaraan, setiap orang hampir memiliki handphone, setiap orang menghasilkan sampah, membuangnya, membiarkan menumpuk di dalam selokan, membangun istana di dataran tinggi. Namun sayangnya, tidak setiap orang mau menjaga irigasi air supaya bebas dari sampah, tidak semua orang mau menjaga hutan dari penebangan liar dan pembakaran, tidak semua orang mau menanam pohon, tidak semua orang memahami bahwa kekeringan mengancam hidup kita, bahkan tidak semua orang menyadari bahwa bencana sudah mulai menampakan wajahnya di kehidupan kita secara perlahan. Kita hanya mampu menyalahkan orang lain, menyalahkan pemerintah, tanpa menengok ke diri sendiri bahwa kita sudah menyumbangkan diri pada masalah-masalah tersebut.

Kawan, 

Untuk kalian nanti, belajarlah dari generasi terdahulu. Jadilah generasi yang mengubah “kebiasaan” yang tidak baik dari kami. Jaga bumi ini seperti kita menjaga diri sendiri. Jika kita haus, bumi juga harus. Ketika kita merasa kekeringan, bumi juga merasakan hal yang sama. Sebab, yang kita pijak ini tidak jauh berbeda dengan saat kita berada di dalam kandungan. Jika air ketuban semakin sedikit, bisa kita bayangkan pertumbuhan bayi yang ada di dalamnya akan terhambat, kekurangan gizi, cacat bahkan menemui kematian. Ini tentu saja bukan hal yang kita inginkan.

Mari bersama kita jaga air bumi, air laut, bahkan air mata. Kita selamatkan bumi dan seisinya dengan kita mengubah perilaku dan gaya hidup kita. Selaras dengan bumi, dengan alam, sehingga keseimbangan itu bisa kita rasakan. Kawan, kalian adalah generasi yang besar, hebat dan luar biasa. Maka gunakan kebesaran, kehebatan dan keluarbiasaan itu untuk menjaga apa yang kita miliki. Tanah, air, hutan, gunung, bumi seisinya, semua adalah satu kesatuan dengan diri kita, jika kita menjaga mereka itu artinya kita juga menjaga diri sendiri. Sebab sebagian besar tubuh kita adalah air.

Sekian.

Sumber :
(1) http://bintangpapua.com/index.php/2012-12-03-03-14-02/2013-01-02-06-12-35/item/14447-kawasan-cycloop-sebagai-sumber-mata-air
(2) http://kotajayapura.blogspot.com/2011/11/pdam-usulkan-danau-sentani-jadi-sumber.html

Share this:

1 komentar :

Anonim mengatakan...

Air harus dijaga kelestariannya ya
http://bukanbocahbiasa.wordpress.com/2014/08/30/yaiks-sumber-air-minumku-tercampur-tinja/