Hal Tersulit

Orang bilang hal tersulit di dalam hidup adalah memaafkan. Bisa jadi tidak semua sepakat tentang itu. Tetapi kali ini saya bagian dari yang setuju akan statment tersebut. 

Saat masih kecil, bisa jadi saya belum begitu mengerti bagaimana cara memaafkan orang lain. Beranjak remaja hingga dewasa, saya mulai mengerti, meski ternyata saya tidak benar benar bisa melakukannya. 

Benar. Ini adalah sebuah pengakuan, di lubuk hati saya yang paling dalam, ada banyak daftar nama beserta perbuatan mereka terhadap saya, yang hingga tulisan ini ada, saya belum bisa melupakan apalagi memaafkan mereka. 

Benar. Saya tentu lelah dan menyadari bahwa saya harus mempertimbangkan kesehatan diri saya, karena dengan menyimpan rasa marah,benci, dendam, tidak baik untuk kesehatan saya. Tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya bisa melepaskan itu semua. 

Pernah saya mencoba dan mengatakan bahwa saya sudah memaafkan si a si b dan si c, tetapi ketika saya mengkonfirmasi ke diri saya sendiri, rupanya belum juga saya mampu melakukan hal itu. Memaafkan. 

Kadang, dalam sepi, dalam hening, saya bisa merasakan rasa sakit yang mereka buat. Hingga kadang air mata mengalir begitu saja. Saya biarkan, berharap dengan begitu suatu saat saya akan berhasil memaafkan mereka dan perbuatan mereka. 

Ada banyak yang bilang “Tuhan saja maha pemaaf, mengapa kamu tidak?”. Sah-sah saja mereka mau berkata apa, sebab hal itu juga tidak kunjung membuat saya bisa memaafkan orang lain yang sudah bersikap tidak baik dengan saya. 

Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang mengkhianati saya? Yang bersikap baik di depan saya namun di belakang saya menyakiti saya? Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang telah memperdaya saya? Membuat saya seperti manusia yang dungu? Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang membenci saya, tanpa mereka mengenal saya seperti apa? 

Tetapi meskipun begitu, suatu hari saya berharap bahwa saya bisa memaafkan mereka. Saya ingin hati saya lega, tidak lagi disesaki oleh perasaan yang seperti itu. Saya ingin hati saya tidak lagi sakit, saya ingin membebaskan hati saya kembali. Begitu lelah mencoba memaafkan mereka, begitu lelah. Terlebih lagi, tidak ada kata maaf yang mereka ujarkan. Mereka mencuci tangan setelah membuat hati saya terkoyak. Mereka balik kanan tanpa sepatah kata. Tanpa tahu bahwa saya tersakiti oleh mereka. 

Manusia, iya manusia. 
Kadang kita tidak sadar telah menyakiti hati sesama.
Tak paham bahwa ada yang berjuang memaafkan kita. 
Sebab tak mudah untuk hati benar benar rela disakiti.

Share this:

0 komentar :