Karena Istri Tetaplah Istri

Dulu, dulu sekali, tentu saja saat masih single, Saya pernah membatin dan berpikir bahwa perempuan-perempuan di sekitar saya ini kok ya berlebihan sekali. Gimana, gimana? 

Iya, dulu saya menganggap reaksi mereka ketika suaminya lembur, suaminya belum chat, suaminya belum ini dan itu, para istri ini kebanyakan akan marah, akan merajuk. Dulu, daya pikir mereka berlebihan. Tapi itu dulu, karena kini saya sudah menjadi seperti mereka! Maksudnya? Iya, jadi istri yang DDM (dikit dikit merajuk) 

Kenapa bisa begitu? 

Bucin? Oh tentu tidak, saya menolak dilabeli bucin. Entah kenapa saya tidak nyaman dengan istilah tersebut. Kesannya negatif. Lah terus

Iya, buat saya istri tetaplah istri. Sepandai pandainya cuek, akan ada waktu di mana semua yang ia skip skip, simpan simpan akan meledak duaaaaar. Lalu sang suami bingung dan bertanya “ sayang, salah ku apa?” Duaaaaaar, bom selanjutnya meledak. “Salah mu ketika kamu tidak tahu dan sadar apa salah mu” teriaknya dalam hati.

Emang ya, rumah tangga itu super lucu, penuh suka dan duka. Tapi semoga lebih banyak suka-nya ya! Kalau kebanyakan duka, ganti aja jadi rumah duka namanya. 

Jadi, sehari hari berperan sebagai istri sekaligus seorang ibu tentu ada banyak tantangan dan tuntutannya lho. Dan harus kita akui bahwa tidak semua hal tersebut dilalui dengan suka cita. Apalagi jika, jika bertepatan dengan WMMH. Apa itu? Waktu Mood Mamak Hancur. Kapan itu? Hanya Tuhan yang tahu. Jadi si suami dan anak bisa apa? Enggak ada, siapin diri aja semanis mungkin agar ketika tiba waktunya enggak ikutan hancur juga moodnya. Duh duh duh 

Emang segitunya ya? Sebagian besar begitu. Kalau enggak berarti ya belum aja. 

Jadi kita harus gimana? Enggak gimana gimana, setiap rumah tangga ada ceritanya. Setiap pasangan punya seni dalam menyelesaikan uneg-unegnya. Ada yang hobinya marah marah kalau nahan uneg kelamaan. Ada yang semakin marah ketika udah sampaikan uneg tapi malah dicuekin. Lebih marah lagi ketika sang suami tidak merasa bersalah dan bersikap seolah olah tidak memperjuangkan senyumnya istri. Ampuuuuun, sungguh perempuan itu sebegitu spesialnya yah. Pakai telur mah enggak cukup, kudu ditambah keju, cokelat, dan tiket travelling. Lol

Jadi, untuk para suami, mengertilah! Para istri tetaplah istri, perempuan nan lembut hatinya dan (kasar) ucapannya, perbanyak perhatian, doa dan kasih sayang. Niscaya lebih banyak senyum yang terbit dari wajahnya. Kalau belum juga, coba sesekali diajak dinner berdua, jangan lupa bawain bunga, bunga apapun selain bunga bank, rigba soalnya! 


Stay at home, healthy and happy ya! 

Share this:

0 komentar :