Tuhan dan hati
Tuhan menciptakan keraguan adalah untuk memberikan kita satu pelajaran tentang keyakinan.
Analognya seperti ini, "ketika saya sedang berjalan-jalan mencari rumah dalam sebuah komplek perumahan, saya melihat dan mengamati satu persatu rumah yang ada. Saya sesuaikan dengan kriteria yang saya inginkan. Setelah mengelilingi semua rumah yang ada, saya tidak menemukan satu pun rumah yang memenuhi semua kriteria saya. lantas saya pindah menuju komplek perumahan yang lain. Saya melakukan hal yang sama. Saya kelilingi rumah dari satu ke lainnya. Saya amati dengan sangat dekat, alih-alih agar tidak ada yang terlewat. Perlahan saya akhirnya berada di pintu keluar. Hal ini saya lakukan berulang kali. Lantas saya duduk dan bertanya pada diri sendiri. Mengapa tidak ada satu pun rumah yang sesuai dengan kriteria yang saya inginkan? Apakah selera yang membangun rumah terlalu payah sehingga tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria saya? atau kriteria saya yang salah?. Terakhir saya kembali bersih keras mencari rumah yang cocok untuk saya. Pada satu komplek dengan pemandangan yang indah, udara yang segar, dan tempat yang nyaman, saya menyukai rumah itu. Saya melihatnya lebih dekat. Saya menyukai rumah itu, tetapi saya ragu untuk membelinya. saya khawatir rumah itu tidak membuat saya nyaman. saya khawatir pilihan saya salah"
Kemudian, saya mencoba mempertimbangkan kembali tentang arti ideal di dalam pikiran saya. Jika ideal yang bertahan dialur pikir saya adalah kesempurnaan pada sudut pandang, maka kini mulai saya otak-atik kembali. Juga memeriksa rasa khawatir dan keraguan pada hal-hal yang samar. Bukankah hal tersebut saya yang membuat? " Bisa saja Tuhan memberi saya rasa ragu untuk menguji seberapa jauh saya mampu mempertahankan keyakinan"
Saya belajar tentang bagaimana saya mampu mempercayai bahwa apa yang saya pilih itu akan menjadi ideal ketika pusat pikir saya tidak mengirimkan signal penolakan terhadap apa yang tidak sempurna menurutnya. Logika. karena pada dasarnya, Keyakinan bukan berbasis logika, melainkan RASA. Tuhan menciptakan keyakinan untuk dirasa, bukan dipikirkan. Tugas antara nurani dan otak itu berbeda!
Jika kamu mencari Tuhan, gunakan hati! jika kamu mencari keyakinan, gunakan Hati! ketika kamu menentukan pilihan, maka Gunakan Tuhan dan Hati!
Jakarta, 22 januari 2013
0 komentar :
Posting Komentar