Dialog Sore
Dewasa itu ketika menghadapi masalah layaknya menanti badai usai sambil berdoa atau bahkan bersenandung..
Tidak jarang, masalah datang begitu saja. Terkecil ia berwujud masalah yang muncul didalam pikiran sewaktu-waktu. Seperti sore ini, tetiba memikirkan bisnis apa yang tepat untuk mengisi waktu luang sepasang suami-isteri yang beranjak menjadi lanjut usia. Sepasang suami isteri mulai layu dimakan waktu, dengan melihat putera - puterinya kian dewasa namun belum juga menggenapkan separuh dien. Jelas saja ini menjadi bahan pikiran bagi mereka. Rumah kian sepi, dan status mereka belum sebagai kakek- nenek.
Adanya kecanggihan telephone genggam membuat banyak hal menjadi lebih mudah. Membuat group diskusi yang beranggotakan kakak-adik. Tiap hari saling sapa, saling menanyakan kabar, saling bertukar informasi tak jarang bertukar cerita yang berakhir di malam hari. Raga kita memang jauh, namun tidak mampu dipungkiri, hati kita tetap dekat..
Sore ini, kita masih melakukan hal sederhana. Yakni saling mendengar, saling memberi pendapat. Kadang ada emosi, kadang ada tawa. Kita menjadi dewasa dengan sudut pandang yg beraneka. Kita semakin rindu dengan diskusi tanpa perantara.
Adik lelaki yang saya banggakan itu menuliskan pesan seperti ini " Jangan khawatir. Beri rasa percaya dan dukungan pada saya, maka saya akan buktikan bahwa saya bisa. Jangan melihat sisi hitam saya, tetapi pandanglah sisi putih meski masih samar "
Dahulu,Adik lelaki saya tidak lebih dari anak bungsu yang manja, tampan, manutan. Lihat kini, ia tumbuh menjadi lelaki dewasa yang penuh emosi, penuh pertimbangan, ia diturunkan sikap kerja keras oleh Bapak kami. Lelaki yang kini menikmati hari tuanya dengan menjadi petani, dan tengah merengek kepada saya meminta diizinkan untuk bersepeda. Ah, Pak! Bermanjalah dengan anak gadismu yang masih rindu dekapanmu..
Dan tentang bisnis, sedang direncanakan sebuah bisnis yang kelak akan membuat hari tua sepasang suami-isteri sangat menikmati hari tua mereka. Semoga..
"Teori tidak melulu berisi tentang idealisme, melainkan tentang realitas yang memang akan kita temui"
0 komentar :
Posting Komentar