TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for Juli 2013
Pergi berarti memutuskan untuk tidak pada tempat yang sama
Pergi adalah meninggalkan elegi pada harapan
Pergi merupakan kumpulan langkah-langkah kecil yang tertahan lantas membebaskan
Pergi menjadi serangkaian peristiwa dengan luka dan kecewa

Sebab ribuan alasan belum cukup untuk menahan sebuah kepergian
Sebab kepergian menjadi pilihan yang kau putuskan
Sebab pergi tidak akan pernah membawa mu (kembali )
Sebab kita tidak bisa menahan angin untuk memporak pondakan impian
Sebab kita juga tidak bisa menghentikan waktu untuk tidak melaju
Sebab kita juga tidak akan pernah mampu untuk membuat daun selalu hijau dan rambut selalu hitam

Karena nada akan tetap dimainkan meski kadang sumbang
Karena siang akan tetap menjadi malam walau tanpa bulan
Karena luka akan tetap menjadi luka meski sudah memaafkan

Kita hanya bisa membiarkan air mengalir melewati bebatuan
Kita hanya bisa menikmati pelangi usai hujan 
Kita hanya bisa berjalan dengan ritme yang sudah ditentukan

Sebab kita ada bukan untuk menolak. Melainkan kita ada untuk  belajar menerima 



Tosari, Ramadhan 16
Ram, Aku mau bercerita lagi. Menulis ini dengan semangat yang berapi-api. 

Semalam keluar semua kalimat-kalimat penegasan," Ini anak Bapak, kan? Keadaanya seperti ini mau dibawa pulang? Ini masalah nyawa Pak! tolong jangan dianggap remeh ".

Tegang luar biasa. Bagaimana tidak, Ram!  Sedang bermasak-ria menyiapkan untuk berbuka puasa tetiba ada bidan desa datang meminta bantuan karena ada bayi lahir prematur dengan berat yang hanya genap 1000 gram. 

Ram, kamu tahu sendiri kan aku sedang dimana? sebuah desa pada ketinggian 1700 mdpl, dengan puskesmas yang seadanya. Bahkan abocath ( jarum yang digunakan untuk menjembatani antara infus dengan pembuluh darah ) untuk bayi pun tidak ada, bagaimana mau memberi obat untuk bayi mungil itu. Bayangkan Ram! Sementara Bapak sang bayi pun keluarganya menolak untuk di rujuk!

Aku berusaha tetap tenang ketika menjelaskan berulang kali mengenai kondisi bayinya mengapa harus dirujuk. Sementara kedua rekan masih berusaha untuk tetap memasangkan infus agar sang bayi mendapatkan nutrisi. Bayi itu lahir dengan berat badan sangat rendah,Ram. Nyawanya terancam. Tidak main- main resikonya. Yang harus disyukuri adalah kami terbantu dalam menjaga suhu atau kehangatan bayi karena dipuskesmas sudah tersedia inkubator. Tapi itu belum cukup. Bayi mungil itu harus mendapatkan perawatan yang sangat istimewa, Ram..

Aku berulang menjelaskan kepada keluarga dan meminta untuk dipertimbangkan  agar keluarga setuju bayinya dirujuk. Bapak sang bayi menolak dirujuk karena alasan tidak ada biaya dan tidak ada yang menunggu.Tuhan, lihat anak- anak belia yang entah bagaimana caranya begitu mantap untuk membangun rumah tangga. Konon Ram, Bapak dan Ibu bayi ini baru satu bulan menikah. Tetiba hari ini lahirlah bayi mungil itu kedunia tanpa bantuan Bidan. Akhirnya apa? Perdarahan terjadi, Ram! Jika perdarahan sudah terjadi saja! Keluarga baru sibuk memanggil Bidan. Mereka pikir dukun bisa menangani perdarahan? Jika bisa,jika dukun bayi sehebat itu, maka aku pengsiun saja sebagai Bidan! Akan aku ajukan sekalian ke Pemerintah untuk menutup Jurusan  Kebidanan. Buka saja sekolah perdukunan. Keterlaluan! ini sudah keterlaluan. Ini masalah nyawa Ram. Bukan sekadar barang atau mesin yang jika rusak bisa diganti.

Sebenarnya aku tidak memusuhi dukun bayi, Tidak! Bidan berteman baik dengan mereka. Sudah banyak dukun bayi yang mau bekerjasama dengan Bidan. Dengan memanggil Bidan ketika ada warganya yang mau melahirkan. Dukun bisa diajarkan untuk merawat bayi ketika sudah lahir, itu pun dengan instruksi yang benar. Semua bisa dikondisikan, tetapi sayangnya! Pada kenyataannya, masyarakat kita masih belum bisa memilah milih dan mempertimbangkan keputusan yang mereka ambil. Dan mbah dukun tidak mungkin menolak panggilan, mboten saget..

Aku berharap semua Bidan tidak bosan untuk selalu menegaskan dan selalu menekankan agar semua Ibu hamil dan yang akan melahirkan harus di Bidan itu ya untuk itu, Ram. Untuk mengantisipasi hal- hal yang membahayakan Ibu dan Bayi. Aku dari awal kehamilan semua klien, selalu memberitahu tanda- tanda bahaya pada kehamilan ; lengkap dengan hal- hal pribadi yang harus mereka ketahui. Sudah aku bilang " Sperma itu mengandung hormon prostaglandin yang bisa memicu timbulnya kontraksi dan membuat bayi lahir sebelum waktunya "  Itu salah satu rambu-rambu yang selalu aku beritahu kepada semua klien tanpa memandang usia kehamilan. Agar apa? agar mereka bisa berhati -hati dan memperhitungkan segala hal untuk keberlangsungan kehamilannya.

Pemerintah sudah dengan baik memperhatikan warganya, setidaknya pelayanan untuk kesehatan primer sudah gratis loh! Apalagi masalahnya? Periksa ke Puskesmas sudah gratis, melahirkan di Puskesmas gratis, setiap desa ada Pustu juga ada yang polindes. Kadang ada yang beralasan bahwa Bidan desanya tidak ada ditempat, Nah loh! Itu juga gak bener yang begitu. Ketika Bidan desa memutuskan untuk meninggalkan tempat prakteknya dalam waktu lama pun sebentar harus mengetahui juga apakah ada klien dengan taksiran partus dalam waktu dekat. Sehingga hal - hal tersebut pun bisa dikondisikan.

Kamu masih inget kan Ram, apa itu Pustu dan Polindes? Nih aku ingatkan! Pustu itu puskesmas pembantu sementara polindes itu pondok bersalin desa. Kurang apa lagi coba?  Setiap bulan Bidan desa dan kader posyandu pasti selalu berkeliling ke dusun- dusun. Selalu beritahu agar lahir di Bidan, periksa hamil di Bidan, Jangan lupa Imunisasi anaknya, menjelaskan bahwa imunisasi itu tidak bahaya dan tidak membuat sakit, menjelaskan juga bahwa mie instan itu tidak baik untuk pertumbuhan anak, apalagi ketika menjelaskan tentang ASI eksklusif. Sudah sampai berbusa menjelaskan hal itu, tetap saja bayi baru lahir sudah dikasih makan pisang yang dilembutkan! 

Ah Ram,  Aku akui, inilah tantangan terbesar dari pekerjaan. Membiasakan untuk berbuat yang benar. Bukan membenarkan yang biasa. Ini memang tidak mudah. Dan ini juga hanya bagian kecil dari sekelumit masalah di dalam hidup. Membuat perubahan perilaku bukan saja membuthkan waktu yang tak terhingga, tetapi juga kesabaran tanpa batas. Tidak ada kata menyerah, Ram! Dont be a pussy

Itu sebabnya, kami selalu mengatakan pada remaja, kita tidak bisa melarang orang untuk menikah pun melakukan aktifitas seksual. Tetapi setidaknya mereka harus mengetahui bahwa semua ada pertanggungjawabnya. Ketika masih usia sekolah SMP- SMA, pusatkan dahulu dengan tanggungjawab sebagai pelajar. Aku yakin Ram, kamu juga pasti yakin, Bahwa tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya memiliki masa depan lebih baik. Dan salah satunya adalah dengan kita kejam pada diri sendiri untuk menahan segala gejolak agar sekolah kita berlanjut hingga mencapai kesetaraan.

Siapa sih yang tidak ingin menikah, berkeluarga dan mempunyai anak? Aku pikir tidak ada. Tetapi semua itu membutuhkan perencanaan yang matang. Kelak, tidak ada masalah kesehatan yang terjadi karena ' spontanitas' . Berbeda kondisi jika hal itu terjadi diluar apa yang sudah disiapkan, itu sudah menjadi urusan Tuhan.

Ram, aku nampak tua dan menyebalkan ya? Ohya, Si bayi mungil pada akhirnya berhasil untuk dirujuk ditengah malam. Tetapi sayang, keputusan terlampau alot hingga pada akhirnya kabar yang kami dapatkan dari rekan dokter yang semalam merujuk bahwa bayinya meninggal dalam perjalanan. Innalilahiwainnaillahirojiun
Ram

Hari ini aku begitu semangat mengetik surat teruntuk kamu. Tadi pagi, saat sedang membersihkan lantai, tetiba aku teringat tentang salah satu permainan yang aku dapat saat menjalani karantina. 

Permainan itu nampak sederhana. Kami berbaris di depan ruangan lantai 2, sebagian ada yang ditutup matanya, sebagian ada yang menjadi instruktur untuk membimbing. Lantas ditutup mata kami dengan kain penutup berwarna hitam. Erat sekali,supaya tidak nampak apa-apa.

Kemudian kami diminta untuk mendengarkan petunjuk dari instruktur. Petunjuk yang pertama adalah diminta untuk mendengar. Kemudian diminta untuk berpegangan pada bahu teman yang ada dibaris depan. Selanjutnya kami diminta berjalan sesuai dengan arahan. 

Selangkah, dua langkah masih lancar. Tiba saat jalur selanjutnya berupa tangga, lupa ada berapa jumlah anak tangga. Yang pasti terdapat dua kali liku. Kami tetap tenang, bahkan kami masih bercanda dan tertawa. Sesekali salah pijakan dan hampir terjatuh. Dalam hal ini, kami harus seirama satu langkah. Tidak ada yang boleh mendahului atau mengutamakan ego. Karena tangan harus berada dipundak teman. begitu seterusnya sampai menuju tempat pemberhentian.

Kami berhasil melewati tangga, Ram! Kami berhasil. Tetapi permainan ini belum selesai, karena kami masih harus berjalan menuju kantin. Ya, kami tetap berjalan dengan mata tertutup juga tangan dipundak teman. Satu per satu langkah kami melaju. Menuruni anak tangga, melewati parit, melewati tanjakan, kemudian menaiki tangga, sampai pada akhirnya kami semua sampai di depan kantin tanpa ada tangan yang terlepas dari pundak.

Ram, dalam permainan itu yang kami andalkan hanya rasa percaya. Percaya pada Tuhan bahwa Tuhan tidak pernah mencelakakan, percaya pada panitia bahwa mereka tidak akan membuat permainan yang berbahaya, percaya pada teman bahwa akan saling membantu, percaya pada diri sendiri pasti mampu.

Lihat Ram,betapa sederhananya suatu masalah ketika kita yakin pada Tuhan. Kita hanya cukup yakin, bahwa Tuhan tidak pernah keliru. Takdir tidak pernah salah. Setiap kejadian tidak ada yang kebetulan. Semua sudah direncanakan dengan rapih, semua sudah tertulis.

Kita hanya cukup satu, Ram, cukup mendengar apa yang Tuhan bilang. Jangan pernah mendahului Tuhan dalam perkara apapun. Tuhan mengetahui sedang kita tidak.

Ram,mungkin terdengar aneh ya ketika aku menjadi seperti ini? Karna mungkin yang kamu lihat bahwa aku hanya gadis yang terlalu keras, moody dan egois. Ya, itu memang aku dalam ketidaksempurnaan. Aku hanya meminta satu hal, jangan bosan ya Ram, untuk membaca surat- surat ini. Aku hanya berusaha untuk belajar. Dari apapun itu.
Seperti  gulungan ombak menenggelamkan pasir di bibir pantai, layaknya lelampuan dipinggir kota, semakin malam ia semakin redup, terdengar sayup dari sisi gelap

Dear, Ram

Sudah lama rupanya kita tidak saling berbagi cerita. Mungkin saja kamu sudah berirama dengan nada yang lain. Mungkin. 

Yang aku ingat, terakhir kali kamu menyampaikan permintaan maaf dalam pesan pendek yang kamu kirimkan lewat Gtalk. 

Kamu tulis disana " Maaf untuk semua ". 

Terdengar sekadar dan sederhana. 

Para bijak selalu berkata bahwa " Memaafkan adalah hal yang mulia ". Aku setuju dengan pernyataan mereka. Tetapi sayangnya aku memilih untuk tidak menjadi seorang yang mulia. Bukankah kamu yang sudah melenyapkan sisi kemuliaan yang aku punya?

Kamu ingat dengan semua kalimat yang kamu tujukan kepada seseorang yang kata mu sudah lupa seperti apa kamu pernah menaruh harapan padanya? Atau kamu sudah lupa dengan rangkaian kalimat yang mungkin jika orang lain yang membaca pun tidak akan pernah memaafkan kamu?

Mereka bertanya " Mengapa kamu masih nampak memusuhinya ?" oh men! Kalau saja kalian yang menjadi objek dari semua kalimat itu, mungkin akan lebih dari sekadar tidak memaafkannya. Aku tidak memusuhi atau pun membenci mu, Ram. Aku hanya tidak ingin ingat pun sekadar tahu tentang siapa itu kamu. Bagi ku, semua sudah cukup. Kalau saja kamu memilih cara yang baik untuk yang lalu, tidak sampai memilih kalimat yang mungkin lebih pantas untuk mereka yang memang tidak pernah  kamu ketahui. 

Ram, sebenarnya aku ingin memaafkan mu. Tapi setiap mengingat semua perlakuan mu, semua membatu dan membeku. Sudah satu tahun yang lalu. Semua pesan sudah lenyap dari kotak masuk, tidak ada yang tersisa satu pun hal yang berkaitan dengan mu. Tidak ada. Semua sudah lenyap. Tetapi tidak untuk kalimat-kalimat itu, sepanjang waktu ia selalu mengikuti, selalu menghampiri, selalu bernyanyi. Lantas bagaimana aku mampu memaafkan mu?

Kamu masih ingat kan dengan semua yang pernah kamu katakan setelah perpisahan itu,Ram? Jika kamu lupa, perlu aku ingatkan? Tapi untuk apa? Untuk membuat kamumerasa bersalah, lantas meminta maaf? Maaf bisa membuat kalimat itu terlupakan? Never, Ram! 

Ingat kamu pernah menanggapi kelakuan oknum yang berlaku tidak sopan dengan ku. Kamu bilang " Kenapa gak kamu tampar aja orang seperti itu. Kurang ajar!". Aku? berlaku kasar dengan orang ? Kalau saja aku perempuan seperti itu, Ram, kenapa tidak kamu dahulu yang aku hajar? but, i cant like that with whoever!

Seorang sahabat memberi saran, Ram. Dia bilang " Rasa sakit itu cukup kamu terima, karena gak akan bisa kamu lupain. Cukup kamu terima ". Gak ada pilihan, memang! semua memang harus diterima. Termasuk semua kalimat yang kamu tujukan, meski begitu hina, begitu tidak layak untuk dikenang.

Ah Ram, belajarlah menjadi seorang yang tidak sempit dalam memandang hidup. seperti yang kamu ajarkan dahulu. Tuhan sudah bilang berulang kali tentang perempuan, Perempuan memang diciptakan dari rusuk yang paling bengkok. Dan untuk meluruskannya, kamu tidak bisa menggunakan kekerasan. Perempuan mana pun, ia diciptakan dari rusuk yang bengkok. Untuk meluruskannya, kamu harus memahami cara terbaik yang Tuhan ajarkan.

Aku banyak belajar,Ram. Dan aku hanya ingin berbagi, bukan menggurui. Aku terlampau serakah dengan dosa. Dan aku ingin perbaiki selagi nafas masih bisa bersahabat. Mungkin aku memang harus mengakui bahwa aku memang makhluk yang hina dina, mungkin.


"Judul tulisan kali ini sedikit banyak membuat saya muak, Exactly! Ini bukan sekadar masalah sepasang suami isteri yang saling mencoba untuk memenangkan pertempuran, tapi jauh dari itu, kekerasaan dalam rumah tangga itu salah satu wujud bahwa kita sebagai manusia belum menjadi manusia seutuhnya dalam berkomunikasi.. "

Pada tanggal 22 september 2004, Pemerintah mengeluarkan UU No. 23 / 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, hal ini menjadi salah satu upaya yang pemerintah lakukan untuk menurunkan angka kejadian KDRT yang dewasa ini semakin meruncing,  mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga , melindungii korban kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis.

Bayangkan, sepasang suami isteri yang sudah berjanji sehidup semati di hadapan saksi dan Tuhan, tetiba harus menyakiti dengan ragam rupa.. 

Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( yang saya kutip dari Wikipedia dan Buku Gender Harmony berjudul Bagaimana Mencegah KDRT ) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,  yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual , psikologis dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 

Memang, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia yang notabene memang negara yang isinya perbedaan, tetapi terjadi juga di dunia. Sehingga di Wina tahun 1992 menyatakan bahwa Hak Perempuan adalah bagian integral dari Hak Asasi Manusia. 

Bukan tidak berarti apa yang Pemerintah sudah lakukan, tetapi apa artinya jika tokohnya sendiri tidak berusaha dan tidak memahami seperti apa seharusnya.

Dari banyak survei, di dapatkan penyebab dari KDRT, seperti budaya patriarki, budaya yang berdampak negatif terhadap perempuan, karena perempuan dianggap tidak setara dengan laki-laki  dan dianggap sebagai makhluk lemah. Tidak menyalahkan Budaya, tetapi mungkin bisa lebih bijak lagi dalam menerapkannya didalam kehidupan rumah tangga. Bukankah budaya itu yang menciptakan manusia? bukankah manusia diberi akal pikiran untuk mempertimbangkan banyak hal termasuk mengawinkan banyak hal dengan kehidupan rumah tangga. 

Sayangnya, yang terjadi begitu berlawanan, dimana perempuan masih diperlakukan dengan tidak seharusnya. Dan dengan beredarnya anggapan bahwa laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara ini akan selalu membayangi terjadinya KDRT.

Rendahnya komunikasi dalam rumah tangga juga salah satu pemicu. Ini sudah pasti ada kontribusi dari kesibukan antar pasangan. Suami bekerja isteri pun begitu, sehingga banyak waktu yang dihabiskan diluar rumah. Waktu yang tersisa sudah pasti digunakan untuk istirahat, dan banyak hal yang akhirnya tidak terkomunikasikan. Sekali, dua kali mungkin belum terasa akan menjadi masalah, tetapi jika itu berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun? Pada akhirnya akan banyak masalah kecil yang tertunda kemudian membesar dipenghujung waktu.

Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan.Allah saja menyerukan kepada umatnya agar memuliakan wanita, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا. Dari Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.  dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)

Dari Firman dan Hadist Nabi sudah sangat jelas bagaimana harus berlaku pada Perempuan, Perempuan diciptakan dari bagian yang paling bengkok, itu artinya perempuan memang diciptakan untuk diluruskan, dengan cara yang baik, cara yang baik! 

 
KDRT bukan hanya berbentuk Fisik, melainkan juga seksual, psikologi juga ekonomi. Sehingga dampak tersebut akan meluas merambah ke anak juga keluarga besar pun masyarakat. Bahkan KDRT juga menyumbangkan diri sebagai faktor dalam meningkatnya angka kematian bayi sebanyak 10 % juga kematian balita sebanyak 16 %. Belum lagi jika dilihat dari kacamata psikologis, akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang tumbuh di dalam keluarga dengan kekerasan didalamnya.
Dan Faktor-fakto lain seperti ekonomi yang rendah dan ketidakpahaman tentang Hak- hak perempuan serta tidak mengerti hakikat pernikahan itu sendiri.

Semua hal yang tidak baik bisa dicegah sebenarnya, yang terpenting adalah bagaimana kita mampu lebih bijak dalam berpola. Tentu saja tidak semudah seperti saya menuliskan ini, tapi lagi- lagi saya harus bilang bahwa kita harus belajar, harus! 

Ada hal yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi praktek  KDRT, yakni  Jangan menuntut Kesempurnaan pasangan. Berbeda itu Indah, men! Coba kamu bayangin kalau dunia ini semua warna putih, semua perempuan, semua baik, semua sama! oh men, Kita ini manusia loh ya, Sempurna itu cuma milik Pencipta kita! Jadi berhenti deh buat nuntut orang jadi sempurna! ( Self talking :p ) .

Kemudian dengan menjaga 3 P dalam hubungan, Privilege ( Hak ), Prestige ( Martabat), Profit ( keuntungan ). Sehingga tidak ada pihak yang merasa di rendahkan atau terhina. Ini menjadi unsur yang penting sekali, saling menghargai dan mengerti memang kunci utama supaya tidak terjadi konflik. 
Dan harus meningkatkan pengetahuan tentang hakikat pernikahan. Agama sudah mengatur sedemikian rupa. Kita saja yang asal, tidak mengindahkan apa yang Tuhan sudah atur dengan sempurna.

Ketika menuliskan ini lantas mempersentasikannya dihadapan banyak remaja, disana saya juga belajar banyak hal. Ini sangat penting, sangat!

God grant me heart to accept things that i couldn’t change ; and courage to do the things i can change. Wisdom to distinct the diffrences; that is serenity..
" Someday, we have to back, back go home "



Terinspirasi dari Obrolan virtual yang berlangsung semalam lantaran saya menanyakan paket photo studio dengan seseorang yang saya anggap sudah seperti saudara sendiri. Titah, panggilan saya kepadanya, seorang Ibu yang tengah menjadi salah satu perpanjangan tangan dari salah satu departemen di Kementerian. 

Sebelum menikah, Titah salah satu bagian dari tatanan birokrasi yang ada di Pemda kampung kami. Begitu pahamnya terkait 'isi dalam' birokrasi. Sebenarnya, jarang sekali kami ngobrol dengan tema seserius ini, tentang potret Indonesia pada kacamata kampung halaman kami. Pada akhirnya membicarakan tentang ini pun ulah pertanyaan saya yang menanyakan prihal beasiswa untuk putera daerah. Jujur saja, saya begitu cemburu pada salah seorang teman saya asli dari daerah Aceh yang begitu didukung oleh pemerintah daerah untuk pendidikannya. Aceh menyiapkan banyak beasiswa untuk pemudanya yang ingin melanjutkan kuliah di Indonesia pun luar negeri. Sementara kampung saya? 

Tetapi cemburu itu sekadar memotivasi saya untuk berbuat lebih. Jika kampung halaman saya belum 'melek' untuk hal serupa, mungkin ada hal lain yang harus saya perbuat untuk membuat kampung halaman menjadi sebuah kampung dengan segala manfaat.

Siapa bilang saya terlalu fanatik? No! kampung halaman saya itu berisi keragaman. Bukan pribumi saja yang berkuasa. Bahkan lebih banyak pendatang yang mempunyai kesempatan untuk berkuasa, meski tidak sedikit mereka layaknya kucing liar yang datang kerumah orang lain untuk mengambil semua makanan lantas memakannya hingga kenyang, baru memutuskan untuk pulang. Tetapi juga ada sedikit bagian darimereka yang juga memikirkan nasib rakyatnya, sedikit. Perlahan, mulai nampak ada barisan yang mulai sadar bahwa kampung halaman harus dimerdekakan dari keserakahan. Inilah wajah Negeri tercinta ini, saya teramat menyukai kaliamat ini " Penyakit akut itu bernama Korupsi ", kutipan dari salah satu tokoh Menjadi Indonesia.

Dengan jumlah penduduk delapan juta lebih yang memadati kampung saya, dengan kemampuan sumber daya manusia yang juga patut diperhitungkan, dengan segala kelebihan dan kekurangan aspek, kampung saya masih berada dalam sebuah batasan perkembangan. Sayangnya sumber daya manusia yang patut diperhitungkan ini lebih memilih untuk berada diluar 'kubangan'. Karena untuk berada didalam kubangan tersebut tidak cukup membawa niat dan kemampuan, tetapi juga siap kotor dan mempunyai daya tahan terhadap banyak hal.

Menyadari hal tersebut tidak mudah, banyak putera daerah memilih untuk berjuang di negeri orang. Mungkin, jauh didalam hati mereka, mereka ingin suatu hari menjadi salah satu bagian dari pembangunan. Turut dalam perbaikan pembangunan daerah, turut dalam merumuskan bagaimana meningkatkan kualitas anak-anak daerah. Bukan sekadar untuk kepentingan kelompok, organisasi atau bahkan pribadi. Akan sulit sekali membentuk karakter yang seperti itu, karena manusia teramat lemah ketika sudah dihadapkan dengan nafsu berwujud kekuasaan dan materi.

Tetapi rasa optimis itu tidak pernah mundur. Ia selalu berada di depan bergandengan bersama mimpi. Mimpi yang dibangun dengan usaha dan niat, bukan mimpi sekadar dirangkai seperti sarang laba-laba, yang sudah dirangkai sedemikian rupa dan kuat, namun karena salah tempat, ia disapu begitu saja ulah membuat kotor atap rumah.

Senang ketika mendengar adik-adik di SMA yang  lulus seleksi di Universitas ternama di Indonesia, bangga membaca bahwa salah satu dari yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan adalah seorang kelahiran Tanjung Karang, Haru ketika bertemu dengan Menteri Kesehatan terdahulu yang merupakan putera asli Liwa, Lampung Barat, bahagia saat melihat banyak komunitas anak muda yang begitu aktif dalam mencari inspirasi dari banyak tokoh melalui kegiatan sederhana dengan orang- orang sederhana yang luas biasa.Hal tersebut sangat menginspirasi, bahwa kampung halaman kita yang masih banyak tertinggal langkah juga sudah melahirkan banyak orang hebat yang tidak dikenal oleh generasi bahwa mereka juga terlahir dari bumi sang ruwai jurai.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa setiap ada kebaikan pasti ada kejahatan. Mendengar pertikaian di Mesuji yang begitu tidak manusiawi, mendengar berita tentang perampokan, pemerkosaaan, pembunuhan, narkoba dan lain- lain. Ya, That's the fact!  betapa mudahnya kejahatan itu dilakukan. Hal ini tidak saja terjadi dikapung saya, tetapi juga di daerah lain, di Indonesia pun di Dunia. Alasannya? tidak akan ada pertikaian jika semua perut orang kenyang. Tidak ada yang  kelaparan, tidak ada yang hidup dengan beratapkan langit. Tidak akan ada perampokan, pembunuhan dengan modus pencurian jika kesenjangan itu tidak dibangun setinggi- tinggi langit. Tidak akan ada pemerkosaan, narkoba dan lain -lain jika semua pemuda sibuk dengan aktifitas membangun diri membangun negeri. 

Tapi ah ya, akan ada pertanyaan," begitu sempurnanya kah hidup kita ketika semua itu terwujud?"
 Terkait hasil, bukankah itu hanya bonus dari proses yang kita jalani? 

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai



 ( Ibu Soed )
Kami bukan teman dengan segenap keserasian
Kami bukan karib dengan segala kesamaan
Kami adalah serangkaian keragaman

Pertemuan kami berawal dari seni hidup yang menyempatkan diri singgah di pelosok negeri..

 "Lima gadis berbeda rupa berbeda isi kepala pun tingkah pola"

Sering terdengar nada- nada 'parau' bahkan sumbang dalam keseharian kami. Karena untuk satu tahun tinggal bersama lima orang yanng baru saling mengenal bukan hal yang mudah. Ketidaksamaan persepsi akan menimbulkan konflik. Namun lebih sering terdengar canda dan tawa dengan cerita dan celotehan sederhana dan biasa. Seperti itulah contoh kecil kehidupan didalam frame.

Salah lima anak muda bangsa tengah memahami kenyataan kehidupan di desa, keragaman Indonesia dan proses bagaimana sistem begitu mencintai 'Indonesia Raya' yang mengacu pada ABS-AIS.*Asal Bapak Senang-Asal ibu Senang

Ketika ada yang berkata " Akan sia-sia kalian setahun mengabdi disana jika....". Ya, akan sia-sia untuk mereka yang berharap data atau laporan yang kami bawa sesuai dengan 'Indonesia Raya'. Hal ini yang mungkin bisa menjadi salah satu faktor mengapa seseorang memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya daripada harus memenuhi permintaan mereka (yang lebih berkuasa) namun bertolakbelakang dengan prinsip. Ini bukan masalah sok suci, tetapi ini sikap!

Begitulah kenyataanya, betapa besar tantangan kita untuk 'berbeda'

Sejenak kami membungkus idealisme ke dalam sebuah proses sederhana, dengan tetap menghargai oranglain pun kepentingannya. Sejenak kembali menjadi lima gadis penuh tawa lengkap dengan impian yang selalu dibawa, tidak pernah tertinggal sejenak pun dalam kesibukan mengabarkan tentang idealisme dalam suara lembut namun penuh kekuatan, menyuarakan harapan yang masih bisa diwujudkan, dengan peran dan cara masing - masing pada waktunya.

Kami memang bukan penyulap handal yang mampu menyulap warga se kecamatan ini sehat sentosa, menurunkan AKI (angka kematian ibu)- AKB( angka kematian bayi ), membuat semua penyakit tidak menyerang manusia, lagi,sehingga semua point MDGs tecapai. Bukan! kami memang memiliki mimpi untuk itu, tetapi tetap saja impian itu memiliki proses dan membutuhkan usaha untuk bisa terwujud.

Percayalah,ini bukan hanya Presiden dan jajarannya bertanggungjawab, bukan Dokter dan sejawatnya yang mampu membuat Indonesia sehat, tetapi kita semua. Semua manusia yang memang hidup, berinteraksi, ber-pola didunia ini, ini tanggungjawab kita semua, percayalah..

Kami, hanya wujud dari salah lima pemuda Indonesia yang dengan 'sombong'nya mencoba membantu diri mencari cara seperti apa kita menghadapi masalah yang di hadapi oleh orang lain. Dan jujur, itu tidak mudah! Karena setiap orang memiliki masalah pun cara untuk menyelesaikannya. Sehingga kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan hanya dengan mengikuti alur 'Indonesia Raya'. Contoh kecil saja, permasalahan kesehatan warga Jakarta akan sangat berbeda dengan permasalah warga kepulauan.

ah ya,memang jalan kami tidak semudah yang dibayangkan, tetap berliku, berlubang bahkan buntu. Tetapi ini memang tujuan kami, mencari cara dalam kondisi seperti apapun juga.

Pada akhirnya kami akan tetap menyerahkan rangkaian ini pada mereka yang selanjutnya bertugas,pada mereka yang memang dengan segenap niat hati mengabdi.

Sesaat kemudian kami akan kembali ke 'cawan' masing-masing untuk bisa mengembangkan diri lagi dan lagi.

Salam Semangat,


Tosari,Pasuruan 01 Juli 2013
Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

  • Bubur Manado Rasa Jayapura
    Jika berkunjung ke Papua dan mencari kuliner khas Papua, pasti semua orang akan mencari menu yang bernama Papeda . Iya, salah satu menu ut...
  • ( Karna ) Hujan
    ( Karna ) Hujan adalah cara alam memperlihatkan bahwa setiap ruang adalah kawan yang saling berkaitan , proses yang selalu k...
  • Ke-(Mati)-an
    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny...
Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ►  2021 ( 20 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 10 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 6 )
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ►  2017 ( 20 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 6 )
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ▼  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ▼  Juli ( 8 )
      • Sebab Pergi
      • Ramadhan 16
      • Dear, (Ini anak anda,kan?)
      • Dear,( Percaya )
      • Dear, (Spion)
      • Kenapa KDRT?
      • Elegi 'Kampung Halaman'
      • Lima
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ►  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ►  Juli ( 3 )
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes