Kenapa KDRT?



"Judul tulisan kali ini sedikit banyak membuat saya muak, Exactly! Ini bukan sekadar masalah sepasang suami isteri yang saling mencoba untuk memenangkan pertempuran, tapi jauh dari itu, kekerasaan dalam rumah tangga itu salah satu wujud bahwa kita sebagai manusia belum menjadi manusia seutuhnya dalam berkomunikasi.. "

Pada tanggal 22 september 2004, Pemerintah mengeluarkan UU No. 23 / 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, hal ini menjadi salah satu upaya yang pemerintah lakukan untuk menurunkan angka kejadian KDRT yang dewasa ini semakin meruncing,  mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga , melindungii korban kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis.

Bayangkan, sepasang suami isteri yang sudah berjanji sehidup semati di hadapan saksi dan Tuhan, tetiba harus menyakiti dengan ragam rupa.. 

Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( yang saya kutip dari Wikipedia dan Buku Gender Harmony berjudul Bagaimana Mencegah KDRT ) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,  yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual , psikologis dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 

Memang, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia yang notabene memang negara yang isinya perbedaan, tetapi terjadi juga di dunia. Sehingga di Wina tahun 1992 menyatakan bahwa Hak Perempuan adalah bagian integral dari Hak Asasi Manusia. 

Bukan tidak berarti apa yang Pemerintah sudah lakukan, tetapi apa artinya jika tokohnya sendiri tidak berusaha dan tidak memahami seperti apa seharusnya.

Dari banyak survei, di dapatkan penyebab dari KDRT, seperti budaya patriarki, budaya yang berdampak negatif terhadap perempuan, karena perempuan dianggap tidak setara dengan laki-laki  dan dianggap sebagai makhluk lemah. Tidak menyalahkan Budaya, tetapi mungkin bisa lebih bijak lagi dalam menerapkannya didalam kehidupan rumah tangga. Bukankah budaya itu yang menciptakan manusia? bukankah manusia diberi akal pikiran untuk mempertimbangkan banyak hal termasuk mengawinkan banyak hal dengan kehidupan rumah tangga. 

Sayangnya, yang terjadi begitu berlawanan, dimana perempuan masih diperlakukan dengan tidak seharusnya. Dan dengan beredarnya anggapan bahwa laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara ini akan selalu membayangi terjadinya KDRT.

Rendahnya komunikasi dalam rumah tangga juga salah satu pemicu. Ini sudah pasti ada kontribusi dari kesibukan antar pasangan. Suami bekerja isteri pun begitu, sehingga banyak waktu yang dihabiskan diluar rumah. Waktu yang tersisa sudah pasti digunakan untuk istirahat, dan banyak hal yang akhirnya tidak terkomunikasikan. Sekali, dua kali mungkin belum terasa akan menjadi masalah, tetapi jika itu berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun? Pada akhirnya akan banyak masalah kecil yang tertunda kemudian membesar dipenghujung waktu.

Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan.Allah saja menyerukan kepada umatnya agar memuliakan wanita, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا. Dari Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.  dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)

Dari Firman dan Hadist Nabi sudah sangat jelas bagaimana harus berlaku pada Perempuan, Perempuan diciptakan dari bagian yang paling bengkok, itu artinya perempuan memang diciptakan untuk diluruskan, dengan cara yang baik, cara yang baik! 

 
KDRT bukan hanya berbentuk Fisik, melainkan juga seksual, psikologi juga ekonomi. Sehingga dampak tersebut akan meluas merambah ke anak juga keluarga besar pun masyarakat. Bahkan KDRT juga menyumbangkan diri sebagai faktor dalam meningkatnya angka kematian bayi sebanyak 10 % juga kematian balita sebanyak 16 %. Belum lagi jika dilihat dari kacamata psikologis, akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang tumbuh di dalam keluarga dengan kekerasan didalamnya.
Dan Faktor-fakto lain seperti ekonomi yang rendah dan ketidakpahaman tentang Hak- hak perempuan serta tidak mengerti hakikat pernikahan itu sendiri.

Semua hal yang tidak baik bisa dicegah sebenarnya, yang terpenting adalah bagaimana kita mampu lebih bijak dalam berpola. Tentu saja tidak semudah seperti saya menuliskan ini, tapi lagi- lagi saya harus bilang bahwa kita harus belajar, harus

Ada hal yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi praktek  KDRT, yakni  Jangan menuntut Kesempurnaan pasangan. Berbeda itu Indah, men! Coba kamu bayangin kalau dunia ini semua warna putih, semua perempuan, semua baik, semua sama! oh men, Kita ini manusia loh ya, Sempurna itu cuma milik Pencipta kita! Jadi berhenti deh buat nuntut orang jadi sempurna! ( Self talking :p ) .

Kemudian dengan menjaga 3 P dalam hubungan, Privilege ( Hak ), Prestige ( Martabat), Profit ( keuntungan ). Sehingga tidak ada pihak yang merasa di rendahkan atau terhina. Ini menjadi unsur yang penting sekali, saling menghargai dan mengerti memang kunci utama supaya tidak terjadi konflik. 
Dan harus meningkatkan pengetahuan tentang hakikat pernikahan. Agama sudah mengatur sedemikian rupa. Kita saja yang asal, tidak mengindahkan apa yang Tuhan sudah atur dengan sempurna.

Ketika menuliskan ini lantas mempersentasikannya dihadapan banyak remaja, disana saya juga belajar banyak hal. Ini sangat penting, sangat!

God grant me heart to accept things that i couldn’t change ; and courage to do the things i can change. Wisdom to distinct the diffrences; that is serenity..

Share this:

0 komentar :