Lima

Kami bukan teman dengan segenap keserasian
Kami bukan karib dengan segala kesamaan
Kami adalah serangkaian keragaman

Pertemuan kami berawal dari seni hidup yang menyempatkan diri singgah di pelosok negeri..

 "Lima gadis berbeda rupa berbeda isi kepala pun tingkah pola"

Sering terdengar nada- nada 'parau' bahkan sumbang dalam keseharian kami. Karena untuk satu tahun tinggal bersama lima orang yanng baru saling mengenal bukan hal yang mudah. Ketidaksamaan persepsi akan menimbulkan konflik. Namun lebih sering terdengar canda dan tawa dengan cerita dan celotehan sederhana dan biasa. Seperti itulah contoh kecil kehidupan didalam frame.

Salah lima anak muda bangsa tengah memahami kenyataan kehidupan di desa, keragaman Indonesia dan proses bagaimana sistem begitu mencintai 'Indonesia Raya' yang mengacu pada ABS-AIS.*Asal Bapak Senang-Asal ibu Senang

Ketika ada yang berkata " Akan sia-sia kalian setahun mengabdi disana jika....". Ya, akan sia-sia untuk mereka yang berharap data atau laporan yang kami bawa sesuai dengan 'Indonesia Raya'. Hal ini yang mungkin bisa menjadi salah satu faktor mengapa seseorang memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya daripada harus memenuhi permintaan mereka (yang lebih berkuasa) namun bertolakbelakang dengan prinsip. Ini bukan masalah sok suci, tetapi ini sikap!

Begitulah kenyataanya, betapa besar tantangan kita untuk 'berbeda'

Sejenak kami membungkus idealisme ke dalam sebuah proses sederhana, dengan tetap menghargai oranglain pun kepentingannya. Sejenak kembali menjadi lima gadis penuh tawa lengkap dengan impian yang selalu dibawa, tidak pernah tertinggal sejenak pun dalam kesibukan mengabarkan tentang idealisme dalam suara lembut namun penuh kekuatan, menyuarakan harapan yang masih bisa diwujudkan, dengan peran dan cara masing - masing pada waktunya.

Kami memang bukan penyulap handal yang mampu menyulap warga se kecamatan ini sehat sentosa, menurunkan AKI (angka kematian ibu)- AKB( angka kematian bayi ), membuat semua penyakit tidak menyerang manusia, lagi,sehingga semua point MDGs tecapai. Bukan! kami memang memiliki mimpi untuk itu, tetapi tetap saja impian itu memiliki proses dan membutuhkan usaha untuk bisa terwujud.

Percayalah,ini bukan hanya Presiden dan jajarannya bertanggungjawab, bukan Dokter dan sejawatnya yang mampu membuat Indonesia sehat, tetapi kita semua. Semua manusia yang memang hidup, berinteraksi, ber-pola didunia ini, ini tanggungjawab kita semua, percayalah..

Kami, hanya wujud dari salah lima pemuda Indonesia yang dengan 'sombong'nya mencoba membantu diri mencari cara seperti apa kita menghadapi masalah yang di hadapi oleh orang lain. Dan jujur, itu tidak mudah! Karena setiap orang memiliki masalah pun cara untuk menyelesaikannya. Sehingga kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan hanya dengan mengikuti alur 'Indonesia Raya'. Contoh kecil saja, permasalahan kesehatan warga Jakarta akan sangat berbeda dengan permasalah warga kepulauan.

ah ya,memang jalan kami tidak semudah yang dibayangkan, tetap berliku, berlubang bahkan buntu. Tetapi ini memang tujuan kami, mencari cara dalam kondisi seperti apapun juga.

Pada akhirnya kami akan tetap menyerahkan rangkaian ini pada mereka yang selanjutnya bertugas,pada mereka yang memang dengan segenap niat hati mengabdi.

Sesaat kemudian kami akan kembali ke 'cawan' masing-masing untuk bisa mengembangkan diri lagi dan lagi.

Salam Semangat,


Tosari,Pasuruan 01 Juli 2013

Share this:

0 komentar :