Bisa kah?

Bisa kah kita sedikit lebih banyak memercayai takdir?

Setiap pagi, bukan dalam rangka kebetulan, sinar matahari selalu membuat gorden persegi memiliki bayangan. Membiaskan cahaya sehingga kamar menjadi terang benderang. Setiap pagi, hampir tidak ada yang berbeda.

Setiap pagi, memandangi layar handphone dengan mengumpulkan harapan bahwa akan ada yang membuat berbeda, seperti akhir-akhir yang lalu.

Tetapi sayang, hanya layar kosong tanpa pemberitahuan, apapun.

***

Betapa menjadi neraka ketika harapan itu mulai tumbuh meski tidak seorang pun menebar benih

Setiap pagi, akan menjadi sebuah lembar baru yang siap untuk ditulis sepanjang waktu beriringan. Dengan atau tanpa membaca ulang lembar- lembar yang lalu  untuk dijadikan pelajaran. 

Kamu berada disuatu tempat yang belum bisa dijangkau. Dengan segala rasa pun kata. Tuhan hanya menjanjikan bawasannya, suatu pagi dimana akan menjadi pembeda,saat memulai pagi tidak lagi menatap layar kosong, kamar kosong pun dengan hati kosong. Karena kamu yang dahulu berjarak, kini berada tepat. 

***

Bisa kah sedikit saja memercayai takdir?

Kita tidak perlu mencari alasan atau pun pembenaran atas rasa takut. Rasa takut akan selalu menakut-nakuti. Tidak untuk membuat kamu menjadi teguh. 

Bisa kah sedikit saja percaya dengan apa yang ada?

Setidaknya, kamu pernah memulai. Meski kamu pun tidak pernah tahu apa yang kamu mulai.

Bisa kah lebih banyak memahami takdir?

Seperti pertemuan yang tidak pernah direncanakan namun menggiring kita pada sebuah cerita. Merajut batas antara bisa dan biasa. 

Share this:

0 komentar :