TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for Maret 2016
Menulis ini di dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah kost. Ditemani langit kelabu dan rintik hujan. Sementara radio masih dengan merdu memutarkan tembang-tembang yang tengah naik daun.

Sore ini, tepatnya hari ini saya mengingat kalimat yang pernah Dahlan Iskan tulisan dalam bukunya yang berjudul " ganti hati " yaitu menjadi si miskin yang tetap bermartabat. Dahlan Iskan yang kaya raya itu saja selalu berusaha menjadi si miskin yang bermartabat. Sebab dengan begitu kita mampu memelihara harga diri.

Semoga tulisan saya ini bukan hasil dari melodramatis saya berpisah dengan Februari. Tulisan yang lahir dari banyak pengamatan dan (mungkin) pengalaman pribadi.

Saya ini tentulah bukan siapa-siapa. Bukan seseorang yang memiliki popularitas pun tidak berusaha untuk meraihnya. Bukan juga seorang wanita dengan harta berlimpah, bukan. Saya tidak memiliki apa-apa, tabungan hanya satu sampai dua juta itu pun kalau bisa bertahan, tidak punya kendaraan pribadi sekalipun sepeda, tidak punya reksa dana apalagi investasi. Hanya memiliki sebuah rumah di kampung halaman, yang (mungkin) menjadi tempat kemana saya akan pulang suatu hari, iya suatu hari.

Saya hanya anak rantau yang menghabiskan waktu remaja dan dewasa awal di Ibukota, keliling pulau Jawa, Sumatera dan kemudian menikmati dua tahun terakhir saya di Papua. Menjadi anak rantau yang menghabiskan banyak waktu di jalan, turun ke masyarakat dan menyusuri keindahan alam.

Saya berusaha menjadi si miskin yang bermartabat. Meski tidak memiliki apa-apa, setidaknya saya tidak pernah meminta-minta apalagi meminta belas kasihan. Saya berusaha tidak mengeluh meski mungkin pada saat itu ada hal yang layak dikeluhkan. Sebab orangtua saya mengajarkan untuk bisa mandiri, untuk bertahan dengan apa yang dimiliki, untuk bersyukur atas semua pencapaian. Tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah. Ini merupakan salah satu prinsip dalam hidup yang bisa menjadi cara dalam memelihara harga diri sendiri.

Saya sangat berusaha jadi si miskin yang bermartabat dengan  mencari penghasilan tambahan dengan tenaga ekstra tanpa memperdulikan posisi atau jabatan saya di kantor utama. Sebab sebagai tulang punggung keluarga saya harus memiliki kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan kreatifitas dalam mencari nafkah. Meski harus sampai pulang malam atau kehilangan banyak tenaga. Semua saya lakukan untuk menjadi si miskin yang bermartabat. Bukan karena gengsi, serakah atau terburu-buru menjadi kaya raya., tidak sama sekali. Ini hanya cara untuk menghargai diri sendiri dan tentu saja untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan menjalani hidup dengan baik.

Sebab banyak orang yang memilih cara lain, memilih jalan lain, dengan merugikan pihak lain, dengan cara yang tidak baik, dengan sulap atau magic, dengan kebohongan atau menjadi penjilat, apapun itu. Sah-sah saja. Up to you! Hidup memang mempersilahkan kita untuk memilih. Tersedia banyak sekali pilihan dari a hingga z. Tidak ada yang salah, tidak ada yang paling benar. Hanya saja saya tengah berusaha untuk memilih jalan yang sesuai, menurut saya. Di mana kemampuan bisa dimaksimalkan untuk mencapai tujuan tanpa harus mengabaikan harga diri, tanpa harus membuat cerita dan citra diri yang buruk. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama dan amal baik tentunya. Setiap jalan yang kita pilih selalu membawa kita pada sebuah muara, entah itu muara kebaikan atau sebaliknya. Selamat melanjutkan perjalanan!





All pictures taken by @fenymariantika 
Danau Love, menjadi nama gaul  dari salah satu objek wisata di wilayah Sentani yang masyarakat beri nama Telaga Emfote. Telaga atau danau dengan lanskap yang luar biasa menakjubkan. Tuhan memang arsitek yang maha luar biasa keren!

Konon air danau ini merupakan aliran dari danau Sentani. Air yang tenang lagi mencerminkan apa yang ada dihadapan dan sekitarnya. Sungguhlah indah tempat ini!

Danau ini terletak di Sentani Tengah. Untuk bisa sampai ke danau ini, ada dua cara yang bisa ditempuh. Pertama, kita bisa menggunakan jalan darat dengan menyusuri jalan raya Yoka- Arso yang membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. Medan jalan tidak terlalu bagus dan tidak terlalu buruk. Sudah beraspal namun banyak yang berlubang. Selama perjalanan, kita akan menikmati danau Sentani dan hamparan rumput hijau kekuningan. 


Cara yang kedua dengan menyusuri danau Sentani menggunakan speed boat dari dermaga Kalkote atau dermaga lain yang ada di tepi danau Sentani. Cara ini tentunya akan jauh lebih mengeluarkan modal karena harus membayar sewa. Jika bosan dengan jalur darat, saya sarankan untuk mencoba jalur air. Tentu saja rasa dan sensasinya akan berbeda. Ohya! untuk bisa masuk ke dalam area danau ini, siapkan uang lima puluh ribu untuk 1 mobil agar diperkenankan masuk oleh pemuda lokal yang menjaga "pintu masuk".

Anw, apapun cara dan jalurnya, jangan lupa untuk membawa pulang sampah yang dihasilkan! Sebab jika kamu ingin alam kita selalu indah, maka bantu untuk merawatnya. Mencintai itu tidak mungkin akan merusak, jika kamu merusak apa yang kamu cintai, coba definisikan kembali apa itu mencintai, sekalipun mencintai alam kontennya :)

Taken and edited by @Fenymariantika
Ada banyak keindahan alam yang tersedia di jagat raya. Aneka rupa, beragam warna. Papua, surga kecil jatuh ke bumi...

Salah satu objek wisata alam yang sangat dekat dari Kota Jayapura adalah Danau Sentani. Salah satu danau indah di Indonesia. Danau yang berada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops yang memiliki luas sekitar 245.000 hektar. Kita bisa melihatnya dari berbagai sisi, berbeda tempat. Luas!

Saya sudah berulang kali menikmatinya. Kadang dari bahu jalan raya Yoka-Arso, terkadang dari bahu jalan Abepura-Sentani atau Sentani-Genyem. Apakah bosan? Tidak, tidak pernah sedikitpun.

Ini pemandangan yang saya abadikan saat sedang perjalanan Yoka-Arso

Danau Sentani seolah memiliki daya tarik yang tidak pernah habis. Selalu indah dan selalu memikat. Seperti ada kebahagiaan dan kedamaian yang lahir saat mengadahkan wajah kearahnya, saat melemparkan pandangan ke sisinya. 

Ia seperti ibu bagi mereka yang hidup bergantung dengan danau ini. Tidak hanya ikan atau makluk air yang berada di dalam danau, tetapi juga bagi manusia yang sejak dahulu tinggal dan hidup di tepi atau atas danau ini sebab terdapat 21 pulau kecil di sekitarnya.

Menjadi danau terbesar di Papua membuat danau ini sangat terkenal. Salah satu cara menikmati keindahannya adalah saat berada di pesawat, maka selalu ada moment di mana saya bisa merasakan jatuh cinta pada tempat ini, berulang kali. 

Dari Kota Jayapura menuju danau Sentani tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup dengan 20-30 menit, tergantung menggunakan kendaraan apa. Roda dua pun empat, keduanya cocok untuk digunakan melintasi jalan menuju danau. Tidak ada biaya parkir, tidak ada biaya masuk ke lokasi mana pun. Hanya saja, kadang masih ada warga sekitar yang gemar meminta "uang parkir". Siapkan saja selembar atau dua lembar pecahan sepuluh ribu riupah jika memang ada yang meminta. 

Ini saya ambil saat berada di pesawat
Tidak hanya ada danau yang mengindahkan, tetapi juga dilengkapi dengan bukit-bukit penuh rerumputan. Semacam perpaduan yang begitu pas dan tidak ada pembanding. Serasi dan sangat imbang. Seolah tengah memanjakan mata dengan keduanya, tidak ingin berpaling, tidak ingin beranjak. Belum lagi jika berkunjung ke sini pada sore hari, ada angin lembut yang menyapa lantas membawa kita pada suasana tenang. Dan kala itu langit seolah sudah membuat perjanjian dengan senja hingga mereka mementaskan mega merah dengan begitu elegan. Dan kala siang dengan terik, maka kita bisa menikmati danau Sentani yang dipayungi oleh langit putih biru, dengan awan yang tertata rapih  diatas gunung dan bukit-bukit. Nampak gagah namu tetap teduh. Ah Tuhan, nikmat mana yang bisa kami dustakan?


Setiap tahun, terdapat Festival Danau Sentani (FDS) yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat. Pada bulan Juni tepatnya.  Di sana kita tidak hanya disugukan oleh pemandangan alam, tetapi juga pameran kebudayaan warga lokal. Banyak sekali pertunjukan yang biasanya ditayangkan selama festival berlangsung. Nampak juga wisatawan asing menikmati festival ini. 

Jika berkunjung ke sini, jangan lupa bawa kembali sampah yang kalian hasilkan!
 

Kebahagiaan itu bisa berwujud spontanitas!


Salah satu kebahagiaan bagi seseorang yang sangat menyukai perjalanan adalah teman atau sebut saja travelmate, mate yang bersedia  mengiyakan semua ide yang kadang tiba-tiba muncul di kepala.

Berada di tempat yang menjadi salah satu surga bagi traveller adalah anugerah bagi saya. Papua, menjadi salah satu tempat impian, dan kini saya sudah berada di tempat ini, sudah memasuki tahun kedua. Jika sebelumnya saya sudah berbagi tentang bukit-bukit dengan hamparan rerumputan, maka kini saya akan mulai berbagi cerita tentang air terjun. 

Dengan kontur alam yang kompleks, saya mudah mendapatkan aneka tempat untuk berwisata alam di sini. Salah satunya air terjun. Letaknya berada di Desa Dosay, Kabupaten Sentani, air terjun doyo namanya. Tidak sulit untuk menemukan tempat ini. Dari Kota Jayapura kita hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk bisa sampai ke tempat ini. 

Saya dan teman-teman pergi pada tanggal 06 Maret 2016 pukul 13.20 WIT dengan menggunakan mobil. Setelah satu jam perjalanan, kemudian melewati jalan kecil di samping gereja, dan akhirnya berhenti tepat di hadapan lahan yang sedang digali untuk menjadi tempat pemandian. Di sana terdapat lahan yang sangat leluasa untuk sekadar memarkirkan kendaraan roda dua pun empat. Tidak ada biaya parkir ataupun biaya masuk ke lokasi air terjun, hanya saja akan ada warga yang meminta "uang parkir".

Trekking dimulai dengan melewati bebatuan besar yang menjadi "pintu masuk" dari jalan setapak menuju air terjun. Tidak jauh, hanya sekitar 20-30 menit kita akan sampai pada air terjun ini. Jalan setapak yang licin dan tidak rata, diselingi bebatuan besar, pepohonan tumbang juga pipa air yang menjadi media mengalirkan air ke warga sekitar.

Tengah istirahat sejenak meski air terjun sudah nampak dari kejauhan

Pada beberapa titik aliran, terdapat aliran yang cukup deras dengan bebatuan yang besar dan licin. Sehingga pengunjung diharapkan bisa lebih berhati-hati dalam melewati trek yang ada. Ada baiknya menggunakan alas kaki yang sesuai dengan kondisi jalan. Saran saya gunakan sendal gunung yang ringan, bawa bekal secukupnya.

Saya dan geng sudah sampai di air terjun kedua
Air terjun biasaya memiliki tingkatan, sama seperti air terjun ini. Karena kami terlalu sore berangkat dari Kota Jayapura sehingga kami tidak diperkenankan untuk melanjutkan melihat air tejun pertama yang kabarnya masih cukup jauh dari lokasi air terjun kedua. 

Air terjun ini cukup indah dan bersih. Lokasi sangat aman dan sangat memungkinkan untuk berenang. Jadi jika mau berkunjung disarankan jangan terlalu sore supaya bisa mengeksplore hingga air terjun pertama. Dan jangan lupa membawa kembali sampah yang kalian hasilkan. Selamat melakukan perjalanan!

On frame : Ike, Leny, Dika, Fe, Andini,Fadyl

 *
Kontributor foto : Fadyl Alan
**
Foto perjalanan bisa cek selengkapnya di instagram @Fenymariantika
Sebab saya tidak akan pernah mampu menjadi guardian kamu, selamanya..

Akhirnya, setelah sekian lama bermain teka-teki, setelah kurang lebih sembilan bulan berusaha menguatkan hati, menjaga dan membangun rasa percaya yang jatuh berulang kali, akhirnya semua yang tak nampak kini terlihat, semua kebohongan kini jelas, dan akhirnya kini kita semua percaya, bahwa selama ini bukan sekadar praktek dari kebaperan, bukan juga praktek dari tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan.
 
Perselingkuhan/mendua merupakan paket lengkap penyakit hati dalam sebuah hubungan, sebab tidak hanya pengkhianatan yang ada di sana, tetapi juga aneka kebohongan, kepalsuan, janji yang tidak bertuan, sumpah palsu, dan aneka kejahatan lainnya.

Hal yang sangat disyukuri ketika mendapati kenyataan ini dan masih belum terlambat. Meski sangat disesali hal ini harus terjadi. Manusia memang tempat kesalahan dan kekhilafan terjadi, tetapi ini bukan kali pertama, sudah ada kesempatan yang diberikan berulang kali dengan janji akan berubah, lantas mendapati kenyataan yang begitu pahit berbalut pedih. Persiapan pernikahan seolah semakin lenyap, menguap bersama setiap kebohongan.

Jalan hidup setiap orang pasti akan berbeda, dan saya akan memilih mengikuti jalan yang sudah Allah siapkan untuk saya, segetir apapu itu. 


Oktober 2014 saya tengah berproses dengan proposal pernikahan, bertukar proposal dengan seseorang (Taaruf,red), sebelum pada akhirnya ia datang dan memohon diberikan kesempatan untuk menjadi pendamping hidup. Ia melakukannya hampir setiap hari, setiap saat, ia memohon hingga berlutut, sambil menangis, dengan membawa nama Allah SWT, ia berjanji akan memantaskan diri, dan sebagainya. Meski sudah saya katakan tidak, berulang kali, saya menolak dengan cara yang paling baik, tetapi tetap ia terus memohon dan memohon. Lantas perempuan mana yang tidak akan luluh? Perempuan lemah seperti saya mungkin. Haha

Kemudian pada bulan April 2015 ia menemui orangtua saya di Lampung, menyampaikan niat baiknya. Dan setelah memasuki dunia barunya, ia mengaku pada khalayaknya tentang "status" bahwa ia hanya memiliki teman dekat yang belum memiliki ikatan apapun. Mendengar pengakuan tersebut, tentu saja sudah membuat hati menjadi tidak enak. Seolah ada pertanyaan seperti ini " Jadi dia anggap apa hubungan ini dan pertemuannya dengan orangtua saya?".  Dan kata maaf ia lontarkan untuk kalimat yang sudah terlanjur membuat hati terluka dan kebaperan saya, tentu saja.

Juni, kabar burung sudah dimulai, ia mungkin kurang menyadari bahwa ia tengah berada di dunia yang isinya adalah teman-teman saya. Ia mungkin kurang menyadari bahwa ia sedang menjalankan hari dengan pengawasan tidak hanya Allah, tetapi juga teman-teman saya yang tentu saja menyayangi saya. Cerita dari seorang teman yang mengatakan ia mendekati perempuan lain saat sedang pelatihan di Jakarta, setelah dikonfirmasi ia mengatakan tidak. Meski saat itu, rasa percaya mulai goyah. Begitu sulit mempercayai hal yang tidak terlihat oleh mata.. 

Kesempatan selanjutnya pun tersedia, saya memaafkan dan berusaha melupakan kabar-kabar yang ada. Meski di bulan-bulan berikutnya kabar burung semakin tidak bisa dibendung. Tidak hanya satu kabar burung, melainkan berbondong-bodong burung membawa kabar hingga saya memutuskan untuk menghampiri ia ke Bima, memastikan mau dibawa kemana ini semua. November yang menuntut kejelasan. Tidak ada penjelasan yang berbeda, hanya saja saya mampu merasakan jurang pada sikapnya yang berusaha ia tutupi. Persiapan pernikahan semakin jauh menjadi topik diskusi, ia hanya sesekali meminta untuk diingatkan, sesekali.

Ini tidak lebih dari sebuah bom yang hanya tinggal menunggu kapan ia akan meledak, meledakan diri sendiri!

Saya seorang perempuan, seorang perempuan pada umumnya yang Allah berikan pada diri kami perbandingan 9 perasaaan : 1 logika. Tetapi dalam hal menganalisa, menyelediki atau knowing every particular object banyak orang yang mengangkat topi untuk saya. Hahaha :)  Sebab saya bisa mendapati aneka flirting chat pada emailnya, pada inbox media sosialnya, bahkan saya bisa mendapatkan blog seorang perempuan yang selama ini ia simpan. Blog yang berisi kumpulan tulisan dari flirting chat mereka, obrolan langsung yang kemudian terekam dalam ingatan perempuan tersebut, sampai lagu "basi" yang mungkin dia nyanyikan untuk semua perempuan yang pernah dia temui, dan tentu saja jani-janji manis yang mungkin menjadi "pemikat". Sayangnya, harus saya akui, saya tidak pernah tergoda dengan kata-kata manisnya, sebab saya lebih mampu merangkai kata-kata manis :D

Hingga perempuan tersebut mampu menuliskan dengan mudah, kekaguman dan seberapa dekat hubungan mereka, dan itu sudah sejak lama, sejak cincin kami masih melekat dijemari kami masing-masing. Perempuan berjilbab pink yang jarang menampakan wajahnya bisa dengan mudah menuliskan kata-kata mesra yang saling  mereka lontarkan. ( Dia juga masih manusia biasa :D) Hingga turut menceritakan kejutan kecil yakni kedatangan lelaki itu ke rumahnya yang notabenenya butuh waktu 4 jam pulang-pergi untuk menunjukan betapa sungguhan niatnya. Rapi sekali, bukan? Dari mana saya mengetahui semua itu, jawabannya adalah dari blog pribadi perempuan yang selama ini ia simpan dengan rapih. Bahkan namanya tidak masuk ke dalam daftar nama perempuan yang berstatus teman dekat saat ia memberikan pengakuan November lalu. Dan ketika saya konfirmasi ke perempuan itu ( Kok bisa dapet nomor perempuan itu? Haha, sudah saya bilang saya detektif!, detektif yg bodoh :P ) Saya mendapatkan beberapa pengakuan yang mencengangkan. Laki-laki ini menyampaikan ke perempuan itu jika saya hanya teman dekat biasa ( Kasian ya gak diakui :D) , kemudian mengatakan ke perempuan itu bahwa sudah lama "berakhir" ( tidak ada hubungan apa-apa), ketika saya tanya kapan ia menjawab seperti itu? Perempuan itu menjawab sudah lama sekali bahkan sebelum kebakaran di Bajo Pulo yang terjadi di November! jjjjedaaar! Sementara November saya ada di Bima dan laki-laki ini menjelaskan semuanya dan memohon untuk dimaafkan, ia terus berusaha meminta maaf hingga Desember pun datang. Sampai di awal Januari pun ia masih membicarakan renncanya untuk menemui orangtua saya membicarakan pernikahan lagi, sebelum kembali ke Papua. Then, apalah semua ini? Haha

Begini, selama ini saya masih memelihara rasa percaya lantaran saya mengetahui siapa dia, dari mana dia berasal, seperti apa dia tumbuh dan hidup, dari keluarga yang seperti apa dia tumbuh, dan semua kehidupannya. Dengan mengetahui hal tersebut, saya berpikir ia akan menjadi seserorang yang memahami bagaimana cara tidak menyakiti orang lain, saya berpikir ia akan mnejadi seseorang yang bijak sebab ia mengetahui bagaimana hati seorang perempuan yang tersakiti. Dan mungkin yang terlewat oleh saya adalah masa lalu dia dengan perempuan lain. Saya tidak berusaha mencari tahu bagaimana behavior ia di masa lalunya, lebih tepatnya terlambat mendapatkan informasi dari perempuan yang pernah menjadi kekasihnya selama empat tahun. Ia pun menceritakan bahwa dari dulu memang dia seperti itu. Ulalalala, boleh gak saya pura-pura mati dulu? *shocking*  Saya saja yang terlalu optimis dengan selalu mengatakan bahwa seburuk apapun orang, ia masih punya hati untuk merasakan kebaikan. Lagi-lagi disayangkan, ternyata saya keliru. Berusaha berprasangka baik, mengikuti saran teman-teman untuk percaya, tapi setelah semua terbongkar? Feeling saya benar :D Siapa yang akan menyangka? Gak ada satu pun sahabat saya (yang kebetulan sudah mengenal dia) akan menyangka dia akan sejahat itu, apalahi saya yang bodoh ini :D hiks!

Sebenarnya dalam perjalanan hati, saya tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis tanpa ikatan yang sah ( menikah,red), dan pada saat itu pun saya tidak memberikan kesempatan padanya untuk jadi pacar, sebab yang saya inginkan adalah pernikahan bukan yang lain. Meski disayangkan proses ini terlalu lama dan terlalu intensif sehingga jauh dari syar'i pun dekat dengan keburukan. Lagi-lagi saya tengah menjadi perempuan bodoh, sebodoh-bodohnya saya.

Tetapi Allah akhirnya menunjukan siapa ia sebenarnya. Setelah melewati semua fase-fase yang ada. Derai air mata, depresi, hingga hal-hal bodoh lainnya termasuk harus memperjuangkannya di depan kedua orangtua hingga menggunakan kata-kata yang sedikit mengancam. Duh! anak macam apa saya ini? Dan dalam hal ini saya menyadari betapa saya sangat tidak cerdas seperti biasanya kata mereka.  Saya menjadi sangat dungu dan lemah sekali karena baru bisa memutuskan untuk berhenti dari sandiwara yang ada. Oh my goodness!

Seharusnya saya memang tidak menyalahi apa yang sudah Allah perintahkan, menjaga hati dan juga diri. Tidak sembarangan membuka pintu hati dan menyerahkan kunci pada seseorang yang mungkin tidak tepat. Pelajaran yang sangat dan amat besar kini sedang saya tuliskan. Agar tidak ada saudara saya di luar sana yang merasakan seperti yang saya rasakan. Meski kita sudah sekuat tenaga berusaha untuk tidak terjerumus kedalam kenistaan ini, tetapi lihat, perempuan tetap menjadi makhluk yang lemah dan tidak berdaya! Mungkin akan ada yang mengatakan " Itu sih kamu aja yang bodoh" atau " Itu sih nasib baik belum berpihak dengan kamu " dan sebagainya. Well, setiap orang boleh berpendapat, mungkin juga pendapat mereka benar. Benar saya memang bodoh, benar saya memang tidak cerdas dalam perkara ini, tetapi masih belum terlambat, bukan? Life must go on, right? Saya masih beruntung, bukan?

Dan satu hal lagi, tentang sekufu, ini penting sekali. Sebab dengan sekufu kita mampu meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.Setidaknya saling mengenal asal usul dan juga riwayat hidupnya. Sehingga tidak lantas menerima begitu saja.

Jika ada yang bertanya apakah ketika menerima dia sudah istikharah? Sudah, sudah saya lakukan berulang kali. Apa hasilnya? ini!

Jika ada yang bertanya apakah saya jera? Iya, saya jera memberikan kesempatan kepada laki-laki yang tidak mampu menghargai kesempatan itu sendiri.

Apakah saya bisa move on? Iya, saya yakin Allah punya rencana besar, rencana terbaik setelah semua ini terjadi.

Apakah saya membenci laki-laki? Tidak, sebab dia tidak cukup untuk mewakili laki-laki di luar sana. Saya yakin, Allah menciptakan banyak laki-laki baik di luar sana, laki-laki yang pandai menghargai diri sendiri dan orang lain, laki-laki yang memahami bagaimana bersikap dengan orang lain baik sejenis pun lawan jenis, lelaki yang mengerti bagaimana memuliakan perempuan, lelaki yang mampu menjaga diri dan menjaga orang lain. 

Apakah saya akan pindah dari tempat ini karena tidak sanggup hidup dengan kenangan? Tidak juga. Saya ke tempat ini jauh sebelum mengenal dia. Saya ke sini karena hati saya terpikat pada tempat ini. Dangkal sekali pikiran saya ketika harus pergi meninggalkan tempat ini hanya karena perbuatan satu orang? God, please! Masih banyak yang bisa saya lakukan untuk anak-anak di sini. Masih sangat banyak!


Setelah semua ini terjadi, tentu saja ada rasa syukur yang kemudian berkembang begitu leluasa. Allah masih menyayangi saya meski dalam keterpurukan sekalipun. Kembali gagal membangun pernikahan masih saya syukuri dari pada gagal saat berumah tangga. Keluarga saya menjadi lebih tenang karena saya tidak perlu lagi merasakan sakit, sahabat-sahabat saya begitu mendukung saya dan tenang sebab sudah mampu melepaskan diri dari seseorang yang tidak tepat, terlebih lagi Allah mungkin jauh lebih senang ketika saya mampu mengambil keputusan untuk keluar dari lingkaran hitam ini. 

Saya meraup banyak pelajaran, berharap semua terekam baik oleh alam bawah sadar. Sehingga bisa diamalkan dan tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Cukuplah kebodohan demi kebodohan yang lalu, semoga di perjalanan selanjutnya langkah kian tegar, hati kian luas dan pikiran kian jernih, dan dengan Allah kian dekat, bersahabat dan menjadi sandaran tunggal. Bukan kah kehidupan ini akan berakhir ditempat yang sama? menuju tempat yang sama? menikah pun untuk menggenapkan ridhoNya? lantas kenapa kita isi dengan keburukan atau menempuh jalan yang salah?

Setiap kita selalu punya kesempatan menjadi pribadi yang seperti apa, setiap kita diberikan hati oleh Allah untuk merasakan tentang apapun itu, setiap kita dikasih akal untuk mempertimbangkan baik dan buruk suatu perkara, dan setiap kita punya pilihan untuk menjadi seperti apa. Allah pasti membuka jalan bagi semua orang yang khilaf, yang salah, yang penuh dosa, dan apapun keadaan terburuk ummatnya. Allah selalu ada. Tidak ada manusia yang berhak menghakimi sesamanya,yang penting jangan menjadi laki-laki seperti itu , komitmen bukan untuk disepelekan, hati bukan untuk dipermainkan dan biarkan Allah menjalankan kehendakNya.

Kejahatan sekalipun akan membuahkan hasil, apa yang ditanam maka sudah bisa diketahui apa yang akan dipetik. Tidak ada pohon kelapa berbuah duren! 
  
Keep moving forward, be good and be wise, Fe!
Dari balik jendela sudah nampak awan saling berkejaran, bertukar warna biru menjadi abu-abu. Menyusul rinai satu per satu menjatuhkan diri membentuk hujan. Adakah mereka mengetahui isi hati seseorang yang berada di balik jendela? 

Duduk dari kejauhan hanya untuk menatap nanar memori yang setiap saat lalu lalang. Meski ini bukan kali pertama, meski ini tidak terencana. Tetapi tetap saja semua seperti sama, hanya diulang setiap kalinya. 

Perkara hati memang tidak sederhana, walau memang ada bagian yang bisa disederhanakan tanpa drama tanpa sandiwara, tetapi apakah perempuan mampu melakukannya? Bukahkah ia adalah sosok yang selamanya akan seperti itu, yang memendam apapun rasa dalam tawanya? Menyimpan rapi luka-luka kecil meski getir namun tetap menyunggingkan senyumnya? Bukankah ia selamanya menjadi pemilik hati yang tidak pernah lupa untuk memaafkan? 

Dalam tangis ia meluruhkan semua kekecewaanya pada hidup, dalam sujud ia membiakan do'a demi do'a. Selalu menggagahkan setiap do'anya dengan kata "semoga", tidak pernah lupa, tidak pernah terlewat. Seorang perempuan yang Tuhan jadikan malaikat di bumi bagi anaknya, seorang perempuan yang Tuhan takdirkan selamanya akan menjadi tempat kamu berpulang. Membawa semua hasil kamu berkelana. Tempat di mana kamu duduk bersimpuh sambil berceritera tentang perjalanan kamu tanpanya. Sementara ia akan mendengarkan sambil memeluk atau mengusap wajahmu dengan lembut, penuh kasih dan sayang. Ia akan setia mendengar setiap pengakuan, ia akan tersenyum mendengar permohonan maaf, dan ia akan berurai setiap melihat kamu berbicara. Tidak kah itu cukup membuatmu merindukan sebuah pertemuan kemudian hidup berdampingan?

Seorang perempuan yang akan selamanya menanti kamu dibalik jendela. Memastikan kamu baik-baik saja meski tengah beradu jarak. Mengulurkan do'a disetiap hela nafas, seperti seorang Ibu yang selalu memerankan peran seorang Ibu di setiap tindak tanduknya. Because Love is not to take, but to give, only give, always give.
Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

  • Bubur Manado Rasa Jayapura
    Jika berkunjung ke Papua dan mencari kuliner khas Papua, pasti semua orang akan mencari menu yang bernama Papeda . Iya, salah satu menu ut...
  • ( Karna ) Hujan
    ( Karna ) Hujan adalah cara alam memperlihatkan bahwa setiap ruang adalah kawan yang saling berkaitan , proses yang selalu k...
  • Ke-(Mati)-an
    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny...
Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ►  2021 ( 20 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 10 )
    • ►  Maret ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 6 )
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ►  2017 ( 20 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ▼  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ▼  Maret ( 6 )
      • Si Miskin yang Bermartabat
      • Sebentuk Hati
      • Kemolekan Danau Sentani
      • Doyo Waterfall
      • Sebuah Akhiran
      • Karena Perempuan
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ►  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ►  Juli ( 8 )
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ►  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ►  Juli ( 3 )
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes