Sebuah Akhiran

Sebab saya tidak akan pernah mampu menjadi guardian kamu, selamanya..

Akhirnya, setelah sekian lama bermain teka-teki, setelah kurang lebih sembilan bulan berusaha menguatkan hati, menjaga dan membangun rasa percaya yang jatuh berulang kali, akhirnya semua yang tak nampak kini terlihat, semua kebohongan kini jelas, dan akhirnya kini kita semua percaya, bahwa selama ini bukan sekadar praktek dari kebaperan, bukan juga praktek dari tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan.
 
Perselingkuhan/mendua merupakan paket lengkap penyakit hati dalam sebuah hubungan, sebab tidak hanya pengkhianatan yang ada di sana, tetapi juga aneka kebohongan, kepalsuan, janji yang tidak bertuan, sumpah palsu, dan aneka kejahatan lainnya.

Hal yang sangat disyukuri ketika mendapati kenyataan ini dan masih belum terlambat. Meski sangat disesali hal ini harus terjadi. Manusia memang tempat kesalahan dan kekhilafan terjadi, tetapi ini bukan kali pertama, sudah ada kesempatan yang diberikan berulang kali dengan janji akan berubah, lantas mendapati kenyataan yang begitu pahit berbalut pedih. Persiapan pernikahan seolah semakin lenyap, menguap bersama setiap kebohongan.

Jalan hidup setiap orang pasti akan berbeda, dan saya akan memilih mengikuti jalan yang sudah Allah siapkan untuk saya, segetir apapu itu. 


Oktober 2014 saya tengah berproses dengan proposal pernikahan, bertukar proposal dengan seseorang (Taaruf,red), sebelum pada akhirnya ia datang dan memohon diberikan kesempatan untuk menjadi pendamping hidup. Ia melakukannya hampir setiap hari, setiap saat, ia memohon hingga berlutut, sambil menangis, dengan membawa nama Allah SWT, ia berjanji akan memantaskan diri, dan sebagainya. Meski sudah saya katakan tidak, berulang kali, saya menolak dengan cara yang paling baik, tetapi tetap ia terus memohon dan memohon. Lantas perempuan mana yang tidak akan luluh? Perempuan lemah seperti saya mungkin. Haha

Kemudian pada bulan April 2015 ia menemui orangtua saya di Lampung, menyampaikan niat baiknya. Dan setelah memasuki dunia barunya, ia mengaku pada khalayaknya tentang "status" bahwa ia hanya memiliki teman dekat yang belum memiliki ikatan apapun. Mendengar pengakuan tersebut, tentu saja sudah membuat hati menjadi tidak enak. Seolah ada pertanyaan seperti ini " Jadi dia anggap apa hubungan ini dan pertemuannya dengan orangtua saya?".  Dan kata maaf ia lontarkan untuk kalimat yang sudah terlanjur membuat hati terluka dan kebaperan saya, tentu saja.

Juni, kabar burung sudah dimulai, ia mungkin kurang menyadari bahwa ia tengah berada di dunia yang isinya adalah teman-teman saya. Ia mungkin kurang menyadari bahwa ia sedang menjalankan hari dengan pengawasan tidak hanya Allah, tetapi juga teman-teman saya yang tentu saja menyayangi saya. Cerita dari seorang teman yang mengatakan ia mendekati perempuan lain saat sedang pelatihan di Jakarta, setelah dikonfirmasi ia mengatakan tidak. Meski saat itu, rasa percaya mulai goyah. Begitu sulit mempercayai hal yang tidak terlihat oleh mata.. 

Kesempatan selanjutnya pun tersedia, saya memaafkan dan berusaha melupakan kabar-kabar yang ada. Meski di bulan-bulan berikutnya kabar burung semakin tidak bisa dibendung. Tidak hanya satu kabar burung, melainkan berbondong-bodong burung membawa kabar hingga saya memutuskan untuk menghampiri ia ke Bima, memastikan mau dibawa kemana ini semua. November yang menuntut kejelasan. Tidak ada penjelasan yang berbeda, hanya saja saya mampu merasakan jurang pada sikapnya yang berusaha ia tutupi. Persiapan pernikahan semakin jauh menjadi topik diskusi, ia hanya sesekali meminta untuk diingatkan, sesekali.

Ini tidak lebih dari sebuah bom yang hanya tinggal menunggu kapan ia akan meledak, meledakan diri sendiri!

Saya seorang perempuan, seorang perempuan pada umumnya yang Allah berikan pada diri kami perbandingan 9 perasaaan : 1 logika. Tetapi dalam hal menganalisa, menyelediki atau knowing every particular object banyak orang yang mengangkat topi untuk saya. Hahaha :)  Sebab saya bisa mendapati aneka flirting chat pada emailnya, pada inbox media sosialnya, bahkan saya bisa mendapatkan blog seorang perempuan yang selama ini ia simpan. Blog yang berisi kumpulan tulisan dari flirting chat mereka, obrolan langsung yang kemudian terekam dalam ingatan perempuan tersebut, sampai lagu "basi" yang mungkin dia nyanyikan untuk semua perempuan yang pernah dia temui, dan tentu saja jani-janji manis yang mungkin menjadi "pemikat". Sayangnya, harus saya akui, saya tidak pernah tergoda dengan kata-kata manisnya, sebab saya lebih mampu merangkai kata-kata manis :D

Hingga perempuan tersebut mampu menuliskan dengan mudah, kekaguman dan seberapa dekat hubungan mereka, dan itu sudah sejak lama, sejak cincin kami masih melekat dijemari kami masing-masing. Perempuan berjilbab pink yang jarang menampakan wajahnya bisa dengan mudah menuliskan kata-kata mesra yang saling  mereka lontarkan. ( Dia juga masih manusia biasa :D) Hingga turut menceritakan kejutan kecil yakni kedatangan lelaki itu ke rumahnya yang notabenenya butuh waktu 4 jam pulang-pergi untuk menunjukan betapa sungguhan niatnya. Rapi sekali, bukan? Dari mana saya mengetahui semua itu, jawabannya adalah dari blog pribadi perempuan yang selama ini ia simpan dengan rapih. Bahkan namanya tidak masuk ke dalam daftar nama perempuan yang berstatus teman dekat saat ia memberikan pengakuan November lalu. Dan ketika saya konfirmasi ke perempuan itu ( Kok bisa dapet nomor perempuan itu? Haha, sudah saya bilang saya detektif!, detektif yg bodoh :P ) Saya mendapatkan beberapa pengakuan yang mencengangkan. Laki-laki ini menyampaikan ke perempuan itu jika saya hanya teman dekat biasa ( Kasian ya gak diakui :D) , kemudian mengatakan ke perempuan itu bahwa sudah lama "berakhir" ( tidak ada hubungan apa-apa), ketika saya tanya kapan ia menjawab seperti itu? Perempuan itu menjawab sudah lama sekali bahkan sebelum kebakaran di Bajo Pulo yang terjadi di November! jjjjedaaar! Sementara November saya ada di Bima dan laki-laki ini menjelaskan semuanya dan memohon untuk dimaafkan, ia terus berusaha meminta maaf hingga Desember pun datang. Sampai di awal Januari pun ia masih membicarakan renncanya untuk menemui orangtua saya membicarakan pernikahan lagi, sebelum kembali ke Papua. Then, apalah semua ini? Haha

Begini, selama ini saya masih memelihara rasa percaya lantaran saya mengetahui siapa dia, dari mana dia berasal, seperti apa dia tumbuh dan hidup, dari keluarga yang seperti apa dia tumbuh, dan semua kehidupannya. Dengan mengetahui hal tersebut, saya berpikir ia akan menjadi seserorang yang memahami bagaimana cara tidak menyakiti orang lain, saya berpikir ia akan mnejadi seseorang yang bijak sebab ia mengetahui bagaimana hati seorang perempuan yang tersakiti. Dan mungkin yang terlewat oleh saya adalah masa lalu dia dengan perempuan lain. Saya tidak berusaha mencari tahu bagaimana behavior ia di masa lalunya, lebih tepatnya terlambat mendapatkan informasi dari perempuan yang pernah menjadi kekasihnya selama empat tahun. Ia pun menceritakan bahwa dari dulu memang dia seperti itu. Ulalalala, boleh gak saya pura-pura mati dulu? *shocking*  Saya saja yang terlalu optimis dengan selalu mengatakan bahwa seburuk apapun orang, ia masih punya hati untuk merasakan kebaikan. Lagi-lagi disayangkan, ternyata saya keliru. Berusaha berprasangka baik, mengikuti saran teman-teman untuk percaya, tapi setelah semua terbongkar? Feeling saya benar :D Siapa yang akan menyangka? Gak ada satu pun sahabat saya (yang kebetulan sudah mengenal dia) akan menyangka dia akan sejahat itu, apalahi saya yang bodoh ini :D hiks!

Sebenarnya dalam perjalanan hati, saya tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis tanpa ikatan yang sah ( menikah,red), dan pada saat itu pun saya tidak memberikan kesempatan padanya untuk jadi pacar, sebab yang saya inginkan adalah pernikahan bukan yang lain. Meski disayangkan proses ini terlalu lama dan terlalu intensif sehingga jauh dari syar'i pun dekat dengan keburukan. Lagi-lagi saya tengah menjadi perempuan bodoh, sebodoh-bodohnya saya.

Tetapi Allah akhirnya menunjukan siapa ia sebenarnya. Setelah melewati semua fase-fase yang ada. Derai air mata, depresi, hingga hal-hal bodoh lainnya termasuk harus memperjuangkannya di depan kedua orangtua hingga menggunakan kata-kata yang sedikit mengancam. Duh! anak macam apa saya ini? Dan dalam hal ini saya menyadari betapa saya sangat tidak cerdas seperti biasanya kata mereka.  Saya menjadi sangat dungu dan lemah sekali karena baru bisa memutuskan untuk berhenti dari sandiwara yang ada. Oh my goodness!

Seharusnya saya memang tidak menyalahi apa yang sudah Allah perintahkan, menjaga hati dan juga diri. Tidak sembarangan membuka pintu hati dan menyerahkan kunci pada seseorang yang mungkin tidak tepat. Pelajaran yang sangat dan amat besar kini sedang saya tuliskan. Agar tidak ada saudara saya di luar sana yang merasakan seperti yang saya rasakan. Meski kita sudah sekuat tenaga berusaha untuk tidak terjerumus kedalam kenistaan ini, tetapi lihat, perempuan tetap menjadi makhluk yang lemah dan tidak berdaya! Mungkin akan ada yang mengatakan " Itu sih kamu aja yang bodoh" atau " Itu sih nasib baik belum berpihak dengan kamu " dan sebagainya. Well, setiap orang boleh berpendapat, mungkin juga pendapat mereka benar. Benar saya memang bodoh, benar saya memang tidak cerdas dalam perkara ini, tetapi masih belum terlambat, bukan? Life must go on, right? Saya masih beruntung, bukan?

Dan satu hal lagi, tentang sekufu, ini penting sekali. Sebab dengan sekufu kita mampu meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.Setidaknya saling mengenal asal usul dan juga riwayat hidupnya. Sehingga tidak lantas menerima begitu saja.

Jika ada yang bertanya apakah ketika menerima dia sudah istikharah? Sudah, sudah saya lakukan berulang kali. Apa hasilnya? ini!

Jika ada yang bertanya apakah saya jera? Iya, saya jera memberikan kesempatan kepada laki-laki yang tidak mampu menghargai kesempatan itu sendiri.

Apakah saya bisa move on? Iya, saya yakin Allah punya rencana besar, rencana terbaik setelah semua ini terjadi.

Apakah saya membenci laki-laki? Tidak, sebab dia tidak cukup untuk mewakili laki-laki di luar sana. Saya yakin, Allah menciptakan banyak laki-laki baik di luar sana, laki-laki yang pandai menghargai diri sendiri dan orang lain, laki-laki yang memahami bagaimana bersikap dengan orang lain baik sejenis pun lawan jenis, lelaki yang mengerti bagaimana memuliakan perempuan, lelaki yang mampu menjaga diri dan menjaga orang lain. 

Apakah saya akan pindah dari tempat ini karena tidak sanggup hidup dengan kenangan? Tidak juga. Saya ke tempat ini jauh sebelum mengenal dia. Saya ke sini karena hati saya terpikat pada tempat ini. Dangkal sekali pikiran saya ketika harus pergi meninggalkan tempat ini hanya karena perbuatan satu orang? God, please! Masih banyak yang bisa saya lakukan untuk anak-anak di sini. Masih sangat banyak!


Setelah semua ini terjadi, tentu saja ada rasa syukur yang kemudian berkembang begitu leluasa. Allah masih menyayangi saya meski dalam keterpurukan sekalipun. Kembali gagal membangun pernikahan masih saya syukuri dari pada gagal saat berumah tangga. Keluarga saya menjadi lebih tenang karena saya tidak perlu lagi merasakan sakit, sahabat-sahabat saya begitu mendukung saya dan tenang sebab sudah mampu melepaskan diri dari seseorang yang tidak tepat, terlebih lagi Allah mungkin jauh lebih senang ketika saya mampu mengambil keputusan untuk keluar dari lingkaran hitam ini. 

Saya meraup banyak pelajaran, berharap semua terekam baik oleh alam bawah sadar. Sehingga bisa diamalkan dan tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Cukuplah kebodohan demi kebodohan yang lalu, semoga di perjalanan selanjutnya langkah kian tegar, hati kian luas dan pikiran kian jernih, dan dengan Allah kian dekat, bersahabat dan menjadi sandaran tunggal. Bukan kah kehidupan ini akan berakhir ditempat yang sama? menuju tempat yang sama? menikah pun untuk menggenapkan ridhoNya? lantas kenapa kita isi dengan keburukan atau menempuh jalan yang salah?

Setiap kita selalu punya kesempatan menjadi pribadi yang seperti apa, setiap kita diberikan hati oleh Allah untuk merasakan tentang apapun itu, setiap kita dikasih akal untuk mempertimbangkan baik dan buruk suatu perkara, dan setiap kita punya pilihan untuk menjadi seperti apa. Allah pasti membuka jalan bagi semua orang yang khilaf, yang salah, yang penuh dosa, dan apapun keadaan terburuk ummatnya. Allah selalu ada. Tidak ada manusia yang berhak menghakimi sesamanya,yang penting jangan menjadi laki-laki seperti itu , komitmen bukan untuk disepelekan, hati bukan untuk dipermainkan dan biarkan Allah menjalankan kehendakNya.

Kejahatan sekalipun akan membuahkan hasil, apa yang ditanam maka sudah bisa diketahui apa yang akan dipetik. Tidak ada pohon kelapa berbuah duren! 
  
Keep moving forward, be good and be wise, Fe!

Share this:

2 komentar :

Unknown mengatakan...

fe..... elo emang hebat dan keren !
elo udah tahu semua jawaban dari masalah elo.. thats good !
dan elo udah tahu harus bersikap apa dalam masalah kecil ini...
just move on...ini hanya kerikil kecil dalam petualangan hidup ini...
gue hanya bisa kasih satu kalimat ....
" experience is a hard teacher ...
he gave a test first...and lesson afterwards..."
so... keep on fight my friend...God always stay beside you !
Salam Rimba !

Fe mengatakan...

Thank you so much Bang Ibe. I have to move on. Haha, Iya, masalah kecil yang memberikan dampak yg besar, right? well, pembelajaran memang gak pernah berhenti ya. Semoga kita selalu bisa ambil hikmahnya. Thank you Bang!