Karena Perempuan

Dari balik jendela sudah nampak awan saling berkejaran, bertukar warna biru menjadi abu-abu. Menyusul rinai satu per satu menjatuhkan diri membentuk hujan. Adakah mereka mengetahui isi hati seseorang yang berada di balik jendela? 

Duduk dari kejauhan hanya untuk menatap nanar memori yang setiap saat lalu lalang. Meski ini bukan kali pertama, meski ini tidak terencana. Tetapi tetap saja semua seperti sama, hanya diulang setiap kalinya. 

Perkara hati memang tidak sederhana, walau memang ada bagian yang bisa disederhanakan tanpa drama tanpa sandiwara, tetapi apakah perempuan mampu melakukannya? Bukahkah ia adalah sosok yang selamanya akan seperti itu, yang memendam apapun rasa dalam tawanya? Menyimpan rapi luka-luka kecil meski getir namun tetap menyunggingkan senyumnya? Bukankah ia selamanya menjadi pemilik hati yang tidak pernah lupa untuk memaafkan? 

Dalam tangis ia meluruhkan semua kekecewaanya pada hidup, dalam sujud ia membiakan do'a demi do'a. Selalu menggagahkan setiap do'anya dengan kata "semoga", tidak pernah lupa, tidak pernah terlewat. Seorang perempuan yang Tuhan jadikan malaikat di bumi bagi anaknya, seorang perempuan yang Tuhan takdirkan selamanya akan menjadi tempat kamu berpulang. Membawa semua hasil kamu berkelana. Tempat di mana kamu duduk bersimpuh sambil berceritera tentang perjalanan kamu tanpanya. Sementara ia akan mendengarkan sambil memeluk atau mengusap wajahmu dengan lembut, penuh kasih dan sayang. Ia akan setia mendengar setiap pengakuan, ia akan tersenyum mendengar permohonan maaf, dan ia akan berurai setiap melihat kamu berbicara. Tidak kah itu cukup membuatmu merindukan sebuah pertemuan kemudian hidup berdampingan?

Seorang perempuan yang akan selamanya menanti kamu dibalik jendela. Memastikan kamu baik-baik saja meski tengah beradu jarak. Mengulurkan do'a disetiap hela nafas, seperti seorang Ibu yang selalu memerankan peran seorang Ibu di setiap tindak tanduknya. Because Love is not to take, but to give, only give, always give.

Share this:

0 komentar :