Tinggal

Tidak ada satupun perjalanan dapat dibandingkan. Bukan hanya karena rute yang berbeda tetapi juga banyak hal yang melatarbelakanginya. Sebabnya aku hanya ingin menuliskan melalui tulisan-tulisan yang sederhana. Berbalut rasa yang mudah dirasakan oleh semua. Seperti kabut tipis yang menggantung di antara udara raya. Seperti embun yang tergelincir satu per satu dari dahan ke dedaunan. 

Siang itu aku memulai perjalanan lagi, seorang diri menatap lurus menuju apa yang dituju. Sebuah desa di mana aku ingin memulai hari yang baru. Kata orang mimpi itu harus bangun terlebih dahulu agar bisa diwujudkan. Maka hari ini menjadi hari di mana aku bangun dari mimpi itu sendiri. 

Desa ini Lirang namanya, sebuah desa di penghujung kota. Tepat berada di bawah kaki bukit yang sudah landai. Masih bisa dilihat sisa-sisa kemegahannya tempo dulu. Aku bisa merasakan udara yang amat segar seketika aku membuka kaca mobil. Seperti rasa lapar yang tergesa-gesa muncul ke tenggorokan. Seperti air mata yang tumpah ruah saat menangis. Kebahagiaan bercampur kelegaan menyeruak ke permukaan. Aku merasakan satu per satu mimpi itu mulai terwujud. 

Aku sampai di sebuah rumah kayu sederhana, berpagar papan yang disusun rapi, beberapa pohon tertanam rapi di setiap sisi. Parkiran mobil tepat di sisi kiri pintu pagar. Sunyi, hanya ada suara gemericik air dari taman kecil di depan jendela kamar. Beberapa batang bunga yang sedang belajar merekah, dan sedikit bebatuan kali tertata dibawah tangga. 

Aku mulai menurunkan satu per satu barang yang ada di mobil. Hanya ada 1 koper dan 1 kadus yang berisi buku. Kunci rumah sudah aku terima beberapa hari yang lalu. Hanya ada dua pintu untuk masuk ke dalam rumah. Dan aku melewati pintu utama. 

Sedekit berdebu namun cukup bersih dan rapi. Ruang tamu yang sederhana, berisi seperangkat sofa  berwarna putih tulang beralaskan karpet cokelat pekat.  Aku membaringkan tubuh di atas sana. Menikmati energi yang bekerja pada tempatnya. Merasakan setiap aliran udara yang masuk dan keluar ke dalam rongga. Ah ya, hidup seperti ini yang mungkin sejak dulu aku rindukan. 



Share this:

0 komentar :