Harlem, Pantai atau Pulau?



Berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam.. (Banda Neira)
Sabtu, 01 Oktober 2016

Perjalanan kali ini bukan perjalanan pertama mengexplore keindahan bawah laut di Pantai Harlem. Salah satu pantai yang kini menjadi idola para wisatawan di Jayapura. Harlem, pantai atau pulau? salah satu pertanyaan yang kerap dilontarkan dan banyak wisatawan yang mengatakan bahwa Harlem lebih cocok disebut pulau, pulau indah yang tersembunyi.  Pertanyaan yang muncul saat mereka sudah menapakan kakinya di hamparan pasir putih di Harlem. Pasir putih yang begitu terlihat cantik berdampingan dengan warna hijau kebiruan air laut di bibir pantai ini. 

Harlem sudah menjadi sorotan wisatawan yang berkunjung ke Jayapura. Untuk sampai ke pantai ini, kita hanya perlu menempuh waktu sekitar dua-tiga jam dari Kota Jayapura, tergantung kecepatan dalam berkendara. Saya biasanya menggunakan kendaraan roda empat dengan kecepatan rata-rata 60-80 km/jam dan berangkat dari meeting point di Abepura, salah satu distrik di Kota Jayapura. Jika akan berangkat dari Kota Jayapura, mungkin waktu hanya bertambah sekitar 20 menit. Jika akan berangkat dari Sentani, maka hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. FYI, waktu yang saya jelaskan di atas adalah waktu tempuh untuk sampai dermaga di Depapre, sebuah distrik di Kabupaten Jayapura yang memiliki dermaga penyeberangan menuju pulau-pulau kecil yang tidak dapat dijangkau melalui jalur darat. 

Sesampai di dermaga Depapre, kendaraan biasa diparkir di halaman pasar dengan biaya parkir sebesar dua puluh ribu rupiah untuk kendaraan roda empat dan lima ribu rupiah untuk kendaraan roda dua. 

Transport penyeberangan bisa menggunakan speed boat atau masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan Jonson. Kapasitasnya bisa menampung sekitar 15 orang, seperti yang terjadi saat terakhir saya pergi bersama belasan rekan saya dan hanya menyewa satu jonson. Biaya sewa relatif murah, antar-jemput hanya membayar empat ratus ribu rupiah. 

Penyeberangan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Lalu kita sudah menikmati keindahan pantai Harlem. Tidak hanya sekadar indah, tetapi juga menenangkan. Sebab di pantai ini keramaian masih belum populer.


Saat pertama mengunjungi Harlem, pantai ini belum dilengkapi dengan toilet dan saung/pondok atau bahasa lokal disebut para-para atau tempat berteduh seperti saat ini. Saat ini, Harlem sudah dikembangkan jauh lebih baik, sudah ada fasilitas toilet, tempat berteduh dan tempat penyewaan pelampung serta alat snorkling. Biaya sewa   para-para sebesar seratus ribu rupiah, biaya pemakaian toilet atau kamar mandi sebesar lima ribu rupiah, dan biaya sewa pelampung atau alat snorkling masing-masing item sebesar dua puluh lima ribu rupiah. 

And here we go!


Di pantai ini cukup aman untuk mengajak anak-anak bermain, karena bibir pantai terbebas dari karang dan cukup aman untuk dijangkau oleh anak-anak. Tetapi tetap saja harus dalam pengawasan orangtua. Sekitar lima meter dari bibir pantai, sudah mulai bisa kita nikmati batu karang dan rerumputan laut. Jika ingin berenang di bibir pantai ini, disarankan untuk membawa kamera underwater, mengapa? supaya tidak menyesal. Sebab lima meter selanjutnya, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan bawah laut yang luar biasa indahnya. Kamu akan bertemu dengan ikan berwarna-warni, dengan jenis beragam yang berenang bebas, ke sana kemari, menyapa kamu dengan ragu-ragu. Melihat kehidupan bawah laut yang begitu indah dan menenangkan. Takjub dengan ciptaan Tuhan yang luar biasa, belum lagi saat melihat ekosistem bawah laut yang di sana menjadi tempat hidup dan mati dari terumbu karang, dan aneka mahkluk laut yang saya sendiri belum mengenal mereka. 



Di kedalaman 3-4 meter ini kamu bisa menyaksikan lebih beragam lagi keindahan bawah laut. Sepanjang pantai ini, maka sepajang itu pula kamu bisa menikmati keindahan yang tersedia. Saat menyelam, saya bisa lupa akan waktu. Saya bisa menghabiskan 2-3 jam untuk menyusuri keindahan laut dari barat ke timur. Tidak pernah bosan, sedikit pun.



Saat lelah menyelam, kamu bisa bersantai di tepi pantai dengan tetap menikmati air laut dan hamparan langit biru. Untuk ke pantai ini, tentu saja kamu harus membawa bekal makanan, sebab tidak ada kantin atau tempat menjual makanan pun yang menyediakanya. 

Menyusuri keindahan bawah laut memang tidak akan pernah puas, sebab kepuasannya tidak terbatas hanya pada satu keindahan. Sebab mereka memang beragam dan semuanya indah. Saat ini saya sedang belajar untuk bisa diving, untuk bisa lebih dalam lagi mengunjungi teman-teman kecil dan berwarna-warni di sana. 

Ohya, saya tidak lupa berpesan, tolong jaga kebersihan lingkungan kita. Laut, darat pun udara. Belajar bertanggungjawab dari hal yang paling sepele namun membahayakan; sampah. Ketahuilah bahwa sampah yang kamu buang sembarangan itu adalah kontribusi besar kamu dalam merusak lingkungan. So please, let's save our earth together dan jangan lupa jalan-jalan!

Wanna see more pictures? Let's visit my IG @fenymariantika

Share this:

0 komentar :