Kata (Mereka)


Kata mereka, sekarang sedang musim kemarau. Terlihat dari dedaunan menguning kecokelatan, rerumputan mati layu, air sedingin es dan bintang menguasai malam. Dan suara anjing semakin panjang bernyanyi dimalam hari.

Debu kian ringan diterpa angin. Bau tanah kering-gersang melekat resap kedalam sepasang sarung tangan. Tumpukan sampah tidak lagi basah, sisa embun semakin ditelan sinar. Sepertinya benar yang mereka katakan, sekarang musim kemarau.

***

Kata mereka, Puncak gunung itu dekat seperti kita dengan Jantung. Yang degupnya terdengar juga terasa. Puncak gunung itu memang bukan akhir dan pendakian, tetapi ia titik balik dalam pendakian. Dan jantung, ia bukan yang utama dalam tubuh kita, tetapi jantung merupakan tempat kehidupan kita bersirkulasi, saling memberi tempat, tempat untuk saling menghidupkan dan memberi. Kehidupan yang kotor akan memiliki tempat dijantung kemudian diganti dengan kehidupan yang bersih. 

Ini yang mereka sebut sebagai titik balik, Puncak Gunung dan Jantung, ia serupa meski tak sama. Untuk kedua kali, apa yang mereka katakan benar adanya.

***
Kini mereka enggan berkata, mereka tidak lagi berkata, namun meminta, aku diminta untuk memahami dan belajar dengan indra,satu, dua, tiga, sampai enam pun. Meminta aku supaya tidak banyak berpangku tangan seperti anak gadis yang ditinggal kerbau, namun harus seperti anak kelinci yang tidak pernah berhenti untuk mencari- apapun- yang ada dibenaknya. 

***

Mereka memulainya dengan berkata, lantas meminta, kemudian melepaskan. Melepaskan aku agar aku mampu berjalan tanpa bantuan, agar aku bisa berlari tanpa banyak mencaci, dan aku bisa terbang tanpa takut akan terjatuh lagi.


Share this:

0 komentar :