Robusta



Bukankah seharusnya kamu berbahagia? bukan sembunyi dengan tumpukan air mata?

***
Aku begitu dekat dengannya seperti pembatas buku dengan halaman terakhir, tidak pernah terhalang oleh apapun, pun oleh lembar kosong.

Aku begitu menyita waktu tidurnya, meski sering ia mengatakan bahwa ia masih terjaga dengan segelas robusta tanpa gula yang menjadi sahabat baiknya. Ia sering menghabiskan waktu hanya untuk sepasang kesukaannya. Robusta dan gadis itu. Dan aku, berada diantara keduanya.

Aku tidak pernah bertanya mengapa ia memilih untuk menjadi pecandu dan tidak pernah dengan sungguh memiliki, hanya mampu menjadi penikmat dengan batas rasa. Ia hanya menjadikan dirinya sebagai bayangan yang hanya nampak pada malam lantas menghilang pada waktunya. Katanya, Menjadi pecandu bukanlah pilihan, namun aturan dari nasib yang menggariskan. Kadang kamu memang sungguh rumit,sungguh!

***

Bukankah kamu yang menyulam pertemuan itu dengan kedua tangan mu? Lantas mengapa kamu membiarkan sulaman itu tersimpan begitu saja?

Ada macam rupa hati didunia ini.Tanpa bisa kita terka pun bertanya. Rupa dengan segala rahasia. Ia kotak dengan kebisuan dan sunyi yang paripurna.

Masih tertahan air mata diujung kelopak? Sampai kapan kamu akan menahannya? Sudah! Biarkan ia jatuh bersama kebahagiaan mereka. Kamu hanya pagar yang ada ditepi jalan. Jangan pernah bermimpi pagar akan ada diruang makan!

***
Aroma robusta aku biarkan menguasai udara kamar, menyatu dan meninggalkan jejak. Kemarin, aku masih tergila-gila dengan aroma cengkeh basah. Aku juga pernah begitu menyukai aroma baju mu. Bau tubuh bercampur parfum kegemaran mu. Tetapi kata "pernah" membuat aku saat ini sudah tak lagi mengingatnya. Apalagi nomor handphone mu, senyum, ataupun rayuan mu. Kata "pernah" hanya menandakan bahwa waktu sempat berpihak pada kenangan yang membawa kita pada satu kenyataan.

Kamu sesederhana robusta, mencerminkan bahwa ketradisionalan dirimu yang membuat aku tidak sanggup untuk membiarkan ada yang mencampuri atau hanya sekadar menjadi penghias, Cappucino sekalipun. Karna kamu akan tetap menjadi istimewa hanya dengan kesederhanaan.

Share this:

0 komentar :