Why (I'm ) Too Serious (?)










 Dialog antara saya dengan dokter spesialis syaraf saat terakhir check up 

Dokter  : Nak Fe apa kabar? Apa nih  yang dikeluhin sekarang?
Saya    : Biasa dok, sakit kepalanya belum reda-reda tiga bulan terakhir.

 Dokter nampak membaca rekam medis saya kemudian meminta saya untuk ke meja periksa. Dengan izin, dokter mulai menekan titik-titik syaraf dari kepala hingga wajah dengan selalu menanyakan respon nyeri ketika ia periksa. Lengkap dengan uji senyum apakah masih simetris atau tidak.


Dokter  : Kamu belum berkeluarga kan? kamu masih muda loh. Vertigo yang kamu derita pun masih gejala. Bisa dicegah supaya tidak berlanjut. ( saya menyimak). Kamu gak saya kasih obat-obatan lagi ya. Kamu cukup atasi dengan 2 R, kamu cuma butuh itu kok.
Saya : Apa dok 2R?
Dokter : Rekreasi dan Rileks. Kamu terlalu banyak menyimpan pikiran. Belum ada teman untuk berbagi? Percayai sahabat atau keluarga kamu.Supaya kamu gak stress sendiri.

 ***

Dialog antara saya dengan sorang teman

Saya     : Kenapa  ya saya terlalu seriuse ? semua dipikirin.
Teman  : Emang kenapa? gak ada masalah dong ya?
Saya    : Masalah banget! Karna pada akhirnya penyakit lama kambuh
Teman : Penyakit?
Saya   : Iya.Kepala saya ini gak pernah berhenti sakit.Bedanya cuma ditingkatan      nyerinya aja.Kata okter sih gejala vertigo kalau pas sakit banget.
Teman : Makanya, kamukan gak hidup sendiri. Jadi apa yang ada di benak kamu, dibagi lah yang memang pantas untuk dibagi. Minimal kamu bisa cerita dengan Tuhan deh kalau pun kamu gak bisa cerita dengan siapapun.
 ***
Why (I'm) too serious?

Saya dengan sadar mengakui bahwa saya salah satu orang yang terlalu 'berat' dalam menanggapi suatu hal- apapun itu. Bahkan tidak jarang  saya nampak kaku. Oh men! Padahal saya ini sangat suka bercana, tertawa dan hal- hal lucu lainnya. Tetapi disamping itu, saya memang orang yang dengan tamak memikirkan banyak hal dari yang sangat tidak penting hingga yang sangat amat penting. 

Apa hal ini dipengaruhi oleh buku yang dibaca? lawan bicara? topik yang dibicarakan? sudut pandang saat menanggapi? atau apa? Entahlah! Yang saya tahu, saya masih bertanya-tanya why im too serious?

Hingga seorang teman berkata " Semoga pasangan kamu nanti adalah seseorang yang memiliki tingkat humoris jauh lebih daripada kamu.Supaya kamu selalu terhibur "

Mungkin ada benarnya. Terbayangkan seperti apa jika saya berdampingan dengan seorang yang sama-sama terlalu serious merespon umpan dari kehidupan. hihihi :D

Share this:

0 komentar :