Power Of Emotional ( Negative)



Ada banyak cara Tuhan untuk membuat kita menjadi istimewa. Mungkin cara ini menjadi salah satunya. Melalui rasa bersalah, kemudian membuat kita mendapatkan kembali jalan yang dikehendakiNya. Ketika kita dipisahkan, bukan berarti kita tak satu. Hanya saja untuk menjadi satu, harus Tuhan yakinkan bahwa kita tidak salah dalam memutuskan sebuah pilihan. Karena ragu yang kau punya, membuat kita semakin yakin akan adanya jalan Tuhan. Jalan yang tidak selalu mulus, tetapi tetap jalan yang benar. Untuk mempertegas, bahwa ini belum menjadi akhir perjalanan kita, karena ini masih sebuah proses yang pada akhirnya akan kita ketahui jalan cerita Tuhan. Jika boleh saya meminta, bersabarlah dan pahamilah alurnya.

Tidak perlu rasanya terburu-buru untuk melepas alas kaki yang kau kenakan jika itu belum waktunya untuk kau lepaskan. Jika kau ingin memberi ruang pada jari untuk bernafas, maka longgarkanlah. Jangan kau lepas begitu saja. Pun ketika sudah waktunya untuk kau lepas, maka lepaskanlah ditempat yang layak untuknya. Seperti ketika kau membelinya ditempat yang baik, maka lepaskan ia ditempat yang baik pula”

Kembali berpikir ketika menunggu garuda 0324 siap membawa saya terbang. Kau tahu, untuk sampai pada GA 0324 membawa saya terbang, saya harus melewati berulang kali proses untuk dapat terbang bersamanya. Dimulai dengan saya memilih pesawat yang akan saya tumpangi, lantas membeli tiketnya, kemudian melewati banyak pintu pemeriksaan  sebelum akhirnya saya sampai pada sebuah kursi tepat berada disamping jendela dengan aneka kenyamanan disana. Itupun jika tidak ada delay yang kadang membuat kesal. Kau pun tau, menunggu akibat penundaan itu tidak enak! Iya, kan?

Kalau saja, saya terbawa rasa khawatir untuk terbang dengan pesawat alih-alih takut terjatuh atau mengalami musibah, maka secara tidak langssung saya tengah mengkerdilkan diri saya sendiri yang sudah mau di’bodohi’ oleh rasa khawatir akan sesuatu keburukan yang semu,rasa yang diciptakan oleh diri saya sendiri. Bukankah pesawat sudah dibuat dengan perhitungan yang matang oleh ahlinya? Lantas untuk apa saya mengkhawatirkannya? Bukankah ia diciptakan memang dengan segala kecanggihan juga kekunoannya? Bukankah tidak ada satupun hal yang hanya memiliki tunggal sisi?

Didalam penerbangan yang haya berdurasi 75 menit, saya berulang-ulang kembali berpikir tentang rasa takut, khawatir pun ragu yang tengah menyelimutimu. Tentang keraguan akan pilihan yang dahulu sudah diyakini. Rasanya, tidak mudah untuk menerima sebuah ‘kejutan’ yang didalamnya berisi pembatalan rencana untuk mengarungi masa depan bersama. Mendapati kenyataan bahwa apa yang kau bangun dalam ratusan hari akan berakhir hanya dengan hitungan menit. Tetapi inilah power of emotional yang berdampak negative. Ketika emosi sudah menjadi raja pada tuan rumahnya. Tanpa menggunakan logika ataupun perhitungan yang lain. Meski hidup bukan matematika, tetapi akan tetap ada perhitungan didalamnya.

Share this:

0 komentar :