Semoga

Selama ada pagi, maka selalu ada harapan baru

Aku sedang tidak mencari teman untuk berbagi masa lalu, melainkan masa depan. Sebab selamanya masa lalu tidak akan pernah bisa kita bagi. Maka itu kah kamu?

Rasa yang disebut sebagai cinta memang rasa yang Tuhan kirimkan pada kita, manusia. Rasa yang aku anggap sebagai bahasa universal, yang siapapun mampu memahaminya. Tidak satu pun hati yang dimiliki oleh manusia tidak mengerti cinta. 

Aku pernah mengalami kegagalan dalam memaknai cinta di masa lampau. Aku pikir itu yang mereka sebut cinta, ketika aku menyambut baik perasaan yang ditawarkan oleh mereka di masa lalu. Di masa lalu, aku pernah memberikan kesempatan kepada dua orang dalam waktu yang berbeda untuk bisa saling mencinta, mereka yang menawarkan membangun sebuah keluarga tanpa harus berlama-lama saling mengenal. Mereka mengawali pertalian ini, lalu aku dengan niat sederhana menyambungkan pada hati, hingga aku memberikan perasaan yang aku pikir sama. I gave it to them; love.

Lalu Tuhan menunjukan bahwa jalan, cara dan orang yang aku pilih mungkin salah. When you know something is wrong but you do it anyway,what the ***?! Lalu berulang kali Tuhan menunjukan bahwa aku lagi dan lagi melakukan kesalahan yang sama. Hingga pada satu titik, aku menyerah. 

Bekal hidup yang paling benar adalah ketika kita memahami dengan benar apa yang Tuhan ajarkan. Iman selalu naik-turun. Begitu pun dengan apa yang ada di dalam hati. Sebagai seseorang yang tidak luput dari dosa, aku tidak pernah berhenti belajar dan memperbaiki diri, terus menerus. Hingga Tuhan berkenan menaikan aku ke kelas yang lebih tinggi. Tertinggal di kelas bawah tentu saja membuat aku depresi. I dont know what should I do. Ujian yang sama dan aku masih melakukan kesalahan yang sama seakan-akan membuktikan betapa bodohnya aku sebagai manusia. Namun aku terus menguatkan diri dan terus berusaha berbaik sangka. Tuhan tentu tidak akan membiarkan aku seorang diri melewati semua ujian ini, kan?

Kali ini Tuhan memberikan ujian dalam bentuk yang berbeda, meski masih dengan topik yang sama. Ia datang tidak menawarkan apa-apa, ia tidak menjanjikan apa-apa, ia bahkan mengatakan bahwa kemungkinan untuk bersama sangat kecil peluangnya. Ia berusaha semampu yang bisa ia lakukan, sejak saat ia memiliki rasa. Ia hanya diam dari kejauhan, memastikan bahwa yang ia miliki adalah sebuah kebenaran. Dan untuk pertama kalinya aku tidak memberikan apa-apa, tidak seperti di masa lalu. I don't give him a love, but I fall in love with him . 

Lalu apa bedanya? Tentu saja berbeda, jika di masa lampau aku tidak memerlukan usaha untuk mencintai, sebab mereka memberikannya dengan berlebih meski ternyata palsu. Tetapi tidak untuk saat ini, aku begitu berusaha melawan rasa yang ada, aku berusaha menolak keberadaanya. Trauma masa lalu membuat aku enggan untuk beranjak lebih jauh ketika ada tembok besar yang menghalangi. Sebab bijak bestari mengatakan jika jodoh, maka perjalanan akan lancar. Pertanyaanya, selalu seperti itu kah perjalanan jodoh? selalu lancar tanpa sedikit pun hambatan? begitu kah? Namun apa yang terjadi? Perasaan yang ada bukannya menghilang namun ia semakin mencuat ke permukaan. Itu kah kamu? Salah satu pertanyaan yang selalu aku tanyakan dalam sujud yang diperpanjang. Sejak ia menyampaikan niatnya, aku tidak buru-buru berbahagia, sebab aku mengingat luka lama, kebahagiaan yang terlalu cepat datang, bisa jadi ia pun akan cepat hilang. Maka aku selalu mempertanyakan pada Tuhan ' Tuhan, ia kah yang benar? Jika ia, maka berikanlah jalan. Namun jika bukan, kembalikan pada yang benar'. Lalu Tuhan menjawab dengan apa yang terjadi saat ini. Tetapi, apakah kita harus begitu cepat menyimpulkan? Bisa jadi Tuhan tengah menguji kita, tengah memastikan bahwa kita sungguh-sungguh atau memang benar ini cara Tuhan dalam menjauhkan kita? Melalui tembok besar di hadapan kita? Lalu sampai kapan kita akan bersembunyi? Sampai kapan kamu hanya diam dengan luka itu? Sampai kapan kita saling menyakiti dari kejauhan?

Ia yang pernah berusaha memadamkan apa yang membara di hatinya berulang kali, namun gagal. Ia yang pernah mencoba pergi dan berpaling, namun ia kembali lagi dan mengatakan tidak bisa melakukannya. Ia yang pernah mencoba segala cara untuk membunuh harapan dan rasa, namun ia belum juga berhasil. Hey, adakah siksaan yang lebih menyiksa dari ini semua? menyaksikan seseorang yang begitu mengharapkan kamu tengah membunuh dirinya sendiri secara perlahan?  
  
Kini aku tidak memiliki keberanian untuk berdoa. Aku khawatir doa yang aku panjatkan berisi tuntutan pada Tuhan. Berisi pertanyaan yang menyudutkan. Tetapi apa yang bisa aku lakukan selain berdoa? Meratapi kesedihan bukan lagi sebuah jalan yang aku pilih. Ini bukan pertama kali Tuhan memberikan ujian untuk menguatkan hati.

Ketika aku jatuh cinta, aku kembali melakukan kesalahan. Sebab belum tentu ia yang sebenarnya. Lalu apa kabar hati nantinya? Bukankah ia pernah terluka parah? Apa jadinya jika ia harus merasakan luka yang jauh lebih parah. Bukan, bukan karena dikhianati, bukan karena kebohongan, tetapi karena rindu yang tidak bisa disampaikan meski hanya melalui do'a. Sebab keberanian sudah hilang bersama harapan yang dipangkas oleh pemiliknya. Aku tidak pernah menyesali apa-apa, kesalahan yang pernah aku lakukan membawa aku pada satu muara, makna. Aku tidak pernah menyesal pernah jatuh cinta, meski pada akhirnya kita juga harus berpisah bahkan jauh sebelum kita bersatu. Dan kini biarkan waktu yang menyelesaikan cerita, mari kita terus berjalan, jika nanti perjalanan ini menuntun kita pada titik yang sama, bersiaplah kita menerima apapun yang terjadi. Tuhan memiliki cara tersendiri, mari kita percaya.


Ia sudah layu bahkan sebelum tumbuh
Ia sudah mati bahkan sebelum hidup
Aku sudah jatuh bahkan sebelum kamu membangunnya

Jika cinta seperti tunas, maka berapapun kamu pangkas maka ia akan terus tumbuh
Jika kamu ingin membunuhnya, maka cabut akarnya, bukan tunasnya
Namun jika tidak, biarlah ia tumbuh seperti harapan yang dibawa oleh pagi

Biarkan Tuhan memberikan jalan untuk menyatukan atau melepaskan
Tidak ada hati yang tidak mampu merasakan senandung rindu
Tidak ada hati yang tidak mampu memahami ketulusan rasa
Maka dengan demikian do'a menjadi jalan yang paling utama
Semoga cinta yang kita bangun sejak kita jatuh menjadi kebaikan bersama 
Dan semoga kali ini aku sedang tidak melakukan kesalahan, kembali.

Share this:

0 komentar :