Selamat Datang, Ramadhan.

Sebagai seorang perempuan muslim, yang tengah belajar untuk menjadi baik dan bermanfaat, yang dalam perjalanan tidak hanya tersandung bantu, tetapi juga terhempas oleh angin timur. Semakin hari semakin memahami, bahwa kebaikan akan selalu berbanding lurus dengan niat yang terpatri di dalam hati. Dan keburukan juga akan berbanding lurus dengan rupa hati di dalam sana, ketika kegelapan dan kehendak Allah memulai cerita. 

Selamat Datang, Ramadhan.

Ini menjadi Ramadhan ke 20 dalam hidup saya. 20 tahun yang lalu saya berusia enam tahun, dan pada usia itu saya mulai mengikuti orangtua saya untuk berpuasa, selain mengikuti orangtua, saya juga bersemangat karena dijanjikan hadiah 30.000 rupiah oleh Mbah Putri. Dan pada puasa pertama dalam hidup saya, saya berhasil berpuasa satu bulan penuh dan mendapatkan hadiah!

Begitu kontras dengan Ramadhan ke 20 ini, di mana saya tidak lagi diiming-imingi hadiah, tetapi lebih mulia dari itu, ampunan Allah, kasih sayang Allah dan ridha Allah. Saya menyadari bahwa yang saya cari saat ini tidak lain dan tidak bukan adalah kebaikan Allah SWT. 

Selamat Datang, Ramadhan.

Setiap kita memiliki cerita hidup yang berbeda-beda meski mungkin serupa. Cerita hidup yang Allah atur dan rencanakan jauh sebelum kita mengenal dunia. Dan saat ini, saya tengah belajar menerima setiap jalan yang Allah terangkan. Pahit, berduri, getir, sakit, derita, bahagia, tawa, apapun rasa, saya tengah belajar merasakan dan menerima. Dan Ramadhan membuat semuanya semakin nikmat. 


Selamat Datang, Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan, maka saya sangat menanti, memanfaatkan dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebab saya menyadari bahwa dosa yang melekat pada diri saya sudah amat membelenggu saya. Dan saya tidak ingin berlama-lama berkubang dan berkabung dalam masa yang kelam ini. Sebab saya meyakini bahwa Allah akan selalu memberikan petunjuk dan cahayanya. 

Selamat Datang, Ramadhan.

Hidup memang tidak mudah, dengan demikian saya ingin membuat langkah kaki ini lebih ringan. Ramadhan tidak hanya mengajarkan untuk menahan lapar dan dahaga saja, tetapi jauh lebih dari itu. Saya begitu malu akan diri sendiri, yang lagi lagi belum mampu mengambil pelajaran dari orang lain sehingga Allah menegur, mencurahkan kasih sayangnya secara langsung pada saya melalui ujian ini dan itu.

Dan kini saya bersama Ramadhan, menikmati kehadirannya yang hanya sebentar ini. Berharap setelah ia pergi, tidak banyak hal yang berubah selain kebaikan yang terus menerus menjadi candu untuk kita semua. Kebaikan pada sesama yang akan membawa kita pada kebaikan secara universal. Kasih sayang Allah begitu amat nyata untuk dirasa, semoga kita senantiasa bersyukur dan semakin bersyukur sehingga Allah kian dekat dan lekat.

Tidak mengapa jika kita belum benar-benar berbahagia atas kehadiran Ramadhan, sebab tidak ada rasa yang bisa dipaksa untuk hadir di hati kita. Semua membutuhkan proses, mencintai membutuhkan proses, mari kita belajar mengenal Ramadhan, semakin belajar mengenal Islam, jangan berhenti belajar menjadi hamba Allah yang baik. Semoga kita menjadi orang yang beruntung.

Saya tidak ingin berpura-pura bahagia atas kedatangan Ramadhan, tetapi sejujurnya saya memang menantikannya. Sebab saya ingin membayar hutang padaNya, meski mungkin masih belum mampu untuk menebus semua dosa-dosa saya, tetapi biarlah harapan dan usaha untuk mendapatkan ampunan menuntun saya pada jalanNya.


Selamat Datang, Ramadhan.

Share this:

0 komentar :