TULIS TANGAN

By Feny Mariantika Firdaus

    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
Home Archive for 2021

 Beberapa teman pernah berkata bahwa saya seseorang yang begitu mudah bergaul. Mereka menilai hal itu karen saya memiliki banyak teman di luar teman kampus, di mana mana.  Tapi mereka tidak pernah tahu, bahwa saya telah memberi jarak untuk bersahabat dengan orang lain. Sebab saya pernah kehilangan seorang yang begitu saya kasihi, seorang sahabat yang membersamai saya tumbuh. Seorang sahabat yang kemudian berjarak karena lisan saya sendiri, lisan saya yang menyakiti hatinya. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk tidak lagi bersahabat dengan siapapun. Sebab, kehilangannya adalah duka yang mendalam bagi saya hingga saat ini.

Ia adalah sahabat saya sejak SMP hingga SMA, sayangnya dipenghujung SMA persahabatan kami hancur begitu saja. Ia yang saya ingat sekali begitu manja dan selalu jujur ketika tidak bisa ini atau itu, tidak malu meminta untuk dibantu agar bisa, setiap sore kami mengaji bersama di Pondok, ia rela menjemput saya, menunggu saya menyelesaikan pekerjaan rumah, ia yang selalu menggandeng lengan saya saat berjalan. Tetapi persahabatan kami hancur hanya karena kesalahpahaman. Saya tentu meminta maaf dan menjelaskan hal itu, tetapi saya sangat paham tentang rasa kecewa yang sedang merundungnya. 

Alhamdulilah dengan perjuangan saya meminta maaf dan Allah membukakan hatinya, dipenghujung kelulusan kuliah kami, kami kembali menjalin silaturahmi. Seperti biasa, ia yang periang, bercerita dengan binaran matanya, ia bercerita tentang kesulitannya membuat tugas akhir, meminta bantuan dengan polosnya. Saya rindu sekali moment moment seperti itu, seperti saat masih bersahabat dulu. 

Tetapi saya tahu ini tidak akan sama, meski sudah saling sapa, tetap saja saya tahu saya tidak bisa mengembalikan sahabat  saya seperti sedia kala.

Dan beberapa hari ini saya tengah berduka, sebab saya kehilangan ia untuk selamanya. Innalilahi wainna ilaihi rojiun, ia meninggalkan dunia ini setelah berjuang melawan Covid yang menyerangnya selama dua minggu terakhir. Ia berjuang bersama bayi yang ada dikandungannya. Allah..

Saya menyesal sekali hanya berani membalas story-story nya saja. Andai saya lebih berani untuk mengirim pesan, menanyakan kabarnya, memberi semangat, mungkin setidaknya saya masih bisa membersamainya. 

Hanya Allah yang tahu betapa saya menyayanginya meski saya tak lagi memiliki keberanian memanggilnya sahabat. Mungkin hanya Allah yang tahu betapa saya menyesal telah menyakiti hatinya. 

Tria, semoga Allah memberikan surgaNya untuk Tria. Semoga Tria tenang di sana. Mohon maaf lahir dan batin ya Tek. Selamat jalan, Sahabat..

Hari ini karena weekend sehingga Hafaaza akan menghabiskan waktu dengan Yanda. Bangun tidur, usai menyusu ia langsung bermain dengan Yanda, berkeliling komplek dengan motor, lalu menyabut rumput, sarapan dan akhirnya tidur lagi.



Nah hari ini ada aktivitas yang istimewa, yaitu melihat aneka reptil di sebuah mall yang kebetulan sedang mengadakan pameran. Kami melihat lihat ikan, ular, biawak, laba-laba dan lainnya. Hafaaza nampak bingung dan kurang menikmati karena cukup ramai. Sehingga kami pun cepat cepat pergi mengingat pandemi belum berakhir. 



Akhirnya kami naik menuju area bermain mall tersebut. Kami pikir Hafaaza akan menyukainya. Oleh Yanda, Hafaaza dibiarkan berdiri dan berharap main sendiri, rupanya ia tidak merespon demikian. Ia malah meminta untuk digendong kembali. Sehingga kami memutuskan pindah tempat hangout.

Di sebuah coffee shop, ia nampak lebih bersemangat apalagi ia melihat ada anjing yang lucu, ada laut, perahu dan lainnya. Hafaaza memang seperti kami, lebih menyukai alam bebas. Hingga sebelum pulang, ia masih bermain-main. Untuk aktivitas hari ini, saya memberi Hafaaza ⭐️⭐️⭐️




Good job, Hafaaza! 


Qodarullah hari ini Hafaaza demam sehingga ia tidak aktif seperti biasa dan jadi lebih sering minta digendong meski tahu kalau tangan saya tidak kuat. Tapi apa boleh buat, ia sedang ingin bermanja. 

Terlepas dari suhu tubuhnya yang tinggi, ia tetap mau melakukan beberapa aktivitas seperti bermain sapu kala saya masak atau bermain dengan kucing meski hanya dari jendela. Ia juga mau ngemil cemilan barunya yaitu yogurt. Meski hanya saya icip sangat sedikit tetapi ia terus meminta lagi dan lagi, sepertinya ia suka meski memang agak asam sedikit. Ia menikmatinya bahkan ia bisa menyedot yogurt langsung dari kemasannya. Sungguh Abang Faaza hebat sekali! Manda beri ⭐️⭐️⭐️⭐️ yaaa 

 Semakin hari, semakin banyak aktivitas Hafaaza yang berubah seiring pertumbuhan dan perkembangannya. Hari ini Hafaaza jadwal imunisasi. Saat menunggu dokter anaknya datang, Hafaaza duduk santai bersama saya. Selama itu, ia memperhatikan orang orang yang ada di sekeliling kami. Memang tidak begitu ramai karena poli eksekutif sehingga lebih merasa aman untuk kami. 

Saya mengamati bagaimana ia berusaha berinteraksi dengan anak sebaya yang ada di sofa disamping kami. Mulai dari tertawa sendiri hingga mengeluarkan suara sambil menunjuk cup bekas orang tua di anak gadis tersebut minum. 

Ia tidak menangis atau rewel sepanjang kami menunggu. Ia mau bermain dengan buku yang saya bawakan, ia mau minum air putih dari tumblrnya, ia mau duduk manis sambil menunggu. 

Meski kadang ia membuat saya kesal, tapi 99% ia membuat saya haru, bahagia dan bangga terhadap Hafaaza. Untuk aktivitas menunggu ini, saya memberinya ⭐️⭐️⭐️


Terimakasih ya Nak! 

 

Hari ini terdapat beberapa aktivitas Hafaaza yang saya amati. Salah satunya adalah saat jam menuju mandi sore. Saya yang memiliki jadwal memasak, sehingga Hafaaza punya jam bebas. Di jam tersebut, ia mengambil sapu dan seolah olah seperti menyapu persis seperti yang biasa saya lakukan. Saya senang melihatnya, berarti ia benar benar memperhatikan aktivitas saya selama ini. Cukup lama ia “membantu” saya menyapu, sampai saya selesai masak dan tiba waktunya ia mandi. Untuk kegiatan ini saya memberinya ⭐️⭐️⭐️.


Selain itu, hari ini ia saya percayakan untuk makan cemilannya sendiri saat ia sedang bermain. Meski sampai jatuh ke lantai tetap saya biarkan ia memakannya. Toh saya tahu lantai cukup bersih, kalaupun kotor yasudah, biar dia belajar saja. Untuk aktivitas ini, saya memberinya ⭐️⭐️⭐️

Alhamdulilah yah Hafaaza! 

Hari ini Hafaaza mendapatkan waktu bermain yang lebih banyak dari biasanya. Khususnya bermain di luar rumah. Ia saya biarkan bermain di teras, sekitar 20 menit ia bermain bersama kucing, memainkan selang air dan bermain di sekitar pagar.

Seperti biasa, ia cukup menikmati waktunya. Saya menggamati ia dari dalam, mengintip dari balik jendela. Jika tidak saya panggil, tentu ia masih tetap betah bermain di luar. Untuk aktivitas ini saya memberikannya ⭐️⭐️

Selain itu, Hafaaza juga bermain “ambil aku” yang merupakan permainan sederhana di mana lakban di tempel di dinding lalu ia berusaha meraihnya. Hafaaza memang senang aktivitas ini. Meski sulit ia terus berusaha mengambil lakban yang tertempel. Untuk aktivitas ini saya memberinya ⭐️⭐️⭐️

Terimakasih Nak sudah beraktivitas dengan aktif hari ini!


Hari ini aktivitas Hafaaza kembali seperti biasa. Bangun tidur ia bermain dengan Yanda, lalu menemani saya beberes rumah. 

Yang spesial hari ini adalah ketika ia saya beri jam bebas lebih banyak dari biasanya. Setelah pagi hari ia bermain air dan tanaman, menjelang siang ia kembali bermain tanaman saat saya sedang sibuk menjemur pakaian. Alhasil ia mandi untuk kedua kalinya. 

Saya menyempatkan mengamati saat ia bermain tanaman. Ia menggali tanah yg ada di dalam pot dengan menggunakan ranting yg pendek, lalu ia ambil rumput yang ada di sekitar tanaman yang kebetulan adalah kemangi. 

Saya tidak mengerti apa yang membuat ia enjoy sedemikian rupa, hingga betah berlama-lama bermain tanaman. Sesekali ia mengintip ke dalam, seolah memastikan saya tidak akan melarangnya bermain. Padahal saya ada di balik jendela, memperhatikannya. Untuk aktivitasnya ini, saya memberikan ⭐️⭐️.


Aktivitas selanjutnya adalah ketika ia bermain kejar kejaran dengan saya. Ia tampak menikmati dan tidak mau berhenti bermain. Sama hal nya ketika kami bernyanyi atau bermain tepuk tangan. Ia tertawa lepas. Untuk kegiatan ini, saya memberikan ia ⭐️⭐️. 


Pada malam hari, sambil makan, ia meminta untuk berkeliling melihat akuarium, tempelan di dinding, lalu membaca buku bersama Yanda dan menonton video jenis jenis hewan. Untuk aktivitas ini kami memberinya ⭐️⭐️.


Alhamdulilah, hari ini Hafaaza tampak gembira dan semakin menikmati aktivitasnya. Great job, Hafaaza! 


#harike5

#tantangan15hari

#zona8bintang

#semuaanakadalahbintang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Hafaaza semakin tumbuh, begitu pula dengan emosinya. Sementara saya, masih belum memiliki kelapangan rasa sabar, hingga tak jarang saya melakukan kesalahan. Bagaimana ini?

Begitulah keseharian kami. Saya sering diliputi rasa bersalah lantaran membersamai anak yang semakin aktif. Alih alih mengamati setiap aktivitasnya, malah membuat saya kerap menjadi monster. Contoh saja ketika ia saya beri kebebasan di jam bermain, ia begitu intim bermain dengan tanah dan bunga kaktus, yang padahal saya baru saja menyapu dan mengepel lantai. Saya yang kebetulan freak clean ini langsung emosi dan ya, sebuah cubitan gemes mendarat ke paha gemesnya. Jangan ditiru ya, ini termasuk kekerasan dan hal ini jelas tidak baik, saya tengah berjuang agar tidak mengulangi hal itu. 

Btw, hari ini aktivitas Hafaaza masih berbeda dengan rutinitasnya di weekday. Weekend memang dia full bersama Yanda. 

Pagi-pagi, saya di dapur. Sementara ia dan Yanda nya ada di halaman rumah. Mereka sedang bertugas menyanut rumput yang tumbuh subur di halaman rumah. Saya sesekali mengintip dari jendela. Memastikan Hafaaza bermain dengan baik. 

Terang saja ia sangat menikmatinya, ia memegang gagang sapu, membuat gerakan seolah olah sedang menyapu lantai, sambil bersenandung dan melihat Yanda menyabut rumput. Mereka nampak menikmati kegiatan pagi mereka ini, begitupun dengan saya. Sayangnya, saya tidak sempat mendokumentasikannya. Untuk kegiatan ini, Hafaaza saya beri 2 bintang ⭐️⭐️. 


Lalu setelah mereka selesai bersih-bersih, kami sarapan. Aktivitas selanjutnya yang kami amati adalah ketika Yanda dan Hafaaza menonton pertandingan sepak bola di lapangan yang cukup jauh dari rumah. Di sana Hafaaza juga sempat berkenalan dengan hewan hewan yang baru yaitu sapi dan kambing. Menurut Yanda, Hafaaza cukup menikmati dan excitied dengan pertandingan bola dan hewan hewan yang baru. Untuk aktivitas ini, kami memberinya ⭐️⭐️. 



Yang terakhir adalah aktivitas saat Hafaaza berlatih berenang di pemandian Lubuk Minturun. Salah satu pemandian alami yang ada di Kota Padang. Di sini juga ada Ikan Larangan yang merupakan local wisdom dan ada historinya sendiri. Nah di pemandian ini, Hafaaza kami kenali dengan alam, dengan ikan, dan tentu saja ia latihan berenang (sebenernya latihan mandi tanpa nangis karena air dingin). Untuk aktivitas ini, Hafaaza samgat senang ketika bermain dengan ikan. Tetapi ia tetap menangis ketika mulai masuk ke air yang memang sangat dingin. Untuk itu saya memberinya ⭐️⭐️⭐️. 


MasyaAllah yah membersamai anak tumbuh, begitu banyak pelajaran yang bisa dievaluasi. Tapi bagaimanapun juga, Hafaaza semakin tumbuh dengan hebat, terimakasih ya sayang! 


#harike4

#tantangan15hari

#zona8bintang

#semuaanakadalahbintang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia




 Semua anak adalah bintang

Benar, kalimat ini seperti mantra. Kalimat penuh kebaikan yang diharapkan menjadi doa penuh kebaikan. Anak-anak yang kelak akan menerangi dunia dengan cahaya kebaikan. 

Alhamdulilah hari ini saya bisa mengamati Hafaaza di beberapa aktivitasnya. Mulai dari pagi hari di mana kami kembali jalan-jalan di sekitar Kota Padang yang sedang rajin-rajinnya diguyur hujan. 

Hari ini kami mengajak Hafaaza mengeksplore Masjid Raya Sumbar. Meski sering melewatinya, kami belum pernah melakukan hal seperti hari ini, berkeliling di Masjid Raya. 

Tentunya kami tidak hanya berjalan-jalan biasa, tetapi kami sedang memberikan ruang gerak yang jauh lebih luas agar Hafaaza bisa semakin lancar berjalan. Hal ini tercapai ketika ia mampu berjalan sendiri dari ujung depan masjid hingga ke ujung belakang masjid. MasyaAllah



Selain jarak tempuh yang ia capai, ia juga terlihat sangat menikmatinya. Ia berjalan sambil tertawa dan berceloteh mengejar Yanda yang menunggunya di depan. 

Setelah mengeksplore Masjid Raya, hari ini aktivitas Hafaaza lainnya adalah belajar makan dengan menu baru yaitu mie khusus untuk bayi. Mie yang sudah saya masak, lalu saya buat saus carbonara. Awalnya saya khawatir ia tidak suka, dan ia membuktikannya pada suapan pertama. Tetapi siapa sangka, satu porsi mie yang tidak begitu banyak namun bisa ia habiskan perlahan-lahan. Ia berusaha menikmatinya. Alhamwdulilah 

Setiap hari Hafaaza terus tumbuh. Meski kadang saya kualahan sendiri menghadapinya, apalagi ia sudah bisa marah, sudah sangat jelas berekspresi jika ia tidak mau, tidak suka atau emosi emosi lainnya. Berharap Allah terus menambahkan kesabaran untuk saya agar saya bisa menjadi Ibu yang lebih baik dan lebih sabar lagi. 

Anw, thank you Hafaaza for today. Awesome! 


#harike3

#tantangan15hari

#zona8bintang

#semuaanakadalahbintang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


 

 


 Hari ini karena long weekend, Hafaaza memiliki rutinitas yang berbeda yaitu bermain bersama Yanda. Hari ini kami menghabiskan waktu di Pantai, Hafaaza sejak bayi memang sering kami ajak ke pantai, tetapi kita sudah usia 1 tahun lebih, baru dua kali kami ajak ke pantai. 

Mengapa pantai? Karena kami ingin mengenalkan alam lebih banyak kepada Hafaaza. Agar ia tumbuh menjadi lebih humanis dan peduli akan lingkungannya. 

Dan kebetulan, saya merencanakan ia akan berenang sebagai salah satu terapi agar ia tidak takut dan menangis saat mandi karena dinginnya air atau merasa tidak nyaman karena hal lain. Asumsi saya begitu 🤣

Sayangnya, hari ini ia belum bisa menikmati saat tubuhnya terkena air laut. Ia masih saja menangis seperti saat ia mandi sehari-hari. Tetapi ia enjoy bermain pasir atau hewan hewan yang ada di sekitar pantai. Video saat ia bermain di pantai ada di IG TV instagram saya ya @fenymariantika





Selain itu, saya juga mengamati saat ia berada di pelajanan. Ia sangat tenang meski di awal perjalanan ia nampak excited terlihat jelas sebab ia berceloteh sembari mengangkat tangannya ke udara. Hafaaza memang senang sekali jalan-jalan. 




Aktivitas selanjutnya setelah dari pantai adalah menemani Yanda memberi makan ikan cupang dan kucing. Ia dimintai tolong oleh Yanda untuk mengambil makanan kucing di rak. Dengan cepat ia mengambil dan memberi kucing makan bersama Yanda. Ia memang begitu menyukai hewan hewan yang ada di rumah. Termasuk sugar glider, meski kemarin ia menangis karena jarinya digigit oleh sugar glider tetapi ia tidak takut dan tetap mau berinteraksi. Alhamdulilah 

You did it great, My Hafaaza ❤️

#harike2

#tantangan15hari

#zona8bintang

#semuaanakadalahbintang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


 Wah, akhirnya saya mau juga mempublikasikan tugas komunitas di blog pribadi. Awalnya saya hanya membuat jurnal di dokumen online agar rapi, tapi zona terakhir ini sepertinya akan bermanfaat jika dipublikasikan lebih masif. 

Well, dari judul sudah menarik ya? Saya sepakat bahwa setiap anak adalah bintang. Bintang yang bersinar, menyinari dirinya dan di sekitarnya. Bukan begitu? 

Nah, menariknya tantangan kali ini, anak akan diobservasi saat melakukan beberapa kegiatan yang ada nilai nilainya. Atau lebih pada klasifikasi value saat anak melakukan aktivitas. Ada enjoy, easy, excellent dan earn. Wah, semakin seru saja ya! 

Di hari pertama saya tidak membuat aktivitas baru untuk Hafaaza. Saya mencoba mengobservasi aktivitas yang sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Tetapi sebelum bercerita lebih lanjut, saya ingin berbagi profil anak sulung saya ini ya. 


Namanya Ken Hafaaza Zeeshan yang berarti anak laki laki yang baik dan bermantabat yang mampu melindungi. Anak laki-laki yang begitu manis, pengertian, bahkan sejak dalam kandungan. Meski ia lahir sebelum waktunya atau prematur, ia sama sekali tidak membuat orang tuanya kesusahan. Ia dirawat di RS jauh lebih lama dari saya, tetapi karena ia mau belajar minum asi dengan pintar, sehingga ia bisa lebih cepat membaik. MasyaAllah sekali kan? 

Saya biasanya memanggil ia “Abang sholih atau Hafaaza sayang”, kadang adek, kadang juga nak. Tetapi apapun panggilan saya dan Yanda nya, ia sudah paham dan meresponnya. 

Membersamai anak tumbuh tentu menjadi amanah yang samgat penting bagi semua orang tua, termasuk saya dan suami. Sehingga kami terus belajar menjadi fasilitator yang baik untuk Hafaaza. Niat saya, saya bisa terus melatih kesabaran dan ketrampilan saya agar bisa membersamainya tumbuh dan berkembang dengan bahagia. 


Hafaaza sejak bayi memang sering saya ajak keluar rumah. Karena masa pandemi, tentu kami hanya berkeliling di sekitar rumah atau komplek. Sejak dulu, ia begitu senang melihat hewan hewan yang ada di sekitar rumah seperti kucing, burung, hingga semut sekalipun. Ia juga terlihat senang ketika kami ajak jalan jalan sekitar Kota Padang baik itu menggunakan motor atau mobil. 


Sejak usia 3 bulan, kami sudah mengenalkan ia dengam bussybook. Meski belum terlalu paham, ia tetap mau memainkannya. Kini, ia amat menyukai buku-bukunya. Tak jarang ia mengambil buku di rak dan dibawa untuk (seolah olah) ia baca. Ia membaca dengan caranya yakni read louder ala bayi. 


Hafaaza cukup jelas dalam berekspresi sebagai seorang anak. Ia melakukan aktivitas yang ia sukai dengan gembira, disertai suara seperti bersenandung atau berceloteh, atau bisa juga begitu khusyuk ketika ia sedang bermain dengan tanaman. Ia bisa sangat betah bermain dengan tanah, batu dan aneka kaktus yang ada. Dan sebagai Ibu, saya tentu was-was terhadap kegemarannya yang satu ini. Karena bukan karena kotor, tetapi saya khawatir ia memakannya atau memasukan batu ke dalam mulutnya. Bahaya. Itulah kenapa memang harus dibersamai oleh orangtua. 



Untuk anak usia 14 bulan, semua yang Hafaaza lakukan mendapatkan nilai “hebat” dari saya. Mulai dari ia yang terbiasa bangun subuh, makan dengan teratur dan tidak pemilih, tidur dengan teratur, mau bermain, mulai belajar merapihkan mainanya, mengambilkan Alquran setiap saya selesai sholat tanpa saya minta, dan ada banyak kehebatan lainnya. 

Ini dokumentasi worksheet Hafaaza hari ini. Tidak terlalu banyak kegiatan, karena saya sendiri hari ini agak kurang bisa memfasilitasi keaktifan Hafaaza karena ia mulai bisa tantrum sementara saya belum bisa mengontrol emosi saya dengan baik di saat bersamaan. Meski begitu, dia melakukan banyak aktivitas yang positif hari ini. 


Great boy, Hafaaza! 

#harike1

#tantangan15hari

#zona8bintang

#semuaanakadalahbintang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


 Setiap tanggal 25 Maret, saya pasti menyisihkan sekian waktu untuk duduk, menulis, mengingat kembali perjalanan hidup, berbicara dengan hati, dengan kejujuran. Mungkin ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi bagi saya, ada beberapa moment yang spesial untuk diri saya sendiri. Salah satunya hari ini, hari di mana saya 31 tahun yang lalu dilahirkan. 

Meski sebenarnya setiap hari, selalu ada waktu di mana isi kepala saya mulai penuh dengan banyak pertanyaan dan memori. Tentang kehidupan, yang tidak hanya ada saya di dalamnya, tetapi juga suami, anak, keluarga, sahabat, teman dan manusia manusia lainnya. 

Iya, 31 tahun bukan waktu yang singkat untuk seorang manusia tumbuh dan berkembang. Saya sangat bersyukur karena Allah sudah memberikan nikmat hidup lengkap dengan aneka nikmat lainnya. 

Terutama untuk seseorang yang spesial seperti saya. Seseorang yang unik, yang tidak semua orang bisa memahami saya. Tetapi Alhamdulilah ada beberapa orang yang Allah hadirkan untuk bisa memahami saya. Salah satunya adalah seorang sahabat, seorang Kakak perempuan bagi saya, seseorang yang bahkan mengetahui banyak hal tentang saya, lebih dari orang terdekat saya lainnya. Seseorang yang memiliki kesempatan membenci saya, menjauh dari saya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia merangkul dan menyayangi saya seperti saudara perempuannya sendiri. Iya, ia adalah Teh Yanin. 

Perempuan yang diberkati Allah dengan kebaikan dan energi positif. Perempuan yang disayangi banyak orang karena ketulusan hatinya. Perempuan yang tidak pernah berhenti belajar dan selalu baik dengan siapapun. Perempuan yang bahkan dalam marahnya tetap menyayangi saya. Seseorang yang saya tidak akan pernah lupakan dalam hidup saya. Seseorang yang setelah Mamak dan Uni, menjadi begitu penting untuk saya. 

Allah, terimakasih sudah menghadirkan Teh Yanin dalam kehidupan saya..

Sepanjang waktu saya belajar banyak dengan Teh Yanin dalam banyak hal. Teh Yanin memberikan banyak insights untuk saya belajar menjadi lebih baik di usia yang ada. Sejak bertemu tahun 2014 di Jayapura hingga sekarang. Terlebih lagi saya pernah tinggal di rumah Teh Yanin di Bogor tahun 2019, menikmati menjadi adiknya yang begitu ia manja. Ia merawat saya ketika saya sakit, bermain bersama Fardzan (anak sulung Teteh), belajar masak, belajar banyak hal. Terimakasih banyak Teh, insyaAllah kebaikanmu Allah balas berlipat ganda.

Alhamdulilah..

Allah maha baik..


Hari-hari saya kini dapat saya lalui dengan lebih membahagiakan, lebih ringan. Tentu karena Allah memberikan saya rahmatNya, memberikan saya orang orang baik yang selalu membersamai saya. Terlebih lagi, saya memiliki keluarga kecil yang menjadi hidup saya kini. Dua orang laki laki yang luar biasa menggemaskan, yang kadang membuat saya menangis, kadang membuat saya begitu bahagia. 

Mereka, orang orang dengan hati yang baik dan tulus, mengalirkan energinya hingga saya turut mengambil kebaikan darinya. 

Semakin bertambahnya usia, kehidupan yang tenang, damai dan penuh kasih menjadi kehidupan impian. Membersamai anak tumbuh, menemani teman hidup belajar bersama, membersamai lawan bicara mewarnai hari, berinteraksi dengan manusia lain seadanya agar tidak ada drama. Seperti itulah hidup yang ada, semoga rasa syukur tidak lupa datang tepat waktu. Sebab jika terlambat namanya penyesalan, bukan? 

Kini, mari kita menikmati hari bersama orang orang yang kita kasihi dan sebaliknya. Jangan lupa untuk saling mendoakan, tidak hanya saat ulang tahun saja, tetapi doakan di setiap waktu kita. 

Terimakasih untuk kalian yang sudah membersamai saya, terimakasih untuk semua doa dan pembelajarannya. 


Mohon maaf lahir dan batin.

Selamat ulang tahun, Feny Mariantika! Barakallah fii umrik.


 Ada banyak memori yang kerap datang pada saat luang. Seperti kenangan saat duduk di sebuah bus sambil menikmati hujan. Pada suatu sore di tepi pantai Nembrala, menikmati matahari tenggelam dengan hati bersuka cita. 

Hidup pernah begitu abu-abu. Jarak antara bahagia dan nelangsa seperti jarak hidung dan mulut. Terasa dekat namun tak begitu jauh. 

Kala hujan berpulang, kenangan seolah menguap ke permukaan. Menepis kabut tebal dan tak lagi memalingkan wajah. Tertayang, seorang perempuan yang menatap jauh ke angkasa. Berusaha menerka hati tapi tak kuasa. 

Ia merindu pada waktu waktu yang telah berlalu. Ia rindu pada sebuah perjalanan waktu yang penuh dengan kejutan dari semesta. Ia rindu pada teman teman yang mampu ia sapa. Ia tengah memeluk dirinya yang kuyup akan air mata. Ia merindu. 

Ingatan berbalik waktu. Ia kembali pada masa masa di mana ia begitu merindu. Melukiskan kerinduan melalui doa doa di tengah malam. Menyampaikan kerinduan melalui tangis yang tidak disuarakan. 

Ia merindu hingga pilu.


Manda menulis ini tentu saat manda sedang melankolis. Iya, akhir akhir ini kadar melankolis manda meningkat. Menjalani hari hari di masa pandemi terasa semakin berpengaruh terhadap kesehatan manda. Apalagi sebelum pandemi, manda memang sudah merumahkan diri manda sejak menikah, lalu hamil dan melahirkan. Kebayang kan, Nak? 

Selain itu, manda memang semakin sering mengingat kematian. Mungkin pengaruh dari kabar duka yang sering manda terima, entah itu meninggalnya teman manda karena covid atau berpulangnya orang orang yang manda tidak kenal secara pribadi tapi kabarnya ada di dunia maya. 

Manda kerap merenung, bagaimana jika waktu untuk manda pulang segera datang? Sementara Hafaaza masih kecil, sangat kecil. Ada banyak kekhawatiran manda bagaimana hidup Hafaaza tanpa manda. Siapa yang akan membersamai Hafaaza dengan penuh kasih dan sayang seperti manda? Atau mungkin malah sebaliknya, Hafaaza akan tumbuh jauh lebih baik tanpa manda? Mengingat manda terkadang burn out yang kemudian mempengaruhi mood dan perilaku manda pada saat itu. Manda sedih.


Hafaaza, sejak manda mulai dewasa, manda bercita cita ingin menjadi seorang Ibu. Dan dengan hadirnya Hafaaza, cita cita manda tercapai,Nak. Terimakasih ya sayang. 


Suatu saat, ketika waktu itu datang, Hafaaza boleh sedih, boleh berjeda, tapi janji kalau Hafaaza  akan pulih dari kesedihan. 

Manda bukan orang baik,Nak. Manda banyak sekali membuat kesalahan. Tetapi manda sudah mengajukan pertaubatan ke Allah, meski manda tidak tahu apakah diterima atau tidak, tetapi manda ikhlas. Kelak Hafaaza mendengar cerita tentang manda, semoga yang Hafaaza dengar adalah hal hal yang baik. Kalaupun tidak ada yang baik, manda berharap Hafaaza berkenan memaafkan manda dan tidak menyesal dilahirkan oleh Ibu seperti manda. 

Sayang, manda begitu menyayangi Hafaaza sejak manda mengetahui Hafaaza ada di dalam rahim manda. Manda yang saat itu tengah berjuang agar bisa sehat secara mental, berupaya dengan sungguh sungguh untuk bisa sehat, sehingga Hafaaza di dalam sana juga sehat. Sayangnya, selama hamil manda masih sering nangis sendiri. Bukan karena kehidupan yang menyedihkan, ini pure karena manda masih memiliki PR terhadap diri manda. 

Karena itu Nak, manda berusaha sekali membuat hari hari kita menyenangkan dan penuh kedamaian. Sebab manda tidak ingin Hafaaza memiliki memori yang buruk di masa kecil Hafaaza. Manda ingin Hafaaza tumbuh dengan kegembiraan. Tetapi Nak, manda minta maaf jika kadang usaha manda tidak berhasil. Maafkan manda ya sayang ya..


Hafaaza, setiap manda berdoa, manda selalu memohon kepada Allah agar Allah berkenan membersamai Hafaaza setiap saat. Agar Hafaaza menjadi seseorang yang Allah berkahi, Allah jadikan Hafaaza seseorang yang sholih, yang bermanfaat dalam kebaikan. Meski Hafaaza lahir dari perempuan yang penuh dosa, tetapi manda tidak malu untuk memohon kebaikan untuk Hafaaza. 


Nak, jika nanti Hafaaza sudah besar, Hafaaza mulai sekolah, berinteraksi dengan orang lain, bekerja dan sebagainya, ingat satu hal ya Nak, kita selalu punya pilihan untuk berlaku di jalanNya. Manda dan Yanda memiliki pekerjaan tanpa harus membayar agar memiliki pekerjaan. Maka Hafaaza juga harus seperti itu. Selalu ada jalan yang baik jika kita mau mencarinya. Selalu ingat Nak, hidup di dunia hanya sementara, kita tidak perlu melakukan hal hal yang tidak baik hanya untuk kehidupan ini. 

Mungkin bagi orang lain ini terdengar naif? Tapi memang harus seperti itu. Manda lahir dari keluarga yang biasa biasa saja. Begitupun Yanda. Ada nilai nilai yang juga lahir dari keluarga yang sederhana. Manda dan Yanda tentu tidak sempurna, kami banyak melakukan kesalahan. Tetapi kami juga berusaha menebus kesalahan kesalahan kami terdahulu. 

Manda berharap Hafaaza kuat menjalani hari dengan nilai nilai kebaikan. Hidup menjadi seorang laki laki yang mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Laki laki yang bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang memang menjadi tanggungjawab mu. Tidak pernah lelah belajar menjadi baik, sebab manda mengerti bahwa Hafaaza juga seorang manusia. 

Sayang, dekatkan diri mu dengan orang orang baik ya Nak. Orang orang yang membuatmu selalu ingat Allah, selalu ingat kebaikan. 

Hidup tidak akan mudah ya sayang, tetapi InsyaAllah Hafaaza selalu diberi kekuatan untuk menjalani, menemukan jalan keluar dari setiap masalah, bangkit setiap terjatuh. Hafaaza harus ingat bahwa Hafaaza dikelilingi orang orang baik. Manda akan selalu berdoa untuk Hafaaza. 

Nak, terimakasih untuk semua pelajaran dan kebahagiaan selama ini. Hafaaza adalah hidupnya manda. Hafaaza membuat hari hari manda begitu membahagiakan. 

Semoga kita dapat berkumpul lagi di surga Allah. Jaga diri baik baik ya sayang, jangan lupa doakan manda. Jaga Yanda dan keluarga kita. 


Luangkan waktu untuk bersyukur, jangan lupa sholat, jangan pernah tinggalin sholat ya Nak. Manda menyayangi Hafaaza sepenuhnya. Manda love you endless 


 Kemana berpulangnya setiap air mata? Adakah pelukan yang lebih pilu dari pelukan atas diri sendiri? Bagaimana dengan resah mu? Adakah ia terjawab dalam tiap tanya yang menyesaki dada mu? Kemana mereka berpulang? Sedang engkau sendiri tanpa teman tanpa tujuan? 


Apalah hidup hanya tentang asa? Bagaimana jika mati saja? Lelah menderu di setiap waktu. Angan terbang bersama sangkaan. Hidup tapi mati, hati dan logika tidak lagi berdalih pasti.


Kemana semua ini akan pulang? Ruang di hati sudah terlukai. Ingin mempersilahkan namun tak ingin terus menyakiti. Lelah, lelah, lelah. Bersama namun tak seirama. Seperti nada nada yang dipaksa meski jelas akan sumbang dan tidak enak didengar. 

Lalu kemana aku harus pulang? Di sana pilu di sini sendu. Aku hilang. 

 


Ih kok sempet sih? Anaknya pasti ga diurus deh makanya sempet bikin ini bikin itu. Bla bla bla

Bentar deh, gimana daripada nyinyir, mending tak sual churros aja mau ndak? 

Kebetulan pagi ini berniat bikin churros mengingat masih ada stok bahan bahannya. Tanpa banyak bengong, langsung deh dieksekusi. 

Bahannya beneran simple banget! 

12 sdm tepung terigu protein sedang

30 gram mentega

250 ml air matang

2 sdm gula 

1/2 sdt garam

1 butir telur


See? Pasti punya kan bahan bahan di atas. Terus udah cukup itu aja? Emm, bisa kamu tambahin untuk saus churros dengan saus cokelat atau dilumuri gula pasir yang halus dicampur dengan bubuk kayu manis. Untuk saus disesuaikan dengan selera aja. 

Kalau sudah siap bahan-bahannya, mari kita buat. Pertama, air dan mentega dididihkan dulu. Boleh diaduk boleh enggak, tuang gula dan garam, kalau sudah mendidih pastinya si mentega udah nyatu nih sama air, kedua tambahkan terigu secara bertahap. Aduk sampai semua menjadi satu adonan. Setelah yakin semua tercampur, angkat deh! 

Sisa telur yang belum dicampur, tunggu adonan jadi hangat dulu ya baru dicampur, supaya telurnya enggak jadi scrambled egg. Nah, sambil nunggu adonan agak dingin, siapin alat serut kue supaya churros nya berbentuk gerigi gitu. Kalau enggak punya, bisa pakai garpu tapi agak lebih ribet. Selain alat serut, siapin juga piping bag ya. 

Ketiga, jika adonan sudah tidak panas, campurin deh si telur. Aduk sampai rata dan adonan lebih creamy. 

Setelah itu dimasukin ke piping bag, serut sesuai ukuran yang kalian mau. Lalu digoreng dengan api yang sedang. 

Jadi deh, insyaAllah ini cemilan yang mudah tapi tetep enak. Selamaat mencoba! 


Stay at home, healthy and happy ❤️

Dulu, dulu sekali, tentu saja saat masih single, Saya pernah membatin dan berpikir bahwa perempuan-perempuan di sekitar saya ini kok ya berlebihan sekali. Gimana, gimana? 

Iya, dulu saya menganggap reaksi mereka ketika suaminya lembur, suaminya belum chat, suaminya belum ini dan itu, para istri ini kebanyakan akan marah, akan merajuk. Dulu, daya pikir mereka berlebihan. Tapi itu dulu, karena kini saya sudah menjadi seperti mereka! Maksudnya? Iya, jadi istri yang DDM (dikit dikit merajuk) 

Kenapa bisa begitu? 

Bucin? Oh tentu tidak, saya menolak dilabeli bucin. Entah kenapa saya tidak nyaman dengan istilah tersebut. Kesannya negatif. Lah terus? 

Iya, buat saya istri tetaplah istri. Sepandai pandainya cuek, akan ada waktu di mana semua yang ia skip skip, simpan simpan akan meledak duaaaaar. Lalu sang suami bingung dan bertanya “ sayang, salah ku apa?” Duaaaaaar, bom selanjutnya meledak. “Salah mu ketika kamu tidak tahu dan sadar apa salah mu” teriaknya dalam hati.

Emang ya, rumah tangga itu super lucu, penuh suka dan duka. Tapi semoga lebih banyak suka-nya ya! Kalau kebanyakan duka, ganti aja jadi rumah duka namanya. 

Jadi, sehari hari berperan sebagai istri sekaligus seorang ibu tentu ada banyak tantangan dan tuntutannya lho. Dan harus kita akui bahwa tidak semua hal tersebut dilalui dengan suka cita. Apalagi jika, jika bertepatan dengan WMMH. Apa itu? Waktu Mood Mamak Hancur. Kapan itu? Hanya Tuhan yang tahu. Jadi si suami dan anak bisa apa? Enggak ada, siapin diri aja semanis mungkin agar ketika tiba waktunya enggak ikutan hancur juga moodnya. Duh duh duh 

Emang segitunya ya? Sebagian besar begitu. Kalau enggak berarti ya belum aja. 

Jadi kita harus gimana? Enggak gimana gimana, setiap rumah tangga ada ceritanya. Setiap pasangan punya seni dalam menyelesaikan uneg-unegnya. Ada yang hobinya marah marah kalau nahan uneg kelamaan. Ada yang semakin marah ketika udah sampaikan uneg tapi malah dicuekin. Lebih marah lagi ketika sang suami tidak merasa bersalah dan bersikap seolah olah tidak memperjuangkan senyumnya istri. Ampuuuuun, sungguh perempuan itu sebegitu spesialnya yah. Pakai telur mah enggak cukup, kudu ditambah keju, cokelat, dan tiket travelling. Lol

Jadi, untuk para suami, mengertilah! Para istri tetaplah istri, perempuan nan lembut hatinya dan (kasar) ucapannya, perbanyak perhatian, doa dan kasih sayang. Niscaya lebih banyak senyum yang terbit dari wajahnya. Kalau belum juga, coba sesekali diajak dinner berdua, jangan lupa bawain bunga, bunga apapun selain bunga bank, rigba soalnya! 


Stay at home, healthy and happy ya! 

 


Sudah terdengar seperti judul sinetron belum? Hehe 

Pagi ini menjadi pagi yang super produtif karena bangun tidur ku terus bikin kue! Sebenarnya sudah sedari lama nyari resep yang mudah dipraktekan, akhirnya setelah menjelajah jendela dunia maya, dapat juga banyak resep yang akhirnya saya modifikasi. 

Buat kamu kamu yang suka nyemil, suka laper mata saat exploring instagram, suka ikutan ngiler saat liat acara makan makan, maka mari bersama sama belajar memasak. 

Ternyata, masak itu mudah. Semudah membalikan telor dadar supaya tetep utuh dan enggak tabur. Haha

Jadi, setelah beli keju, susu cair, memaksimalkan alat baking kakak sendiri, jadilah hari ini keluarga saya nyemil cheese cake ala saya. 

Bahan-bahannya itu dikit lho


Bahan 1

Susu cair 100ml

Keju parut 3/4 (sediaan 170 gram)

Mentega 1/4 (sediaan 200 gram) 

Tepung terigu protein sedang 8 sdm

Kuning telur 5 butir

Vanila essence 1/2 sdt


Bahan 2

Putih telur 5 butir

Gula pasir 10 sdm

Perasan jeruk nipis/lemon 1 sdm


Sedikit banget kan? Yep! Makanya saya pingin banget bikin ini. Udah gitu caranya juga mudah banget. 

Pertama, kita campur susu dan keju untuk membantu keju menjadi cair. Banyak yang langsung panasin di api kecil. Ada juga yang ditaruh direbusan air, baru dilelehin di atasnya. Kalau udah meleleh menjadi satu, masukin deh si margarinnya. 

Kedua, setelah meleleh, pastiin udah enggak panas ya sebelum masukin kuning telur biar ga jadi orek telur. Setelah itu campurin deh satu per satu sambil diaduk rata. 

Ketiga, campurin si tepung yang sudah diayak sambil diaduk rata. Jangan lupa si vanila dicampurin juga biar wangi. 

Nah, bahan 1 beres nih. Lanjut bahan 2

Keempat, siapin mixer ya. Putih telur dimixer dengan kekuatan yang cukup tinggi. Kalau powernya sampai 5, mixer aja dengan power 3-4. Kalau sudah mengembang yang ditandai banyak buih seperti di lautan. 

Kelima, tambahin si air lemon/jeruk nipis. Kemudian gula pasirnya perlahan lahan ya. Mixer terus sampai adonan agak kaku tapi jangan sampai sekaku kanebo ya. 

Terakhir, campur bahan 2 ke bahan 1 perlahan lahan. Aduk rata tapi pelan pelan aja ga perlu heboh. Kalau udah rata, tuang ke loyang. Bake deh sampai matang! 

Buat mempercantik, bisa siapin gula alus dan strawberry atau buah yang kamu suka. Jadi deh! Selamaaat nyemil yaa! 


Stay at home and happy ❤️

Orang bilang hal tersulit di dalam hidup adalah memaafkan. Bisa jadi tidak semua sepakat tentang itu. Tetapi kali ini saya bagian dari yang setuju akan statment tersebut. 

Saat masih kecil, bisa jadi saya belum begitu mengerti bagaimana cara memaafkan orang lain. Beranjak remaja hingga dewasa, saya mulai mengerti, meski ternyata saya tidak benar benar bisa melakukannya. 

Benar. Ini adalah sebuah pengakuan, di lubuk hati saya yang paling dalam, ada banyak daftar nama beserta perbuatan mereka terhadap saya, yang hingga tulisan ini ada, saya belum bisa melupakan apalagi memaafkan mereka. 

Benar. Saya tentu lelah dan menyadari bahwa saya harus mempertimbangkan kesehatan diri saya, karena dengan menyimpan rasa marah,benci, dendam, tidak baik untuk kesehatan saya. Tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya bisa melepaskan itu semua. 

Pernah saya mencoba dan mengatakan bahwa saya sudah memaafkan si a si b dan si c, tetapi ketika saya mengkonfirmasi ke diri saya sendiri, rupanya belum juga saya mampu melakukan hal itu. Memaafkan. 

Kadang, dalam sepi, dalam hening, saya bisa merasakan rasa sakit yang mereka buat. Hingga kadang air mata mengalir begitu saja. Saya biarkan, berharap dengan begitu suatu saat saya akan berhasil memaafkan mereka dan perbuatan mereka. 

Ada banyak yang bilang “Tuhan saja maha pemaaf, mengapa kamu tidak?”. Sah-sah saja mereka mau berkata apa, sebab hal itu juga tidak kunjung membuat saya bisa memaafkan orang lain yang sudah bersikap tidak baik dengan saya. 

Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang mengkhianati saya? Yang bersikap baik di depan saya namun di belakang saya menyakiti saya? Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang telah memperdaya saya? Membuat saya seperti manusia yang dungu? Bagaimana saya bisa memaafkan orang orang yang membenci saya, tanpa mereka mengenal saya seperti apa? 

Tetapi meskipun begitu, suatu hari saya berharap bahwa saya bisa memaafkan mereka. Saya ingin hati saya lega, tidak lagi disesaki oleh perasaan yang seperti itu. Saya ingin hati saya tidak lagi sakit, saya ingin membebaskan hati saya kembali. Begitu lelah mencoba memaafkan mereka, begitu lelah. Terlebih lagi, tidak ada kata maaf yang mereka ujarkan. Mereka mencuci tangan setelah membuat hati saya terkoyak. Mereka balik kanan tanpa sepatah kata. Tanpa tahu bahwa saya tersakiti oleh mereka. 

Manusia, iya manusia. 
Kadang kita tidak sadar telah menyakiti hati sesama.
Tak paham bahwa ada yang berjuang memaafkan kita. 
Sebab tak mudah untuk hati benar benar rela disakiti.

Tulisan ini dibuat bukan karena stress melewati masa pandemi ini ya. Tetapi memang, kematian sudah biasa menjadi isu yang datang dan pergi di kepala ini. 


Menjadi seseorang yang kerap kehilangan harapan, kehilangan rasa percaya diri, tentu rasanya ingin mati saja. Sejak kapan ini saya rasakan? Sejak beberapa tahun terakhir. Ketika lelah dengan pekerjaan dan impian impian hidup, yang kadang membuat saya terlalu keras pada diri sendiri. 


Dan isu kematian kembali hadir di hari hari saya, akhir akhir ini. Saya kerap menangis memikirkan anak saya jika saya mati. Saya tak sanggup membayangkan hari-harinya tanpa saya. 


Dengan begitu, saya berusaha untuk tetap hidup. Meski dengan hati yang sakit, meski dengan jiwa yang layu. 


Jika ada yang bertanya ada apa dengan diri saya? Maka kalian boleh membuat jawabannya sendiri. Kalian boleh berasumsi bahwa saya jauh dari Tuhan, saya kurang bersyukur, dan lainnya. Tentu saya izinkan kalian berasumsi apapun. 


Yang pasti, saya hidup dengan perasaan kecewa, saya hidup dengan hati yang dipenuhi dengan harapan kosong, rasa sakit yang berasal dari innerchild, rasa tidak berdaya dari masa masa terendah hidup saya, rasa sakit dicampakan, rasa sakit dikhianati dan lainnya. 


Ada banyak manusia yang hidup dengan perasaan seperti itu. Tentu bukan saya sendiri. Tetapi bisa jadi, orang lain bisa berdamai, bisa menerima. Namun mungkin berbeda dengan saya. 


Saya masih hidup dengan “merawat” semuanya meski kini kehidupan saya sudah berbeda. Tetapi diri saya tidak jauh berbeda, saya terus merasakan simpanan emosi datang silih berganti sesuai dengan apa yang terjadi di hari hari saya dengan tokoh yang kini ada. 


Satu yang saya syukuri saat ini, kehadiran buah hati tentu menjadi kekuatan tersendiri. Ia membuat hidup saya lebih terasa berarti. Membuat saya tidak ingin mati dulu, membuat saya ingin berusaha, termasuk berusaha bahagia, sebab saya ingin membersamainya dengan bahagia. 


Merasa dicintai membuat saya bisa menjalani hidup dengan baik. Beranggapan bahwa ia membutuhkan saya membuat saya bersemangat. Hingga akhirnya saya menyadari satu hal, salah satu obat yang saya temukan di kehidupan kini adalah rasa dicintai. Saya tentu berharap rasa cinta seorang anak akan terus bisa saya rasakan hingga akhirnya saya benar benar mati. 


Kadang saya merasa harapan saya ini salah. Sebab suatu hari akan datang masa di mana anak saya akan memiliki dunia sendiri. Saya khawatir akan membebaninya. Maka saya berusaha agar tidak membebaninya begitu banyak, saya hanya ingin ia bahagia dengan hidupnya, lalu saya akan mati dengan bahagia pula. 


Merasa dicintai memang perasaan yang positif dan menguatkan. Sebaliknya, merasa tidak dicintai, diabaikan, memang perasaan yang merusak diri. Semoga siapapun kamu yang membaca, berusaha untuk mencintai orang orang terpenting di dalam hidup kamu dengan tulus, dengan sepenuh hati. Sebab kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi hatinya yang sebenar benarnya. 

Langganan: Postingan ( Atom )

Ruang Diskusi

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Lates Posts

  • Bubur Manado Rasa Jayapura
    Jika berkunjung ke Papua dan mencari kuliner khas Papua, pasti semua orang akan mencari menu yang bernama Papeda . Iya, salah satu menu ut...
  • ( Karna ) Hujan
    ( Karna ) Hujan adalah cara alam memperlihatkan bahwa setiap ruang adalah kawan yang saling berkaitan , proses yang selalu k...
  • Ke-(Mati)-an
    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny...
Seluruh isi blog ini adalah hak cipta dari Feny Mariantika. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
  • ▼  2021 ( 20 )
    • ▼  Juli ( 1 )
      • Selamat Jalan, Sahabat
    • ►  April ( 10 )
      • Jurnal Hari Kesepuluh
      • Jurnal Hari Kesembilan
      • Jurnal Hari Kedelapan
      • Jurnal Hari Ketujuh
      • Jurnal Hari Keenam
      • Jurnal Hari Kelima
      • Jurnal Hari Keempat
      • Jurnal Hari Ketiga
      • Jurnal Hari Kedua
      • Semua Anak Adalah Bintang (Jurnal Hari Pertama)
    • ►  Maret ( 1 )
      • Hari Merenung Tahunan
    • ►  Februari ( 2 )
      • Rindu
      • Untuk Anakku
    • ►  Januari ( 6 )
      • Pulang
      • Churros ala Manda
      • Karena Istri Tetaplah Istri
      • My First Cheese Cake
      • Hal Tersulit
      • Tentang Kematian
  • ►  2020 ( 2 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2019 ( 2 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  April ( 1 )
  • ►  2018 ( 24 )
    • ►  November ( 1 )
    • ►  Oktober ( 1 )
    • ►  September ( 3 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Juni ( 2 )
    • ►  Mei ( 4 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 7 )
    • ►  Februari ( 2 )
  • ►  2017 ( 20 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 9 )
    • ►  Agustus ( 1 )
    • ►  Mei ( 3 )
    • ►  April ( 1 )
    • ►  Februari ( 2 )
    • ►  Januari ( 2 )
  • ►  2016 ( 41 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  September ( 10 )
    • ►  Juli ( 1 )
    • ►  Juni ( 8 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 6 )
    • ►  Februari ( 4 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2015 ( 8 )
    • ►  November ( 2 )
    • ►  Oktober ( 3 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Juni ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2014 ( 21 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 4 )
    • ►  Juli ( 5 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 3 )
    • ►  Maret ( 2 )
    • ►  Januari ( 4 )
  • ►  2013 ( 58 )
    • ►  Desember ( 3 )
    • ►  Oktober ( 6 )
    • ►  Agustus ( 10 )
    • ►  Juli ( 8 )
    • ►  Juni ( 3 )
    • ►  Mei ( 5 )
    • ►  April ( 5 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 10 )
    • ►  Januari ( 5 )
  • ►  2012 ( 14 )
    • ►  Desember ( 1 )
    • ►  September ( 4 )
    • ►  Juli ( 3 )
    • ►  Mei ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
  • ►  2011 ( 15 )
    • ►  September ( 1 )
    • ►  Agustus ( 2 )
    • ►  Juni ( 4 )
    • ►  Mei ( 1 )
    • ►  April ( 2 )
    • ►  Maret ( 3 )
    • ►  Februari ( 1 )
    • ►  Januari ( 1 )
  • ►  2010 ( 1 )
    • ►  November ( 1 )

Hi There, Here I am

Hi There, Here I am

bout Author

Feny Mariantika Firdaus adalah seorang gadis kelahiran Sang Bumi Ruwai Jurai, Lampung pada 25 Maret 1990.

Fe, biasa ia di sapa, sudah gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi dan cerita perjalanan.

Perempuan yang sangat menyukai travelling, mendaki, berdikusi, mengajar, menulis, membaca dan bergabung dengan aneka komunitas; relawan Indonesia Mengajar - Indonesia Menyala sejak tahun 2011 dan Kelas Inspirasi pun tidak ketinggalan sejak tahun 2014.

Bergabung sebagai Bidan Pencerah Nusantara sebuah program dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs membuat ia semakin memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobinya dan mengunjungi masyarakat di desa-desa pelosok negeri.

Saat ini ia berada di Barat Indonesia, tepatnya di Padang setelah menikah pada tahun 2019.Pengalaman mengelilingi Indonesia membuatnya selalu rindu perjalanan, usai menghabiskan 1 tahun di kaki gunung bromo, 3,5 tahun di Papua,1 tahun di Aceh, 6 bulan di tanah borneo, kini ia meluaskan perjalanannya di Minangkabau. Setelah ini akan ke mana lagi? Yuk ikutin terus cerita perjalanannya.

Followers

Copyright 2014 TULIS TANGAN .
Blogger Templates Designed by OddThemes